Gempa di Jawa Timur
Konsep Rumah Bantuan untuk Korban Terdampak Gempa di Malang
Pemkab mengubah total spesifikasi bangunan bantuan rumah untuk korban terdampak gempa di Malang.
Penulis: Mohammad Erwin | Editor: Zainuddin
Reporter: Erwin Wicaksono
SURYAMALANG.COM, MALANG - Pemkab mengubah total spesifikasi bangunan bantuan rumah untuk korban terdampak gempa di Malang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang, Wahyu Hidayat menjelaskan konsep rumah tumbuh akan menyatu dengan rumah induk milik korban bencana.
"Sebelumnya rumah sederhana. Sekarang kami akan membuat desain lagi agar rumah tumbuh itu bisa menyatu dengan rumah induk," ujar Wahyu kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (25/4/2021).
Konsep rumah tumbuh tidak butuh biaya sebesar rumah sederhana sebelumnya.
Dulu Pemkab Malang mengalokasikan dana antara Rp 14 juta sampai Rp 25 juta untuk perbaikan rumah sederhana.
"Pendanaan rumah tumbuh ini berbeda. Rumah tumbuh dari donatur, dana siap pakai BPBD Kabupaten Malang, dan kami tambah dari BTT."
"Setiap rumah tumbuh butuh dana Rp 10 juta," katanya.
Menurut Wahyu, jumlah rumah tumbuh yang akan dibangun mencapai 300 unit rumah, dan butuh dana sekitar Rp 300 juta.
"Jika rata-rata per rumah ada tiga orang maka akan ada 300 rumah tumbuh. Kami akan alokasikan di beberapa kecamatan terdampak," ucapnya.
Wahyu menegaskan butuh waktu untuk pembangunan rumah tumbuh.
Dia mengupayakan agar para korban bisa segera menempati rumah tumbuh sebelum Lebaran 2021.
“Insya Allah rumah tumbuh bisa selesai sebelum Lebaran 2021 agar mereka tidak di pengungsian," imbuh Wahyu.
Rumah tumbuh ini seperti tempat hunian sementara yang layak bagi korban sebelum pembangunan rumah induk.
"Konsep rumah tumbuh adalah pengungsi bisa tinggal di situ untuk sementara. Mungkin satu kamar yang ukurannya sesuai ukuran tanah masing-masing," tutur Wahyu.
Rumah tumbuh yang sudah terbangun akan disatukan dengan rumah induk.
Setelah pembangunan rumah tumbuh rampung, penanggung jawab pembangunan akan berpindah tangan.
Rumah induk akan dibangun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan menyediakan ruang keluarga dan beberapa kamar.
"Rumah induk dibangun setelah tanggap darurat bencana selesai. Hasil koordinasi kami dengan BPBD, rumah induk bisa selesai paling cepat 3 bulan."
"Kami telah koordinasi dengan Deputi BNPB terkait penyatuan antara rumah tumbuh dan rumah induk," terang Wahyu.