Advertorial

IPM Jatim Naik Signifikan dan Ketercapaian Indikator Keseluruhan Capai 91,99 Persen

Tingkat ketercapaian indikator kinerja dalam LKPJ 2020 Provinsi Jawa Timur mencapai keberhasilan yang membanggakan.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: isy
fatimatuz zahro/suryamalang.com
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat menyampaikan laporan kepada DPRD Jatim di rapat Paripurna di Kantor DPRD Jatim, Kota Surabaya, Senin (29/3/2021). 

Berita Surabaya Hari Ini
Reporter: Fatimatuz Zahro
Editor Irwan Sy (ISY)

SURYAMALANG.COM | SURABAYA - Tingkat ketercapaian indikator kinerja dalam LKPJ 2020 Provinsi Jawa Timur mencapai keberhasilan yang membanggakan.

Pasalnya capaian keberhasilan indikator kinerja Jatim tahun 2020 mencapai 91,99 persen.

Dari total 2.922 indikator kegiatan, sebanyak 2.722 target indikator dapat dicapai. 

Sebagaimana diketahui bahwa substansi dari LKPJ 2020 adalah mengukur capaian dalam implementasi RKPD 2020, yang merupakan penjabaran tahun kedua pada RPJMD 2019-2024. 

Dalam laporan tahun 2020 ini, jika dibanding dengan tahun 2019 lalu, capaiannya menunjukkan angka lebih tinggi.

Bahkan ada beberapa indikator yang capaiannya mencapai 100 persen. 

Yang menonjol, sepanjang tahun 2020, Pemprov Jatim berhasil meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). 

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam laporannya kepada DPRD Jatim di rapat Paripurna di Kantor DPRD Jatim, Kota Surabaya, Senin (29/3/2021), menyampaikan, IPM Jatim tahun 2020 naik di angka 71,71. 

Angka ini meningkat 0,21 poin dibanding tahun 2019. Peningkatan IPM Jatim ini menjadi peningkatan tertinggi diantara provinsi lain  se-Jawa.

"Ini menunjukkan semakin membaiknya kualitas pembangunan manusia di Jatim. Dibuktikan dengan capaian penerimaan SNMPTN  jalur reguler dimana putera- puteri Jatim menempati peringkat tertinggi secara nasional dengan total 16.998 siswa diterima tanpa tes di perguruan tinggi negeri,” tegas Khofifah. 

Sementara SNMPTN jalur KIP Perguruan Tinggi, putera- puteri Jawa Timur juga menempati urutan tertinggi diterimma masuk melalui jalur SNMPTN yaitu sebanyak 3.394. 

“Hal tersebut juga membuktikan meski melakukan pembelajaran era new normal, mereka  dapat menghasilkan capaian optimal," ungkap Gubernur Khofifah. 

Pada kesempatan yang sama, Khofifah menjelaskan bahwa target pendapatan daerah Pemprov Jatim 2020 adalah sebesar Rp 15,44 triliun.

Dalam realisasinya, pendapatan yang didapatkan adalah Rp 17,95 triliun atau mencapai 116,2 persen. 

Ini juga membanggakan, karena di masa pandemi, pendapatan daerah cenderung lebih sulit.

Namun nyatanya capaian pendapatan Jatim tercapai melebihi target.

Hal itu berhasil dicapai dengan beberapa inovasi yang dilakukan Pemprov Jatim, seperti pemberian insentif pajak, dan juga diskon pajak kendaraan bermotor. 

Sedangkan untuk belanja daerah direalisasikan sebesar Rp 32,28 triliun atau 93,41 persen dari target belanja daerah sebesar Rp 34,56 triliun. 

Refocussing APBD untuk Penanganan Pandemi Covid-19

Lebih lanjut, Khofifah juga menyampaikan bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) maupun APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2020 telah mengakomodir tuntutan perkembangan kondisi terkini, khususnya terkait dampak pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal tahun 2020. 

Selain itu, Pemprov juga melakukan refocussing program atau kegiatan OPD sebesar Rp 2,38 triliun lebih, yang berasal dari efisiensi belanja daerah OPD untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp. 1,21 triliun lebih dan sisa alokasi belanja tidak terduga sebesar Rp 90,26 miliar lebih. 

