Jendela Dunia

Standar Ganda Amerika Terkait Perang Israel dan Palestina, Beda Sikap Presiden Joe Biden dan Militer

Standar Ganda Amerika Terkait Perang Israel-Palestina, Beda Sikap Presiden Joe Biden dan Militer

Editor: Eko Darmoko
MOHAMMED ABED / AFP
FOTO ARSIP - Puluhan ribu pendukung Hamas (organisasi penggerak kemerdekaan Palestina) berkumpul di Gaza, Kamis (14/12/2017) dalam rangka memperingati 30 tahun organisasi pergerakan Islam tersebut. 

SURYAMALANG.COM - Amerika Serikat (AS) punya standar ganda terkait konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza dan sekitarnya.

Presiden AS Joe Biden mendukung gencatan senjata di Jalur Gaza.

Sedangkan pejabat tinggi militer AS meminta agar Israel dan Palestina menghentikan pertempuran.

Chairman Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley mengatakan, tidak ada kepentingan untuk melanjutkan pertempuran.

Ia memperingatkan, konflik Israel-Palestina terkini menciptakan ketidakstabilan di luar Jalur Gaza.

Milley mengatakannya saat berbicara kepada wartawan ketika terbang ke Brussels, Belgia, untuk pertemuan NATO.

Ia mendesak Palestina dan Israel menyudahinya, beda dengan komentar dari Presiden AS Joe Biden yang mendukung gencatan senjata.

Baca juga: Hamas Organisasi Penggerak Kemerdekaan Palestina Dapat Sokongan Dana dari Israel, Ini Kronologinya

"Ada sejumlah besar korban dan saya hanya berpikir bahwa tingkat kekerasan tidak stabil di luar wilayah Gaza yang terbatas," kata Milley dikutip dari AFP pada Selasa (18/5/2021).

Lebih dari 200 warga Palestina termasuk 61 anak-anak tewas sejak konflik Israel Palestina berkobar di Jalur Gaza pekan lalu, menurut otoritas setempat, dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas.com.

Kemudian sebanyak 10 orang tewas dalam serangan roket yang diluncurkan ke Israel.

Sebelumnya pada Senin (17/5/2021) Washington memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian kekerasan untuk ketiga kalinya.

Akan tetapi ketika Biden menelepon PM Israel Benjamin Netanyahu ia mendukung gencatan senjata.

"Tidak ada yang menyangkal hak Israel untuk menbela diri," kata Milley kepada wartawan.

"Tapi berkaitan dengan itu, tingkat kekerasan tidak ada kepentingannya untuk terus berperang... Warga sipil dibunuh. Anak-anak dibunuh."

Konflik Palestina dan Israel meningkat setelah kerusuhan di Yerusalem timur menjadi yang terburuk sejak 2014.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved