Masih Ingat Arya Permana? Bocah Obesitas yang Viral, Dulu 192 Kg Kini 83 Kg, Potretnya Bikin Salfok

Masih ingatkah kalian dengan Arya Permana, bocah obesitas yang pernah viral dengan berat badan 192 kilogram. Kini potret terbarunya bikin salfok.

Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: eko darmoko
Suryamalang.com/kolase Tribunnews
Kabar terbaru Arya Pramana 

SURYAMALANG.COM - Masih ingatkah kalian dengan Arya Permana, Bocah Obesitas yang pernah viral dengan berat badan 192 kilogram. Kini potret terbarunya bikin salfok.

Lama menghilang usai sempat viral 5 tahun yang lalu, kini bocah asal Karawang bagikan potret terbarunya.

Bahkan kabar terbaru Arya Permana berhasil turunkan berat badannya sampai 110 kilo.

Sosok Sumarniati PNS Viral Berdandan ala Barbie, Kena Tegur DPR RI Gegara Makeup Berlebihan

Begini Nasib TikTok di Amerika Serikat dari Era Donald Trump Hingga Era Joe Biden, Masih Menggantung

Jawaban Menohok Ayu Ting Ting Usai Isu Mahar Fantastis Jadi Penyebab Batal Nikah, Sampai Ancam Ini

• Tak Hanya Arya Saloka, Putri Anne Juga Dekat dengan Lawan Main, Mantan Pacar di Sinetron Beri Pujian

Diketahui, nama Arya Permana viral di media sosial pada pertengahan 2016 lalu.

Kondisi Arya Permana begitu memperihatinkan saat itu, ia hanya bisa duduk dalam rumah saja.

Bagaimana tidak, di usia 10 tahun Arya Permana sudah memiliki bobot ratusan kilogram

Bahkan Arya sempat dijuluki sebagai anak tergemuk di dunia.

Berat Badan bocah 15 tahun ini saat itu mencapai 192 kilogram.

Sang ibu, Rokayah bercerita, anak keduanya yang bernama Arya Permana lahir normal seperti bayi pada umumnya, pada 15 Februari 2006. seperti yang dilansir dari Kompas.com: Perjalanan Arya Permana Selama 4 Tahun Turunkan Berat Badan 109 Kilogram

Pada usia 5 tahun, Arya Permana mulai suka makan.

Sehingga saat usianya delapan tahun, berat badan Arya bertambah dengan drastis.

Berat badan Arya mencapai 192 kilogram hingga ia tidak bisa pergi ke sekolah yang jaraknya hanya 30 meter dari rumahnya. Arya mengaku sesak napas jika berjalan.

Akhirnya Arya menghabiskan sepanjang waktu di rumah.

Rokayah menceritakan, berat badan anaknya bertambah karena asupan makanan yang berlebihan.

"Kalau dulu makannya banyak, dua piring, sampai lima kali makan sehari," kata Rokayah, Juli 2016 lalu.

"Mi dua mangkok, bakso dua mangkok, beli bubur dua mangkok.

Tidak ada yang semangkok, dia mah kalau makan.... Kalau enggak dibuatkan dia marah, nangis-nangis, ibu enggak tega dia marah."

Rokayah mengaku sering menangis saat Arya bertanya apakah ia bisa jalan kaki lagi ke sekolah.

"Saya sedih anak bilang gitu, suka nangis kalau (dia) bicara gitu, enggak bicara begitu juga ibu suka nangis."

Walaupun tak bisa pergi ke sekolah, guru Arya di SD Cipurwasari datang tiga minggu sekali untuk mengajari Arya di rumah.

"Sebenarnya Arya itu prestasinya bagus, dari kelas 1 sampai kelas 2 SD dia peringkat satu terus.

Makanya, kita inisiatif guru yang datang ke sini," kata kepala sekolah, Mustopa.

Diet dan operasi penyempitan lambung

Karena berat badannya terus bertambah, Arya mulai mengurangi makan sesuai anjuran dokter puskesmas.

Setelah sebulan diet dan ikut puasa, berat badan Arya turun dari 192 kilogram menjadi 188 kilogram.

"Pola makan diubah.

Makan tidak boleh di atas jam 6 sore, terus kurangi makan mie instan, air dingin.

Aria Permana, pasien obesitas asal Karawang mendapat perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Selasa (23/7/2019). Bocah berusia 13 yang bobot tubuhnya pernah mencapai 192 kg dan sudah menyusut sekitar 106,5 kg itu, akan menjalani operasi bedah plastik tahap pertama yaitu mengangkat kulit bergelambir bagian lengan kanan dan kiri pada hari ini, Rabu (24/7/2019). (KOMPAS/NOVRIAN ARBI, Tribun Jabar/Gani Kurniawan)
Arya Permana, pasien obesitas asal Karawang mendapat perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Selasa (23/7/2019). Bocah berusia 13 yang bobot tubuhnya pernah mencapai 192 kg dan sudah menyusut sekitar 106,5 kg itu, akan menjalani operasi bedah plastik tahap pertama yaitu mengangkat kulit bergelambir bagian lengan kanan dan kiri pada hari ini, Rabu (24/7/2019). (KOMPAS/NOVRIAN ARBI, Tribun Jabar/Gani Kurniawan) 

Mudah-mudahan setahun bisa turun 20 sampai 30 kilogram," kata Bubun Bunyamin, dokter puskesmas yang rutin mengecek kesehatannya setiap pekan.