"Hasil refocussing tersebut dialokasikan pada belanja untuk tenaga kesehatan sebesar Rp 11 miliar, belanja barang dan jasa untuk penanganan covid-19 sebesar Rp 128,52 miliar lebih, belanja bantuan sosial sebesar Rp 108,18 miliar lebih dan belanja tidak terduga sebesar Rp 1,31 triliun lebih," urai Khofifah. 

Adapun anggaran yang dialokasikan untuk, Social Safety Net sebesar Rp 995,04 miliar yang berasal dari BTT sebesar Rp 565,66 miliar lebih, penyediaan bantuan sosial melalui Biro Kessos sebesar Rp 108,18 miliar lebih dan sisanya berasal dari refocusing dan realokasi dari OPD yang memiliki tugas pokok dan fungsi sosial kemasyarakatan. 

"Dalam upaya mengakhiri penyebaran covid-19, kami juga mempercepat pelaksanaan vaksniasi untuk mewujudkan herd imunity," tukasnya. 

Dalam hal prosentase penduduk miskin di Jawa Timur pada September 2020 sebesar 11,46 persen, meningkat 0,37 persen poin terhadap Maret 2020 dan meningkat 1,26 persen poin terhadap September 2019. 

"Secara nasional semua provinsi mengalami peningkatan penduduk miskin akibat covid-19," tandas Khofifah. 

Di akhir, Gubernur Khofifah juga menyebutkan bahwa angka produksi padi di Jawa Timur meningkat dan menduduki posisi pertama di Indonesia.

Untuk itu, pihaknya terus mendorong Bulog untuk menyerap gabah dan beras semaksimal mungkin. 

"Kita terus melakukan koordinasi secara virtual dengan pihak terkait, lalu kami terjun ke lapangan. Alhamdulillah, berdasarkan data BPS yang diluncurkan pada Maret 2021 lalu, tercatat produksi padi saat ini di Jatim tertinggi di Indonesia termasuk juga beras," papar Khofifah.

Investasi Jatim Naik 33,8 Persen di Tengah Pandemi

Capaian membanggakan dalam LKPJ Jatim tahun 2020 juga tampak di bidang investasi.

Gubernur Khofifah menjelaskan, berdasarkan data BPS Jatim realisasi pertumbuhan investasi Jatim mengalami kenaikan signifikan pada tahun 2020 di masa pandemi ini yaitu 33,8 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar 14,3 persen. 

"Alhamdulilah, angka ini merupakan angka yang prestige dan tertinggi di Indonesia. Mengingat semua provinsi mengalami hal yang sama beratnya karena covid-19, maka tentunya ini menjadi semangat untuk bisa menjaga suasana kondusif dan iklim investasi bisa terjaga dengan baik," ungkap Khofifah. 

"Harapannya kalau investasi sudah berjalan dengan baik maka bisa menyerap tenaga kerja yang banyak, sehingga angka pengangguran yang bertambah ditahun kemarin bisa terserap dengan maksimal," lanjut Mantan Mensos RI tersebut. 

Lebih lanjut disampaikan Khofifah, laju perekonomian di Jawa Timur mengalami kontraksi sebesar 2,39 persen, namun angka tersebut masih cenderung baik dibandingkan dengan beberapa daerah di Jawa.

Bahkan PDRB Jatim mampu berkontribusi sebesar 34,8 persen terhadap PDB Nasional. 

"Meski terkontrasksi, Jawa Timur masih konsisten menjadi kontributor PDRB terbesar kedua setelah DKI Jakarta sebesar 34,8 persen,” jelasnya. 

Berdasarkan laporan Realisasi Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang disampaikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Realisasi Investasi Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur sepanjang tahun 2020 mencapai Rp 78,3 triliun.

Realisasi tersebut terdiri dari PMA sebesar Rp 22,6 triliun dan PMDN sebesar Rp 55,7 triliun.

Pertumbuhan positif ini, kata dia, menegaskan kebangkitan investasi di Jatim.

Mengingat, dua tahun terakhir ini investasi Jatim terus tumbuh signifikan.

Sebelumnya, Jatim mengalami penurunan selama dua tahun berturut-turut.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved