Penanganan Covid

Update Vaksinasi Covid-19 untuk Anak-Anak, Sudah Uji Coba Hingga ke Bayi Usia 6 Bulan

Perusahaan obat Moderna Inc disebut telah melakukan nuji coba vaksinasi untuk bayi berusia 6 bulan. Perusahaan lain juga sudsh uji coba ke anak

Editor: Dyan Rekohadi
JOEL SAGET / AFP by Tribunnews.com
Ilustrasi vaksin Moderna - Gambar kreatif ini diambil di sebuah studio di Paris pada 16 November 2020, menunjukkan jarum suntik dan botol vaksin dengan logo Moderna, menggambarkan pengumuman vaksin eksperimental terhadap Covid-19 dari Moderna yang 95% efektif. Terbaru, Moderna Mulai Menguji Vaksin Covid-19 pada Bayi Berusia 6 Bulan dan Anak di Bawah 12 Tahun. 

SURYAMALANG.COM - Update upaya pencegahan penyebaran virus Corona dengan vaksinasi Covid-19 memasauki babak baru di mana vaksin untuk anak mulai diujicoba.

Beberapa perusahaan tercatat telah melakukan uji coba dengan menyuntkkan vaksin ke anak-anak.

Bahkan perusahaan obat Moderna Inc disebut telah melakukan nuji coba vaksinasi untuk bayi berusia 6 bulan.

Sementara perusahaan lain seperti Johnson & Johnson, Pfizer, dan AstraZeneca juga sudah melakukan uji coba vaksin ke anak-anak dalam kelompok umur berbeda.

Perusahaan obat Moderna Inc telah memulai penelitian untuk menguji vaksin Covid-nya pada anak di bawah 12 tahun, termasuk bayi berusia enam bulan.

Informasi ini disampaikan oleh perusahaan pada Selasa (16/3/2021) kemarin.

Mengutip New York Times, studi ini diharapkan dapat mendaftarkan 6.750 anak sehat di Amerika Serikat (AS) dan Kanada.

Menurut Juru bicara Colleen Hussey, Moderna menolak untuk mengatakan berapa banyak yang sudah mendaftar atau menerima suntikan pertama.

"Ada permintaan besar untuk mencari tahu tentang memvaksinasi anak-anak dan apa fungsinya," kata Dr. David Wohl, Direktur Medis dari klinik vaksin di University of North Carolina, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Dalam studi terpisah, Moderna tengah menguji vaksinnya pada 3.000 anak berusia 12 hingga 17 tahun.

Hasilnya kemungkinan akan dikeluarkan pada musim panas mendatang.

Setelah itu, vaksin tersebut harus memperoleh izin agar dapat digunakan pada anak-anak, untuk itu akan perlu waktu sampai dapat digunakan.

Vaksinasi Covid-19 bagi anak dinilai akan menimbulkan efek samping yang lebih terasa.

Efek samping vaksin seperti demam, nyeri lengan, kelelahan, dan nyeri pada persendian serta otot bisa lebih intens pada anak-anak daripada pada orang dewasa.

Para dokter mengatakan penting bagi orangtua untuk menaruh perhatian lebih setelah anak-anak mereka divaksinasi.

ILUSTRASI - Vaksinator saat akan melakukan vaksinasi Covid-19 di Gedung Grahadi, Kamis (14/1/2021).
ILUSTRASI - Vaksinator saat akan melakukan vaksinasi Covid-19 di Gedung Grahadi, Kamis (14/1/2021). (SURYAMALANG.COM/Ahmad Zaimul Haq)

2 Suntikan Berjarak 28 Hari

Dalam studi Moderna, setiap anak akan menerima dua suntikan dengan jarak 28 hari.
Studi ini akan memiliki dua bagian.

Yang pertama, anak-anak berusia dua tahun hingga kurang dari 12 dapat menerima dua dosis masing-masing 50 atau 100 mikrogram.

Mereka yang berusia di bawah dua tahun dapat menerima dua suntikan 25, 50 atau 100 mikrogram.

Untuk setiap kelompok, anak pertama yang divaksinasi akan menerima dosis terendah dan akan dipantau reaksinya sebelum peserta diberikan dosis yang lebih tinggi.

Kemudian, peneliti akan melakukan analisis sementara guna menentukan dosis mana yang paling aman dan paling mungkin melindungi setiap kelompok umur.

Anak-anak di bagian studi kedua akan menerima dosis yang dipilih oleh analisis atau suntikan plasebo yang terdiri dari air asin.

Program ini dikembangkan Moderna dengan bekerja sama bersama National Institute of Allergy and Infectious Diseases.

Perusahaan dan institut tersebut juga bekerja sama dalam studi tersebut, bersama dengan Otoritas Penelitian dan Pengembangan Lanjutan Biomedis federal.

Anak-anak tersebut akan dipantau selama setahun, untuk mencari efek samping dan mengukur kadar antibodi yang akan membantu peneliti menentukan apakah vaksin tersebut tampaknya memberikan perlindungan.

Kadar antibodi akan menjadi indikator utama, tetapi para peneliti juga akan mencari infeksi virus corona, dengan atau tanpa gejala.

Dr Wohl mengatakan bahwa studi tersebut tampaknya dirancang dengan baik dan kemungkinan besar akan efisien.

Tetapi, dia mempertanyakan mengapa anak-anak hanya diamati selama satu tahun, ketika orang dewasa dalam studi Moderna dipantau selama dua tahun.

Terlalu Cepat

Dia juga mengatakan agak terkejut melihat vaksin itu diuji pada anak-anak yang begitu muda secepat ini.

"Haruskah kita mempelajari dulu apa yang terjadi pada anak-anak yang lebih tua sebelum kita melakukannya ke anak-anak yang sangat muda?," tanya Dr Wohl.

"Kebanyakan anak kecil tidak menjadi sangat sakit akibat Covid," katanya.

Meski pun , kata Dr Wohl, tak dipungkiri beberapa mengembangkan sindrom peradangan parah yang dapat mengancam nyawa.

Johnson & Johsnon, Pfizer, dan AstraZeneca Kembangkan Vaksin untuk Bayi dan Anak Kecil

Johnson & Johnson juga mengatakan akan menguji vaksin virus corona pada bayi dan anak kecil, setelah mengujinya terlebih dahulu pada anak yang lebih besar.

Pfizer-BioNTech sedang menguji vaksinnya pada anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun.

Perusahaan tersebut berencana untuk menguji ke kelompok yang lebih muda.

Perlu diketahui, produk tersebut telah diotorisasi untuk digunakan pada usia 16 tahun ke atas di Amerika Serikat.

Bulan lalu, AstraZeneca mulai menguji vaksinnya di Inggris pada anak-anak berusia 6 tahun ke atas.

Ikuti berita terkait Vaksinasi Covid-19 dan Covid-19 di SURYAMALANG.COM

*Artikel ini telah tayang sebelumnya di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved