Awas Beredar Gula dengan Pemutih Buatan, Dijual dengan Harga Murah, Kenali Ciri-Ciri Ini
Meski Dijual dengan Harga Murah, Jangan Pernah Membeli Gula Pasir yang Tidak Memiliki Ciri-ciri Ini
SURYAMALANG.COM - Awas gula pasir dengan pemutih buatan, dijual dengan harga murah, kenali ciri ciri gula pasir berkualitas baik
Gula pasir, sebagai bahan tambahan pemanis memiliki peran yang cukup penting.
Khusus jenis gula pasir adalah yang paling banyak dikonsumsi.
Di pasaran, sering dihadapkan pada dua jenis pilihan gula pasirnkuning dan putih.
Harga keduanya juga tidak terpaut jauh, jadi kadang membuat bingung kala memilih.
• Daftar Zona Merah Jawa Timur Hari Ini Senin 8 Februari 2021: Kabupaten Madiun & Kabupaten Trenggalek
Biasanya pilihan jatuh pada gula putih karena terlihat lebih bersih.
Padahal banyak orang bilang gula pasir kuning lebih manis.
Apakah begitu faktanya?
Sebelum membeli gula, ada baiknya mengenali ciri gula yang berkualitas agar tidak terjebak dan mendapatkan gula tipuan.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut 3 ciri gula pasir berkualitas baik yang bisa jadi panduan saat membeli gula pasir.

1. Pilih gula pasir yang berwarna kuning / tidak putih.
Pada umumnya gula yang mempunyai ciri-ciri ini tidak terkandung bahan pewarna dan rasanya lebih manis alami
2.Tekstur kasar
Gula pasir yang halus dan berwarna putih bersih pada umumnya adalah gula rafinasi yang diperuntukan untuk membuat produk-produk olahan, tidak dianjurkan untuk konsumsi harian.
3.Tidak berair/basah
Jika membeli gula pasir curah, jangan salah membeli yang berair/basah karena telah tidak bagus dan mengalami penurunan kualitas.
• Kisah Wanita PNS Nakal Tulungagung, 7 Bulan Tidak Ngantor, Kasusnya Selingkuh Hingga Penipuan CPNS
Awas gula dengan pemutih buatan
Beberapa jenis gula, lebih-lebih gula rafinasi, dapat menyebabkan kenaikan gula darah dalam waktu yang cepat.
Dan ini bisa meningkatkan risiko diabetes dan masalah penyakit kronis lainnya.
Sebenarnya, apa itu gula rafinasi?
Gula rafinasi merupakan gula yang punya warna lebih putih dengan tingkat kemurnian yang lebih tinggi.
Harap diketahui, sejumlah besar makanan yang kita makan sebenarnya mengandung gula yang punya tingkat kemurnian tinggi ini.
Gula jenis ini disinyalir bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti meningkatkan kadar kolesterol.
Apa yang membedakannya dengan gula putih?
Gula mentah sebagai hasil olahan pertama adalah sukrosa yang disintesis dari tebu dan belum dapat dikonsumsi secara langsung.
Setelah diolah lagi, gula mentah akan menjadi gula rafinasi.
Pada pemrosesan untuk menjadi gula ini, kandungan molases atau cairan kental yang mengandung gula telah dihilangkan.
Pembuatan gula rafinasi dimulai dari kristal gula mentah yang direndam, untuk dilembutkan di dalam sirop terkonsentrasi.
• Ivan Gunawan Bocorkan Kondisi Ayu Ting Ting Pasca Batal Menikah, Sebut 2 Cara Untuk Hibur Sahabat
Hal ini dilakukan untuk menghilangkan lapisan cokelat pada kristal tanpa membuatnya larut.
Kristal yang telah bersih, dicampurkan ke dalam cairan yang kemudian disaring dari kotoran-kotoran yang tertinggal.
Cairan larutan gula ini kemudian direbus dan didinginkan hingga terbentuk kristal gula putih.
BACA JUGA
Tim Dosen Unair Kenalkan Gula Kelapa Semut Atau Gula Aren ke Ranah Internasional
Gula Kelapa Semut (GKS) atau yang lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai gula aren atau brown sugar, kini mulai dilirik oleh pasar internasional sebagai alternatif pemanis yang dianggap lebih sehat.
Produsen Gula Kelapa Semut (GKS) di Banyuwangi salah satunya terdapat di Desa Pakistaji, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi.
Pelaku UMKM Gula Kelapa Semut (GKS) di Desa Pakistaji Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi sudah menyadari peluang ekspor komoditas yang mereka produksi sejak beberapa tahun yang lalu.
Sayangnya, peluang ekspor ini masih belum digali lebih dalam.
Padahal permintaan pasar Internasional terhadap Gula Kelapa Semut (GKS) semakin tinggi setiap tahunnya.
Untuk itu tim dosen yang terdiri dari Yossy Imam Candika, Damar Kristanto, Ria Triwastuti, dan Rizky Amalia Sinulingga, mewakili Fakultas Vokasi Universitas Airlangga, melakukan pembinaan persiapan ekspor terhadap pengusaha UMKM Gula Kelapa Semut UD Latansa.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Yossy mengungkapkan inisiatif untuk membantu UMKM GKS di Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu bentuk penerapan Tridharma Perguran Tinggi yaitu Pengabdian Masyarakat.
Apalagi setelah ditelusuri kesulitan ekspor ini terjadi karena para pelaku UMKM belum sepenuhnya memahami alur proses untuk memulai ekspor.
"Padahal pengolahan gula semut yang tanpa bahan kimia menjadi komoditas yang sangat diminati khususnya di Hongkong, Kanada, Timur Tengah dan Jerman," paparnya pada SURYAMALANG.COM, Sabtu (14/11/2020).
Karena masih pandemi, tim dosen melakukan pembinaan pada pelaku UMKM secara daring.
Pembinaan yang dilakukan meliputi pembuatan katalog produk, dokumen legalitas usaha, dan dokumen ekspor.
"Tim Dosen Fakultas Vokasi Universitas Airlangga juga telah berkomunikasi via email kepada 18 Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) yang tersebar di berbagai negara untuk memasarkan komoditas tersebut," lanjutnya.
Dari 18 ITPC yang dihubungi terdapat 4 ITPC yang berminat yaitu dari Vancouver (kanada), Lagos (Negeria), Jeddah (Arab Saudi), dan Hamburg (Jerman).
Selain mencari pasar impor, Tim juga melakukan komunikasi kepada pihak-pihak terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan daerah Jawa Timur untuk menggali informasi yang lebih dalam mengenai peluang usaha dan tujuan negara ekspor yang memiliki potensi untuk dimasuki.
"Pembinaan ini merupakan langkah awal dari proses panjang GKS Banyuwangi untuk memasuki pasar Internasional."
"Kami berharap dengan masuknya GKS ke pasar internasional diharapkan membawa efek domino positif baik terhadap pelaku usaha, seperti meningkatnya taraf hidup pelaku usaha, meningkatnya harga jual, maupun terhadap negara, seperti meningkatnya PDB yang berujung pada penguatan ekonomi Indonesia," pungkasnya.
Sementara itu, Yudi Irawan, pengusaha UMKM Gula Kelapa Semut UD Latansa mengungkapkan bantuan daei tim dosen Unair membuka peluang usahanya untuk lebih berkembang.
"Apalagi pandemi saat ini kami juga kesulitan memasarkan produk. Jadi dengan adanya pengembangan pemasaran tentunya menjdi anginsegar bagi kami,"kesannya.(*)
Sebagian artikel ini telah tayang di tribunjualbeli.com dengan judul Meski Dijual dengan Harga Murah, Jangan Pernah Membeli Gula Pasir yang Tidak Memiliki Ciri-ciri Ini