Berita Malang Hari Ini
Update Hotel Niagara Malang yang Viral TikTok: Sejarah, GM Palsu, Tipe Kamar & Tarif Sewa Per Malam
Setelah menjadi viral di TikTok, banyak yang penasaran dan ingin mengetahui sejarah Hotel Niagara yang dikenal memiliki suasana mistis di Malang itu.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Hotel Niagara Lawang kembali menarik perhatian setelah beredar video viral tentang hotel Niagara di media sosial TikTok.
Hal ini dikarenakan ada sebuah video viral seorang tamu hotel Niagara yang mengalami pengalaman mistis ketika berkunjung ke hotel klasik tersebut.
Setelah menjadi viral di TikTok, banyak yang penasaran dan ingin mengetahui sejarah Hotel Niagara yang dikenal memiliki suasana mistis di Malang itu.
Dalam wawancara eksklusif dengan Harian Surya (grup SURYAMALANG.COM), pemilik sekaligus General Manager Hotel Niagara, Ongko Budiarto menjelaskan tentang kondisi, kapasitas serta sejarah hotel Niagara.
Berikut adalah update Hotel Niagara Malang yang berhasil tim SURYAMALANG.COM rangum dari berbagai sumber:
1. Sejarah Hotel Niagara

Hotel Niagara di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang ternyata memiliki sejarah panjang di balik bangunan bertingkat yang kini usianya lebih dari 1 abad.
Ongko Budiarto sang GM Hotel Niagara yang juga salah satu dari putra pemilik hotel yang kini mengelola hotel mengatakan hotel ini dulu adalah bangunan vila keluarga.
“Dulunya adalah vila keluarga milik orang Belanda, lalu dibeli orangtua saya dan sekitar Tahun 1964 berubah fungsi jadi hotel,” katanya saat wawancara virtual bersama Pimred Harian Surya Febby Mahendra Putra, Senin (29/03/2021).
Yang menarik kata Ongko, Hotel Niagara ini adalah bangunan bertingkat paling tinggi se Asia di jamannya. Surya melihat sendiri ornamen dan arsitek hotel ini baik dari luar hingga ke masing masing kamar dari lantai 1 sampai rooftop.
“Bangunan hotel ini terdiri dari beberapa aliran arsitektur, dengan arsitek Mr Pinedo dari Brazil, lalu ada lift dari Belgia dan bangunan ini adalah bangunan bertingkat paling tinggi di jamannya,” papar ongko.
Di area lobby misalnya ada seperti ada harimau bersayap yang menjadi ciri dari suku Aztec, lalu ornamen ornamen dari Tiongkok dengan nama nama pemilik sebelumnya yang terpahat di kaca, lalu aliran Victoria juga ada.
Beberapa kali hotel ini kata Ongko juga menjadi tempat pilihan komunitas arsitektur untuk berkumpul.

Dulu kata Ongko semua dilapisi dengan keramik, namun karena usia sebagian keramik itu rusak dan sekarang tersisa di bagian dinding lobby yang masih terlihat.
Demikian juga dengan plafon, hampir semua ruangan dan lantai, plafon terbuat dari ukiran kayu jati, seperti yang masih tampak di lantai bawah.