Jendela Dunia

Terusir dari Gedung Putih, Donald Trump Muncul Kembali dengan Sesumbar Akan Kalahkan Biden pada 2024

Terusir dari Gedung Putih, Donald Trump Muncul Kembali dengan Sesumbar Akan Kalahkan Biden pada 2024

Editor: eko darmoko
slate.com
Donald Trump 

SURYAMALANG.COM - Terhitung meninggalkan Gedung Putih sejak 20 Januari 2021, mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump muncul kembali di hadapan publik.

Ada pernyataan yang terlampau percaya diri yang keluar dari mulut Donald Trump, dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas.com.

Pernyataan ini disampaikan Trump saat pidato dalam Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) Partai Republik, sejak kekalahan dari Joe Biden pada pemilu 3 November 2020.

"Apa kalian masih rindu padaku?" Tanya Trump dengan sangat percaya diri, diiringi tepuk tangan hadirin yang memadati Hotel Hyatt di Orlando, Florida.

Donald Trump menyatakan, apa yang sudah mereka bangun dalam empat tahun terakhir belumlah usai, meski dia kalah pada Pilpres AS.

Dia menegaskan tidak akan membentuk partai baru, merespons rumor bahwa dia akan berpisah dengan Republik dan mendirikan kendaraan politik baru.

Baca juga: Dangdut dan Kopi Nusantara Bakal Guncang New York Amerika, Joget Bergembira Sambil Ngopi Santuy

Mantan presiden berusia 74 tahun itu mengejek, pemerintahan Joe Biden yang baru berumur sekitar 1,5 bulan itu begitu buruk.

"Dia (Biden) berbicara mengenai energi. Saya kira dia akan mendukung isu itu, tapi yang dia inginkan hanya kincir angin," ejeknya.

Presiden AS periode 2017 sampai 2021 itu, sesumbar dan bahkan menuding Partai Demokrat akan bertekuk lutut di hadapannya pada 2024.

Dilansir Sky News, Minggu (28/2/2021), pernyataan itu menyiratkan bahwa Trump berniat maju lagi sebagai calon presiden.

"Siapa tahu, saya akan mengalahkan untuk ketiga kalinya," kata dia mengulangi klaim tak berdasar dia menang pada Pilpres AS 2020.

Mantan pemandu acara The Apprentice itu menghabiskan pidatonya dengan menyerang China, imigrasi, dan perjanjian iklim Paris.

Dia kemudian menyebut pemerintahan Joe Biden memaksakan kebijakan yang dia anggap akan menghancurkan "olahraga perempuan".

Dia mencela kaum transgender dengan menyebutnya "pria secara biologis", memantik tepuk tangan lagi dari para pendukungnya.

Trump juga menyatakan, saat ini orang-orang menggunakan kata baru, Trumpisme.

"Saya sering mendengar istilah itu."

Terkait dengan penggunaan energi angin, si mantan presiden mengeklaim tenaganya tidak akan cukup bahkan untuk menyalakan televisi.

Para pembicara, termasuk kandidat calon presiden 2024, meyakini Trump dan pendukungnya harus diberi panggung lebih banyak di Republik.

Namun, kalangan oposisi merasa partai harus mengambil pendekatan berbeda karena kekalahan telak mereka pada 2020.

Selain harus merelakan Gedung Putih ke Biden, mereka juga mengalami kekalahan baik di Senat maupun House of Representatives (DPR AS).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Muncul Lagi sejak Lengser sebagai Presiden AS, Trump: Apa Kalian Rindu padaku?

Donald Trump dan Joe Biden
Donald Trump dan Joe Biden (Detroit Free Press)

Ambisi Donald Trump Setelah Dinyatakan Kalah dari Joe Biden, Ingin Mendirikan Partai Patriot

Setelah kalah dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump bakal merealisasikan keinginannya mendirikan partai politik.

Dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas.com, nama partai politik yang akan didirikan Donald Trump disebut-sebut bernama Partai Patriot.

Menurut keterangan sumber kepada Wall Street Journal, Trump sudah membicarakan idenya kepada sejumlah pembantu dan sekutu setianya.

Penamaan "Partai Patriot" ini bakal sejalan dengan retorika America First, seperti yang sudah didengungkannya sejak 2016.

Niat membentuk partai politik terjadi setelah posisinya di Partai Republik goyah buntut kerusuhan di Gedung Capitol, 6 Januari.

Sejumlah petinggi Republikan menyebut, Donald Trump bertanggung jawab atas kekacauan yang menewaskan empat pendukungnya dan seorang polisi itu.

Bahkan sekutu terdekatnya, Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell, melontarkan kritikan keras kepada si presiden.

McConnell menyatakan, perusuh yang menyerang Capitol "diberi makan oleh kebohongan" dan diprovokasi oleh presiden maupun figur kuat lain.

"Mereka menggunakan ketakutan dan kekerasan untuk menghentikan dan membalikkan sertifikat Kongres atas kemenangan Joe Biden," cetus McConnell.

Sebelumnya, Trump yang masih enggan mengakui kekalahan di Pilpres AS 2020 menyerukan pendukungnya untuk menyerbu ibu kota.

Presiden ke-45 AS tersebut selalu menyatakan bahwa kemenangannya yang gilang gemilang dicurangi, tanpa sekali pun menyertakan bukti klaimnya.

Terlepas dari perseteruan dengan pimpinan Republik, Donald Trump berhasil mempertahankan suara sebagian besar pemilih Republikan.

Terutama, mereka yang tidak aktif secara politik sebelum Pilpres AS 2016, sebagaimana diberitakan Deutsche Welle Rabu (20/1/2021).

Dengan sistem politik AS yang selama ini terbagi dua kutub Demokrat dan Republik, membentuk partai baru bakal menjadi tugas berat baginya.

Meski AS pernah mencatat adanya partai lain, mereka jarang mendapatkan suara yang bisa membuat mereka menjadi pemain penting di pemilu.

Dengan upaya Trump yang bisa memecah suara Republikan, tentu para pemimpin GOP (julukan lain partai itu) bakal habis-habisan menentang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Donald Trump Disebut Bakal Dirikan Partai Politik, Bakal Dinamai Partai Patriot

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved