Jendela Dunia
Kerja Sama dengan Industri Media, Facebook Siapkan Dana Senilai Rp 14 Triliun untuk 3 Tahun ke Depan
Kerja Sama dengan Industri Media, Facebook Siapkan Dana Senilai Rp 14 Triliun untuk 3 Tahun ke Depan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Facebook Siapkan Rp 14 Triliun untuk Kerja Sama dengan Media

Mark Zuckerberg Bos Facebook Kehilangan Rp 102,6 Triliun
Facebook kini berada di ambang kerugian besar seiring dengan aksi boikot sejumlah perusahaan pengiklan.
Aksi boikot pasang iklan pada platform Facebook membuat saham raksasa media sosial tersebut anjlok.
Akhirnya, kekayaan CEO dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg pun terkikis.
Dilansir dari Business Insider, Minggu (28/6/2020), kekayaan Mark Zuckerberg raib 7,21 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau setara sekira Rp 102,6 triliun (kurs Rp 14.240 per dollar AS) pada Sabtu (27/6/2020) waktu setempat.
Adapun saham Facebook merosot lebih dari 8 persen pada penutupan perdagangan Jumat (26/6/2020) waktu setempat, sebagai dampak boikot iklan di media sosial itu.
Coca-Cola adalah pengiklan teranyar yang mendukung kampanye bertajuk #StopHateforProfit yang digencarkan oleh kelompok aktivis hak asasi manusia AS.
CEO Coca-Cola James Quincey menyatakan, pihaknya akan menghentikan seluruh iklan di media sosial selama 30 hari sambil memikirkan ulang kebijakan perusahaan.
"Tidak ada tempat untuk rasisme di dunia dan tidak ada tempat untuk rasisme di media sosial," tulis Quincey dalam laman resmi Coca-Cola.
"The Coca-Cola Company akan menghentikan iklan berbayar di seluruh media sosial secara global selama setidaknya 30 hari."
"Kami akan memanfaatkan waktu ini untuk mempelajari kembali kebijakan iklan kami guna mempertimbangkan apakah revisi dibutuhkan."
"Kami juga mengharapkan akuntabilitas dan transparansi yang lebih besar dari mitra-mitra media sosial kami," imbuh Quincey.
Kampanye #StopHateforProfit diluncurkan pada 9 Juni 2020 pasca kematian George Floyd oleh petugas kepolisian Minneapolis, AS dan menimbulkan gelombang protes di seluruh dunia.
Adapun Facebook menolak untuk menghapus unggahan Presiden AS Donald Trump, yang mengancam bakal menerapkan tindakan kekerasan kepada para pengunjuk rasa.