Ramadan 2021
Tahun 2030 Umat Muslim Akan Puasa Ramadan 2 Kali Dalam Setahun, Simak Penjelasan Ahli Antariksa
Tahun 2030 umat muslim akan puasa Ramadan 2 kali dalam setahun, simak penjelasan ahli Antariksa dan Astronomi
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, MALANG - Tahun 2030 mendatang umat muslim akan puasa Ramadan 2 kali dalam setahun.
Prediksi ini diungkap Ibrahim Al Jarwan, anggota Federasi Arab Ilmu Antariksa dan Astronomi.
Fenomena ini bukan hal baru, sebelumnya, puasa Ramadan 2 kali dalam setahun pernah terjadi tahun 1997.
Ibrahim Al Jarwan, anggota Federasi Arab Ilmu Antariksa dan Astronomi, menjelaskan fenomena ini kepada surat kabar Dubai, Gulf News Kamis (29/4/2021).
Ibrahim mengungkap kalender Islam saat ini terpaku pada tahun bulan atau Qomariyah.
Itu artinya secara konsisten bergerak sekitar 11 hari pendek dari tahun matahari atau Hijriah.
Sudah menjadi hal yang lazim setiap tahun berlalu dan tergantung pada penampakan hilal bulan, Ramadan selalu mundur sekitar 10 atau 11 hari dari tanggal semula.
"Tahun 2030 umat islam akan menjalani bulan Ramadan yang penuh berkah dua kali
Yang pertama akan berlangsung ketika Ramadan akan dimulai pada 5 Januari 2030 untuk tahun Hijriah 1451,
dan kemudian lagi, bulan Ramadan akan dimulai pada 26 Desember 2030 untuk tahun Hijriah 1452," jelas Al Jarwan seperti dikutip dari Gulf News, Sabtu (1/5/2021) via Tribunnews.com artikel 'Ramadhan di Tahun 2030 Akan Berlangsung Dua Kali, Bagaimana Ceritanya?'.

Sementara untuk total hari puasa yang dijalani di tahun 2030 adalah sebanyak 36 hari.
"Dan total hari puasa akan kurang lebih 36 hari, Insya Allah," jelasnya tentang bulan Ramadan.
Ibrahim kembali menegaskan bahwa fenomena ini bukanlah kejadian yang aneh atau bersebrangan dengan sains.
Seperti diketahui kalender Hijriah berjumlah 354 hari, yaitu 11 hari lebih sedikit dari Gregorian, kedua sistem kalender pada akhirnya akan datang lingkaran penuh dan mengulangi diri mereka sendiri.
"Dibutuhkan waktu 33 tahun sampai tahun Hijriah telah melewati penuh tahun Gregorian. Diulangi sebelumnya pada tahun 1997, dan setelah tahun 2030, akan terulang lagi nanti pada tahun 2063," ujar Ibrahim.
Berbeda dengan Masehi, kalender Islam sulit diprediksi dan selalu bergantung pada fenomena terlihatnya hilal atau bulan.
Ditambah dalam penghitungan hijriah membutuhkan orang atau komite yang berwenang untuk membuat penampakan bulan sabit yang sebenarnya untuk menentukan awal setiap bulan.
Apabila kondisi atmosfer bumi terganggu visualnya, tentu dapat menghalangi penampakan bulan sabit.
Bulan sabit merupakan pengawal di tiap bulan mendatang dan akan mengalami penambahan hari bila hilal tak terlihat.
Selain itu, kondisi geografis belahan dunia yang berbeda-beda membuat awal bulan dimulai pada hari yang berbeda di berbagai negara.
Karena waktu moonset di suatu lokasi tergantung pada bujurnya, bulan baru dan ritual keagamaan kunci seperti puasa Ramadhan.
- Fenomena langit selama bulan Ramadan 2021
Sementara, sepanjang Mei 2021 ini, setidaknya ada 20 fenomena astronomi yang akan terjadi.
Saat dikonfirmasi, Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan) Andi Pangerang membenarkan adanya fenomena astronomi sepanjang bulan ini.
"Fenomena astronomi untuk bulan Mei bisa dicek di edukasi.sains.lapan.go.id," kata Andi, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/5/2021) siang artikel: '20 Fenomena Langit Mei 2021: Hujan Meteor hingga Matahari di Atas Kabah'.
Berikut 20 fenomena astronomi yang akan terjadi beserta tanggalnya:
1. Konjungsi (Solar) Uranus: 1 Mei
Konjungsi (solar) Uranus merupakan konfigurasi ketika Uranus, Matahari dan Bumi berada pada satu garis lurus dan Jupiter terletak sejajar dengan Matahari.
Puncak konjungsi Jupiter terjadi pada 1 Mei pukul 02.44 WIB atau 03.44 WITA atau 04.44 WIT.
Konsekuensi dari fenomena ini adalah Uranus tidak akan tampak lagi di langit malam karena sejajar dengan Matahari.
2. Konjungsi Tripel Bulan-Jupiter-Saturnus: 3-6 Mei
Bulan akan mengalami konjungsi tripel dengan Jupiter dan Saturnus selama empat hari sejak 3 hingga 6 Mei 2021.
Fenomena ini dapat disaksikan sejak pukul 2.00 waktu setempat hingga berakhirnya fajar bahari (20-24 menit sebelum terbit Matahari) dari arah Timur-Tenggara.
3. Fase Bulan Perbani Akhir: 4 Mei
Fase perbani akhir adalah salah satu fase Bulan ketika konfigurasi antara Matahari, Bumi dan Bulan membentuk sudut siku-siku 90 derajat dan terjadi setelah fase Bulan purnama.
Puncak fase perbani akhir terjadi pada pukul 02.50 WIB atau 03.50 WITA atau 04.50 WIT.
Sehingga, Bulan perbani akhir ini dapat disaksikan ketika terbit sekitar tengah malam dari arah timur-tenggara.
4. Puncak Hujan Meteor Eta Aquarid: 6 Mei
Hujan Meteor Eta Aquarid aktif sejak 19 April hingga 28 Mei dan puncak aktivitasnya terjadi pada 6 Mei pukul 09.00 WIB atau 10.00 WITA atau 11.00 WIT.
Hujan meteor ini dinamai berdasarkan titik radian (titik asal munculnya hujan meteor) yang terletak di konstelasi Aquarius.
Hujan meteor Eta Aquarid berasal dari sisa debu komet Halley yang mengorbit Matahari setiap 76 tahun sekali.
5. Konjungsi Tripel Aldebaran-Merkurius-Venus: 12 Mei
Aldebaran (Alfa Tauri, Paricilium) merupakan bintang di konstelasi Taurus yang paling terang di antara bintang penyusun konstelasi Taurus lainnya.
Aldebaran akan mengalami konjungsi tripel dengan Merkurius dan Venus pada 12 Mei dan dapat diamati sejak awal senja bahari setelah Matahari terbenam.
Konjungsi tripel ini akan membentuk segitiga berukuran 5 dan dapat diamati dari arah Barat-Barat Laut ketika Bulan sabit muda (hilal) mulai terbenam.
6. Fase Bulan Baru Mikro (Micro New Moon): 12 Mei
Bulan Baru Mikro adalah fase Bulan Baru yang waktu kejadiannya berdekatan dengan Apoge Bulan.
Bulan Baru kali ini terjadi pada pukul 01.59 WIB sedangkan Perigee Bulan terjadi tiga jam setelahnya yakni pada pukul 05.09.09 WIB.
Jarak geosentrik Bulan ketika fase Bulan Baru adalah 406.507 km dengan diameter sudut menit 29,39 menit busur.
Sementara, jarak geosentrik Bulan ketika Perigee adalah 406.512 km dengan diameter sudut 29,39 menit busur.
7. Konjungsi Kuartet Aldebaran-Merkurius-Venus-Bulan: 13-14 Mei
Empat benda langit, yakni Aldebaran, Merkurius, Venus dan Bulan akan mengalami konjungsi kuartet pada 13 dan 14 Mei 2021.
Fenomena ini dapat disaksikan ketika awal senja bahari dari arah Barat-Barat Laut.
Bulan sabit berumur 1,5 hari berada di dalam segitiga Aldebaran-Merkurius-Venus pada 13 Mei, sedangkan keesokan harinya Bulan telah meninggi dan berada di luar segitiga Aldebaran-Merkurius-Venus.
8. Parade Langit (Aldebaran-Venus-Merkurius-Bulan-Mars-Pollux Segaris): 15 Mei
Pertengahan Mei kali ini menjadi momen yang dinantikan karena beberapa benda langit akan tampak segaris dan membentang dari arah Barat-Barat Laut hingga ke arah Barat Laut ketika akhir senja bahari.
Fenomena ini disebut juga sebagai "Parade Langit".
9. Konjungsi Mars-Bulan: 16 Mei
Puncak konjungsi Bulan-Mars pada pukul 09.13 WIB/10.13 WITA/11.13 WIT dengan sudut pisah 1,67 derajat.
Akan tetapi, baru dapat diamati ketika awal senja bahari dari arah Barat Laut dengan sudut pisah 2,89 derajat.
Keduanya akan berada di atas ufuk selama 3 jam sebelum akhirnya terbenam di arah Barat-Barat Laut dengan sudut pisah 3,69 derajat.
10. Konjungsi Tripel Aldebaran-Merkurius-Venus: 16-19 Mei
Setelah mengalami konjungsi tripel pada 12 Mei, konjungsi kuartet Bersama Bulan pada 13 dan 14 Mei, serta parade langit pada 15 Mei, Aldebaran kembali mengalami konjungsi tripel dengan Merkurius selama empat hari sejak 16 hingga 19 Mei 2021.
Fenomena ini dapat disaksikan ketika awal senja bahari di arah Barat-Barat Laut.
11. Konjungsi Bulan-Pollux: 17 Mei
12. Elongasi Timur Maksimum Merkurius: 17 Mei
13. Fase Perbani Awal: 19 Mei
14. Konjungsi Merkurius-Venus: 20 Mei-3 Juni
15. Retrograd Saturnus: 23 Mei
16. Gerhana Bulan Total Perige (Super Blood Moon): 26 Mei
17. Fase Bulan Purnama dekat Antares: 27 Mei
18. Matahari di Atas Ka'bah: 27 Mei
19. Retrograd Merkurius: 30 Mei
20. Konjungsi Tripel Bulan-Jupiter-Saturnus: 30 Mei-3 Juni
Penjelasan selengkapnya dapat dilihat di sini.
Penulis: Sarah Elnyora/ SURYAMALANG.COM
Ikuti berita Ramadan 2021 dan fenomena langit lainnya