Diam-Diam PKB Lirik Raffi Ahmad dan Agnez Mo, Maju Dalam Pilgub DKI Jakarta

Nama Raffi Ahmad dan Agnez Mo dikabarkan sedang didekati PKB untuk maju dalam pertarungan Pilgub DKI Jakarta 2024 mendatang.

Editor: Bebet Hidayat
Youtube Rans Entertainment
Artis Raffi Ahmad dan istri, Nagita Slavina. 

SURYAMALANG..COM, JAKARTA - Usai Partai Demokrat yang dilanda isu kudeta, kini isu serupa melanda PKB

Isu menggoyang Muhaimin Iskandar atau Cak Imin ini menggelinding setelah ratusan kader Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) di tingkat DPC ingin terselenggaranya Muktamar Luar Biasa.

Ditengarai banyak pelanggaran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ( AD/ART).

Meski santer isu menggoyang pimpinan DPP PKB ini menggelinding, diam-diam PKB punya rencana untuk bertarung dalam perebutan kursi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta mendatang.

Disebutkan, PKB meminang artis papan artas papan atas untuk jadi Gubernur dan Wagub DKI Jakarta.

Keinginan itu disampaikan Sekretaris Bidang Sosial dan Kebencanaan DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luqman Hakim.

Raffi Ahmad dan istrinya, Nagita Slavina.
Raffi Ahmad dan istrinya, Nagita Slavina. (Youtube TRANS TV Official)

Luqman Hakim mengatakan, saat ini partainya sedang berancang-ancang untuk berkompetisi di Pilgub DKI Jakarta 2024.

Untuk kompetisi politik itulah PKB sedang mempertimbangkan secara serius mengusung artis Raffi Ahmad dan Agnes Monica untuk maju dalam hajatan tersebut.

Alasan partainya melirik Raffi Ahmad dan Agnes Monica, lanjut dia, adalah karena partainya yakin kedua sosok tersebut memiliki empati yang kuat terhadap rakyat jika menjadi pemimpin.

"Mereka berdua, Agnes dan Raffi, jika menjadi pemimpin akan punya empati yang kuat pada nasib dan kehidupan rakyatnya," ujar Luqman ketika dihubungi Tribunnews, Sabtu (13/2/2021).

Baca juga: Perut Nagita Slavina Disorot Pakai Dress Panjang saat ke Dokter, Penampilannya Mulai Berubah

Luqman mengungkap, Agnes Monica dinilai partainya mampu mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia, dengan go internasional sebagai musisi.

Pelantun lagu Tak Ada Logika itu juga dilihat sebagai sosok perempuan gigih, pekerja keras, dan pantang menyerah.

"Tempaan pengalaman karierkedua sosok ini akan menjadi modal penting untuk menjadi pemimpin penuh empati atas nasib dan kehidupan rakyat," kata Luqman.

Sedangkan Raffi Ahmad, kata dia, adalah salah satu artis yang mencapai popularitas dan kesuksesannya dari kerja keras, dan bukan dari jalan pintas yang menghalalkan semua cara.

PKB juga mempertimbangkan Raffi karena yang bersangkutan tergolong sebagai anak muda kreatif dan inovatif, serta tidak sombong meski berada dalam posisi puncak popularitas.

"Dalam keseharian, dia (Raffi) tetap menjadi manusia biasa."

"Terbukti di tempat-tempat keramaian dia melayani sapaan dan obrolan dengan para pengagumnya tanpa jarak," beber Luqman kepada Tribunnews. Sabtu (13/2/2021).

Luqman menegaskan, nama Raffi Ahmad dan Agnes Monica masih merupakan hasil kajian yang bersifat internal partai.

Partainya membutuhkan masukan masyarakat.

"Sebenarnya ini hasil kajian yang masih bersifat internal partai."

"Tapi tidak ada salahnya kalau sekarang kami sampaikan ke masyarakat."

"Kami butuh respons dan masukan masyarakat, terutama masyarakat DKI, mumpung masih jauh 2024," paparnya.

