Berita Blitar Hari Ini

Harga Cabai Mahal, Produsen Sambal Pecel di Kota Blitar Batasi Produksi Agar Tak Rugi

Mahalnya harga cabai tembus Rp 110.000 per kilogram membuat pelaku industri rumah tangga sambal pecel di Kota Blitar kelimpungan. 

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Samsul Hadi
Nia Setyowati menunjukkan produksi sambal pecel di rumahnya, Jl Turi Selatan, Kelurahan Turi, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, Senin (15/3/2021).  

Rata-rata, dia memproduksi 3 kilogram sambal pecel per hari. 

Sambal pecel miliknya dikemas dalam toples kecil dengan berat bersih 200 gram. Harga jualnya Rp 16.000 per toples kecil isi 200 gram. 

"Sekarang masih produksi tapi tidak tiap hari, hanya melayani pesanan dari pelanggan tetap. Itu cara saya bertahan agar pelanggan tidak hilang sambil menunggu harga cabai turun," ujar Nia. 

Menurutnya, dengan harga cabai di atas Rp 100.000 per kilogram otomatis biaya produksi sambal pecel miliknya ikut naik. 

Untuk satu kilogram kacang tanah biasanya Nia butuh seperempat kilogram cabai

Dengan takaran itu, Nia rata-rata menghasilkan produksi sambal pecel sekitar 1,5-1,6 kilogram. 

"Sekarang harga kacang Rp 25.000 per kilo dan seperempat kilo cabai harganya Rp 27.500, belum bumbu lainnya."

"Biaya produksinya lebih separuh dari harga jual sambal. Saya jual sambal yang sudah kemasan Rp 80.000 per kilo," katanya. 

Dengan biaya produksi melebihi separuh harga jual sambal pecel, keuntungan yang didapat Nia sangat tipis. 

"Makanya, untuk saat ini, pesanan di bawah 3 kilo tidak saya layani. Karena saya rugi di tenaga kalau pesanan sedikit. Saya juga tidak berani menaikkan harga jual sambal pecel, kasihan pelanggan," ujarnya. 

Nia berharap harga cabai bisa kembali normal diangka Rp 25.000 per kilogram.

Apalagi, biasanya tiap menjelang Ramadan, dia banyak menerima pesanan sambal pecel

"Selama produksi sambal pecel, baru kali ini harga cabai mahal sampai di atas Rp 100.000 per kilo dan berlangsung lama. Dulu pernah harga cabai Rp 85.000 per kilo tapi hanya sebentar," katanya. 

Sulasmi, produsen rumahan sambal pecel lainnya di Kelurahan Turi, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, juga merasakan hal sama dengan Nia. 

Tapi, Sulasmi tetap bertahan memproduksi sambal pecel setiap hari.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved