Kronologi Bocah 3 Tahun Dibiarkan Kelaparan Hingga Meninggal, Ditemukan di Kontrakan Setelah 6 Bulan

Kronologi bocah tiga tahun dibiarkan kelaparan hingga akhirnya meninggal dunia. Jasad bocah itu di temukan di rumah kontrakannya setelah 6 bulan.

Penulis: Frida Anjani | Editor: eko darmoko
Tribunnews
Ilustrasi bocah perempuan 

SURYAMALANG.COM - Inilah kronologi bocah tiga tahun dibiarkan kelaparan hingga akhirnya meninggal dunia

Jasad bocah malang tersebut baru di temukan di rumah kontrakannya setelah enam bulan dan dalam keadaan yang mengenaskan. 

Diduga, sang ibu sengaja meninggalkan anak yang abru berusia tiga tahun tersebut untuk kelaparan hingga akhirnya meninggal dunia

Setelah satu bulan, detail kasus tersebut baru terbongkar dan membuat publik terkejut.

Pada 10 Februari, polisi di bangsal Sangmosagok-dong, di Kota Gumi, Provinsi Gyeongsangbuk-do, timur Korea, menerima berita bahwa jenazah seorang anak berusia 3 tahun telah ditemukan di sebuah rumah.

Orang yang menemukan jasad anak itu sekaligus melaporkannya ke polisi adalah neneknya berinisial B (40).

Menurut B, sekitar jam 3 sore pada tanggal 10 Februari, dia menerima telepon dari pemilik apartemen yang mengatakan bahwa putrinya A (22) telah menyewa rumah tersebut, tetapi sudah jatuh tempo.

Karena mereka tidak bisa menghubungi A, mereka kemudian menghubungi B untuk mengatasinya.

B kemudian pergi dan memeriksa apartemen itu.

Ia kemudian mengetahui bahwa cucunya telah meninggal.

x

Rumah di mana bocah berusia 3 tahun ditemukan membusuk karena mati kelaparan. (eva.vn)

Baca juga: Kecelakaan Beruntun Sepeda Motor di Sumenep, Satu Pelajar Dilarikan ke Puskesmas

Baca juga: Mengenang Maestro Tari Sumitro Hadi, Pemkab Banyuwangi Gelar Festival Sulur Kembang

Tubuh anak malang itu telah membusuk begitu parah hingga tak bisa diidentifikasi.

Setelah itu, polisi mendatangi lokasi kejadian untuk menyelidiki dan membawa jenazah anak malang tersebut.

Polisi menduga bocah itu ditinggalkan oleh ibunya di rumah dan meninggal karena kelaparan.

Pada saat jenazah ditemukan, bayi perempuan tersebut diperkirakan sudah meninggal sekitar 6 bulan.

Setelah itu, polisi mengarahkan kecurigaan terhadap A, ibu anak tersebut.

A dan ayah anak itu bercerai.

Setelah itu A mendapatkan hak asuh atas putrinya.

Namun setelah itu, A meninggalkan anak itu sendirian di rumah dan pindah ke daerah lain.

Dia tidak melaporkan ini kepada siapa pun karena dia masih ingin terus menerima tunjangan dari pemerintah.

Dilaporkan bahwa A memiliki seorang anak dengan pria lain.

Pada 12 Februari, A ditangkap dengan tuduhan pembunuhan.

Dalam proses pengambilan kesaksian, perempuan berusia 22 tahun ini mengucapkan kalimat yang membuat publik sangat marah.

“Saya benci melihat anak mantan suami saya,” katanya.

x

A (22)  ditangkap karena telah meninggalkan putrinya hingga mati kelaparan. (eva.vn)

Polisi juga menduga adanya kemungkinan A menyiksa putrinya.

Setelah itu, media Korea terus melaporkan bahwa setelah A menceraikan suaminya.

Kemudian, terlalu sulit baginya untuk membesarkan anaknya sendirian.

Jadi dia meninggalkan putrinya.

Setiap bulan dia masih menerima 200.000 Won atau setara Rp 2.533.000 uang tunjangan anak dari pemerintah daerah.

Menurut seorang tetangga yang tinggal di dekatnya, A berbohong kepada semua orang.

Dia menipu orangtua kandungnya dengan mengatakan dia telah membawa putrinya yang berusia 3 tahun ke tempat lain dan menjalani hidup normal.

Di ponsel A, polisi menemukan bahwa foto terakhir adalah dari Agustus 2020, ini mungkin foto terakhir sebelum dia meninggalkan putrinya dan pindah.

Cuaca di bulan Agustus panas, tidak ada pengasuh dan tidak ada makanan, sehingga anak itu meninggal dengan menyedihkan.

Meskipun publik tidak sepenuhnya terkejut dengan detail kejam dari insiden ini, pada pagi hari tanggal 11 Maret, media melaporkan detail yang mengejutkan.

z

B (40) juga ditangkap atas meninggalnya seorang bocah usia 3 tahun. (eva.vn)

Melalui hasil tes DNA, polisi mengumumkan bahwa A bukanlah ibu kandung korban.

Ia adalah kakak perempuannya.

Dan nenek anak itu yang berinisial B adalah ibu kandung dari korban.

Menurut polisi, A dan B hamil pada waktu yang bersamaan.

Setelah A melahirkan seorang anak perempuan, B menukar dua anak itu untuk menyembunyikan kisah kehamilannya.

A tidak mengetahuinya.

Dia mengira gadis itu adalah anaknya.

Pihak kepolisian masih mengkonfirmasi identitas tentang anak yang sebenarnya dilahirkan oleh A.

Kemudian polisi juga menangkap B dengan tuduhan pembunuhan.

Penulis: Frida Anjani / SURYAMALANG.COM

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved