Berita Malang Hari Ini
Guru Matematika SMPN 6 Malang, Endang Sulistyowati: Saya Sudah Kangen Siswa
Adanya PTM (Pembelajaran Tatap Muka) terbatas di Kota Malang membuat Endang Sulistyowati, guru Matematika di SMPN 6 Kota Malang senang.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, MALANG - Adanya PTM (Pembelajaran Tatap Muka) terbatas di Kota Malang membuat Endang Sulistyowati, guru Matematika di SMPN 6 Kota Malang senang.
Pandemi Covid-19 membuat pembelajaran dilaksanakan secara daring.
"Saya sudah kangen siswa. Guru tanpa siswa itu tidak ada artinya," ungkap Endang pada suryamalang.com, Senin (19/4/2021).
Endang yang menjadi guru Matematika sejak 1985 ini mengajar mapel ini untuk kelas 7 dan 9.
Ia sama sekali belum pernah bertemu siswanya.
"Yang siswa kelas 9 tahu-tahu sudah mau lulus. Yang kelas 7 belum kenal satu persatu," katanya.
Memang ia sudah 'mengenal' mereka lewat WA dan google meet. Tapi ia berusaha mengenalnya meski sebatas melihat foto profil mereka di WA.
"Kadang saya minta mereka memotret sedang belajar dimana," jawabnya.
Memang secara pribadi-pribadi ia belum kenal siswanya sebagaimana saat pembelajaran luring dulu.
Saat PTM ini, ia berencana menyegarkan kembali mapelnya.
"Kalau siswa kelas 7 kan Matematikanya ada yang materi mengulang saat kelas 6 SD. Seperti tentang bangun segi empat. Mungkin mengulang juga materi baru," jawabnya.
Namun ia melihat jam pelajaran lebih sedikit. Yaitu 30 menit per mapel. Saat jam reguler per mapel 45 menit.
Untuk mapel Matematika, waktu selama 30 menit itu dirasa kurang.
"Tapi ini kan memakai kurikulum darurat saat pandemi. Siswa lebih dikenalkan esensinya," kata dia.
Tentang yang dikangeni saat mengajar luring adalah melihat ekspresi para siswa saat berhasil mengerjakan tugasnya.
Ia biasanya memberi tugas praktik dengan berkelompok. Saat berhasil mendapatkan jawaban, ia menyukai respons mereka.
Rona bahagianya nampak. Tapi saat daring, hal itu tidak terlihat. Ia berharap PTM bisa berlanjut terus sehingga pembelajaran maksimal.
"Saat daring memang kerja dua kali. Termasuk membuat materi pembelajaran agar siswa bisa mengerti," kata wanita berusia 58 tahun ini.
Menurut Suwarjana, Kadis Dikbud Kota Malang, untuk PTM terbatas, diikuti sebanyak 85 lembaga pendidikan yang mengajukan izin.
Risna Widyawati, Kepala SMPN 6 Kota Malang menyatakan, hasil survei pada orangtua, sebanyak 86 persen bersedia mengikuti PTM terbatas. Sisanya, 14 persen ada yang masih ragu-ragu dan khawatir.
"Tapi kami tetap memberikan hak-haknya bagi yang tidak ikut luring," jelas Risna.
Siswa yang masuk PTM terbatas adalah siswa kelas 7 dan 8. Mereka masuk berdasarkan nomer absen ganjil-genap. Sehingga per kelas diisi 50 persen siswa.
Sutiaji, Walikota Malang saat meninjau ke salah satu kelas di SMPN 6 menemukan satu siswa lebih senang belajar di rumah.
Namun ia ikut PTM. Sisanya senang belajar di sekolah. Sekolah menyiapkan cek suhu dan tempat cuci tangan.