Pada April 2017, Arya menjalani operasi penyempitan lambung di RS Omni Alam Sutera.

Lambung disisakan 50 persen dari ukuran semula sehingga Arya gampang kenyang.

Saat menjalani diet, Arya mengurangi porsi makan dan minuman manis.

Sebelumnya dia bisa menghabiskan 20 gelas minuman buah sehari semalam.

Selain itu, Arya mengurangi porsi makan.

Dalam makan tiga kali sehari, Arya sudah kenyang hanya dengan empat sampai lima suap.

Dia juga mengonsumsi susu protein sesuai arahan dokter.

Padahal, dulu Arya kerap makan tiga sampai empat bungkus mi instan dalam sehari atau menyantap tiga sampai empat porsi orang dewasa.

Pada Juli 2018, bobot Arya Permana turun hingga 91 kilogram menjadi 101 kilogram.

Ia juga harus menjalani operasi di RSHS untuk menghilangkan gelambir di tubuhnya setelah berat badannya turun drastis.

Olahraga dibantu binaragawan Ade Rai

Sejak pertengahan 2016, binaragawan Ade Rai membantu Arya untuk menurunkan berat badannya.

Saat itu Ade Rai menemui Arya di Rumah Sakit Hasan Sadikin dan berpesan agar singgah ke ruang olahraganya jika main ke daerah Bandung.

Selepas dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Arya pun mencoba datang untuk berolahraga.

Ia mengaku dituntun oleh Ade Rai menggunakan sejumlah alat kebugaran.

"(Pertama-tama) diajarin yang ringan-ringan.

Angkat kabel, push up di tembok," ucap Arya.

Ade Rai ungkap Perubahan fisik Arya Permana (Instagram @ade_rai)
Ade Rai ungkap Perubahan fisik Arya Permana (Instagram @ade_rai) 

Arya mengaku menjalani tanpa adanya paksaan dari pihak mana pun.

Ia hanya mengingat pesan Ade Rai yang ada di benaknya.

"Kata Om Ade, kalau olahraga jangan dijadikan paksaan," ungkapnya.

Selama diet, ia mengurangi konsumsi makanan yang mengandung minyak dan gula.

Ia juga mengaku sama sekali tidak mengonsumsi obat-obatan diet atau apa pun, bahkan puasa makan.

Berat badan 83 kilogram

Saat ini Arya sekolah di SMP Negeri 2 Pangkalan, Kabupaten Karawang.

Di sekolah, Arya bergabung dengan ekstrakurikuler basket. Ia rutin berlatih setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat.

Selain basket, Arya juga menyukai olahraga sepak bola dan renang.

Rokayah pun bersyukur dengan kondisi putranya saat ini semakin membaik.

"Alhamdulillah dari dulu kesulitan jalan dan mengeluh sesak, sekarang sehat bisa beraktivitas seperti biasa," katanya.

Rokayah mengatakan, rencananya Arya akan menjalani operasi kembali untuk menghilangkan lemak (gelambir) di dada.

Hanya saja, ia belum mengetahui kapan waktunya.

Transformasi Arya Permana setelah dilatih Ade Rai (Tribunstyle.com/ kolase KOMPAS.com/Reni Susanti & @Instagram/ade_rai)
Transformasi Arya Permana setelah dilatih Ade Rai (Tribunstyle.com/ kolase KOMPAS.com/Reni Susanti & @Instagram/ade_rai) 

"Nunggu kesiapan anaknya dan kabar dari dokter yang menangani," kata Rokayah.

Sementara itu, Ade Rai, binaragawan yang membantu Arya, mengatakan, kondisi Arya yang membaik karena pola perilaku Arya yang berubah, keluarga, dan dukungan medis.

"Saya sekadar memotivasi saja sebagai bagian dari orang-orang yang peduli akan perilaku sehat.

Terutama bicara dalam ikut berkontribusi mengurangi angka kelebihan berat badan yang selama ini menjadi kontributor penyakit kronis dan prematur kematian," kata Ade Rai.

Cerita Arya, menurut Ade, adalah pelajaran bagi masyarakat Indonesia agar anak-anak Indonesia memiliki keluarga yang mampu memengaruhi secara positif.

"Berat badan Arya turun hampir 110 kg.

Itu sangat menakjubkan," kata Ade Rai saat dihubungi Kompas.com (grup SURYAMALANG).

Ade Rai menyebutkan, dirinya hanya berperan sebagai support system untuk Arya.

"Sebenarnya saya dan keluarga Arya itu support system.

Kita bersama-sama mendukung Arya supaya ia mempunyai pola hidup yang lebih baik dari sebelumnya," ujarnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved