Berita Mojokerto Hari Ini
Kasus Stunting di Kabupaten Mojokerto Capai 30,5 Persen
Dinkes Kabupaten Mojokerto berupaya menekan kasus stunting sedini mungkin terhadap ibu hamil sejak dalam kandungan hingga bayi lahir.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, MOJOKERTO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto berupaya menekan kasus stunting sedini mungkin terhadap ibu hamil sejak dalam kandungan hingga bayi lahir.
Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengatakan kasus stunting dapat terjadi secara permanen bila tidak dicegah sejak dini yaitu 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Stunting merupakan kondisi gangguan kesehatan yang mengakibatkan tubuh gagal bertumbuh secara maksimal akibat kekurangan gizi atau gizi buruk.
Penyebab stunting di antaranya dipicu kekurangan gizi kronis dalam masa 1.000 HPK, faktor ketahanan pangan, lingkungan sosial, pola pengasuhan, pengobatan dan lainnya.
"Stunting bukan penyakit yang selesai dengan obat. Karena sifatnya Irreplaceable, tidak bisa selesai begitu saja dengan pemberian obat-obatan," ungkap Ikfina kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (1/5/2021).
Ikfina menyebut stunting membutuhkan upaya preventif yakni pencegahan dengan penanganan sejak 1.000 HPK lantaran dalam masa ini adalah intervensi terbaik untuk mencegah stunting.
"Tapi apakah cukup itu ternyata tidak, stunting juga bisa dipengaruhi saat masa kehamilan salah satunya usia pernikahan dini, di mana calon ibu sebenarnya belum siap hamil."
"Padahal anak-anak butuh gizi cukup seimbang sejak dalam kandungan ibunya," bebernya.
Berdasarkan data Riset Dinas Kesehatan Pemerintah Pusat terkait jumlah kasus stunting terhadap anak mencapai kurang lebih 30,5 persen atau sepertiga dari jumlah anak di Kabupaten Mojokerto.
Padahal angka Nasional ada di bawah itu sehingga stunting menjadi masalah cukup serius lantaran berkaitan dengan target pembangunan Pemerintah Daerah dalam bidang peningkatan SDM berkualitas.
"Kami ingin SDM berkualitas. Jika SDM punya kecerdasan yang bagus hal itu sebenarnya berkorelasi dengan volume otak dan tinggi badan juga, jadi semuanya saling terkait," ucap Ikfina.
Menurutnya, upaya mengeliminasi stunting tidak bisa dilakukan Pemerintah Daerah saja, tapi juga perlu sinergitas peran Pemdes dan masyarakat.
Apalagi, Kabupaten Mojokerto termasuk daerah yang menjadi fokus penanganan stunting tepatnya sebanyak 46 desa.
"Riset kesehatan oleh Pusat mencatat angka stunting kita adalah 30,5 persen padahal angka nasional masih di bawahnya sehingga stunting harus kita tekan," terangnya.
Banyak Tebing Longsor di Tiga Desa Sepanjang Jalur Pacet - Trawas, Mojokerto |
![]() |
---|
Banjir Tak Kunjung Surut di Dua SDN Blooto, Mojokerto |
![]() |
---|
Psikolog Dampingi Bocah TK Korban Asusila Oleh 3 Laki-laki Umur 8 Tahun di Mojokerto |
![]() |
---|
Bocah TK di Mojokerto Jadi Korban Asusila 3 Teman Bermainnya |
![]() |
---|
Gadis Cilik di Mojokerto Kesakitan saat Buang Air Kecil, Terbongkar Aksi Cabul 3 Teman Sepermainan |
![]() |
---|