Penyanyi Agnez Mo
Penyanyi Agnez Mo (YouTube Daniel Mananta Network)

Sebelumnya, Luqman Hakim ditanya pers mengenai isu Gibran Rakabuming Raka akan maju di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Isu itu mencuat di tengah kecurigaan pihak tertentu mengenai agenda terselubung Presiden Jokowi dan partai koalisi pemerintah, untuk menjadikan Gibran sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024, di balik keputusan penghentian revisi UU Pemilu dan pilkada.

Menurut Luqman, kecurigaan semacam itu terlalu spekulatif dan mengada-ada.

"Tapi, namanya spekulasi atau menduga, siapapun dan apapun boleh saja."

"Ini negeri bebas. Tidak ada larangan siapapun untuk menduga-duga," ujar Luqman, Jumat (12/2/2021).

"Jika pun benar Gibran akan maju pada Pilkada DKI Jakarta 2024, itu hak politik yang dilindungi konstitusi," ucap anggota Komisi II DPR ini.

Menurut dia, tentu Gibran dan Jokowi sendiri yang bisa menjawab kebenarannya soal itu.

"Partai koalisi pemerintah tidak pada posisi kepentingan seperti itu," jelasnya.

Baca juga: Keluarga Gus Dur di Isu Muktamar Luar Biasa PKB untuk Lengserkan Cak Imin, Yenny Wahid Ingatkan Ini

PKB, menurut Luqman, juga partai lain dalam koalisi pemerintahan, punya agenda sendiri terhadap Pilkada 2024, termasuk Pilgub DKI.

"PKB belum terlalu serius berpikir ke sana."

"Saat ini baru awal 2021, masih jauh menuju 2024," cetusnya.

Meski demikian, kata Luqman, di internal PKB tentu juga sudah ada ancang-ancang.

"Untuk Pilgub DKI Jakarta 2024, PKB sudah menyiapkan beberapa kader mumpuni."

"Di antaranya; Jazilul Fawaid (Wakil Ketua MPR), Faisol Reza (Ketua Komisi VI DPR)."

"Cucun Ahmad Syamrizal (Ketua FPKB DPR), dan Hasbiyallah Ilyas (Ketua DPW PKB DKI Jakarta)."

"Dari luar unsur partai, PKB melirik artis Raffi Ahmad dan Agnes Monica untuk ditimang sebagai cagub DKI Jakarta 2024," ungkap Luqman.

Goyang Cak Imin

Sementara itu, Ratusan kader Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB) di tingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ingin terselenggaranya Muktamar Luar Biasa ( MLB). Ditengarai banyak pelanggaran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ( AD/ART).

Hal ini diungkapkan oleh eks Ketua DPC PKB Jeneponto Andi Mappanturu. Ia juga mengaku merasa dizalimi oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Sebab, seharusnya ia masih mengemban jabatan hingga 2022.

"Tetapi karena kezaliman pak Muhaimin yang mengubah AD/ART pada saat muktamar di Bali di dalamnya sudah tidak demokrasi," tutur Andi kepada Tribun Network, Senin (12/4/2021).

Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. (Aqwamit Torik)

Menurut Andi, Cak Imin seakan ketakukan akan dilengserkan dari kursi ketua umum. Sehingga AD/ART partai diubah. Satu di antaranya DPP sembarangan menunjuk pengurus DPC. Padahal, seharusnya penjaringan nama DPW harus melalui DPC.

"Berdasarkan AD/ART lama Ketua DPW dipilih oleh Ketua DPC. Ketua DPC dipilih oleh Ketua PAC. Tetapi di dalam perzaliman Muhaimin, mengobrak-abrik AD/ART. Pemilihan Ketua wilayah harus diusulkan oleh masing-masing Ketua DPC, lalu dikirim ke DPP, DPP yang menentukan ini ketua," ujar Andi.

Pada realitasnya, ucap Andi, tidak sesuai AD/ART. Ketua DPW tidak pernah diusulkan oleh DPC, justru langsung ditetapkan oleh DPP.Karenanya, lanjut dia, demokrasi di PKB sesuai keinginan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mulai luntur.

"Sangat kelihatan keinginan PKB saat didirikan oleh Gus Dur sudah hilang. Tidak ada lagi pengkaderan. Tidak ada lagi pemilihan ketua berdasarkan aspirasi dari bawah tapi semua ditentukan DPP," terangnya.

Hal ini, menurut Andi, yang membuat sekira seratusan DPC ingin diselenggarakannya MLB. Di Sulawesi Selatan, lanjut dia, sudah mencapai 12 DPC yang berkeinginan MLB. Total saat ini, di seluruh Indonesia, terdapat 113 DPC dan 10 DPW.

"Kita ingin menyelamatkan PKB. Cak Imin ibarat tuhan yang menentukan semua, tidak mendengarkan aspirasi dari arus bawah," ucap Andi.

Andi menyebut sudah ada komunikasi dengan petinggi PKB di tingkat pusat untuk MLB tersebut.

"Sudah berjalan dengan orang DPP. DPP menyarankan kalau menurut saudara tidak sesuai kebatinan pendiri PKB silakan. Mereka memberikan jalan. Tergantung bagaimana PAC, DPC," sambungnya.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Jakarta Ujang Komarudin mengatakan desakan MLB PKB muncul lantaran kekecewaan lawan politik Cak Imin di internal partai.

Isu MLB tengah hangat dibicarakan di internal PKB. Ujang melihat gejolak-gejolak MLB sedang dipersiapkan oleh lawan-lawan politik Cak Imin di internal PKB. "Jadi isu itu tidak akan muncul jika tidak ada gerakan-gerakan itu," ujar Ujang.

Baca juga: Respon Ashanty Lihat Artis Lain Ribut Soal Kalung Aurel, Harga Sekitar 12 Miliar, Kembar sama Nagita

Ujang mengatakan kelompok yang hendak melengserkan Cak Imin, harus memiliki kekuatan yang lebih besar. Terutama dengan meyakinkan para Ketua DPC yang notabenenya adalah pemilik suara."Karena kalau melakukan perlawanan tapi tidak kuat itu akan merepotkan mereka begitu," ucap Ujang.

Ujang melihat beberapa faktor, hingga muncul upaya 'kudeta' di antaranya lantaran sejarah kisruh dualisme kepengurusan PKB yang melibatkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan Cak Imin.

"Faktornya pertama tentu Cak Imin dulu menang dari Gus Dur juga dianggap mengkudeta. Karena dianggap ada intervensi pemerintah sehingga menang melawan Gus Dur. Itu jadi indikasi, dulu Cak Imin juga mengkudeta, sekarang pun bisa," tutur Ujang.

Ujang menjelaskan fakfor kedua, kader PKB banyak yang kecewa lantaran digeser posisinya. Faktor selanjutnya ditengarai adanya penyalahgunaan ketentuan dalam AD/ART. "Keempat, bisa jadi tadi ada isu keterkaitan dengan isu jual beli jabatan," ucap Ujang.

Menurut Ujang, PKB harus menjadi partai modern, Cak Imin dinilainya sudah lama menjadi ketua umum. Sehingga perlu adanya regenerasi memberi kesempatan yang lain.

Dikutip dari Kompas.com, Ketua DPC PKB Karawang Rahmat Hidayat Djati enggan mengomentari pernyataan Ahmad Zamakhsyari atau Jimmy terkait ancaman untuk menggelar KLB PKB Jawa Barat dan MLB PKB.

Rahmat menegaskan ia akan lebih fokus pada target-target 2024. Rahmat mengaku tidak ingin mengumbar persoalan internal partai kepada publik. Ia menyebut pihaknya tengah membangun soliditas partai.

Ia membantah terjadi konflik di tubuh partainya. Pun soal KLB PKB Jabar yang disebut-sebut Jimmy. "Enggak ada (KLB)," kata ujar Rahmat ditemui di kantor DPC PKB Karawang, Sabtu (3/4) lalu.

Rahmat mengaku akan bertemu Jimmy. Komunikasi pun sudah dibangun. Namun ia tak menyebut kapan pertemuan itu akan dilakukan. "Bukan hanya mencairkan suasana, tapi saya ditugasi untuk menyampaikan beberapa hal dari pimpinan terkait dengan PKB," ungkap dia.

Terlebih, kata dia, pada 8 April 2021 akan digelar Musyawarah Kerja Nasional yang digelar DPP PKB. Rahmat menyebut Presiden Jokowi direncanakan hadir pada acara itu. (tribun network/den/kompas.com)

Berita PKB lainnya bisa KLIK DI SINI

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved