Virus Corona di Malang
Antri Panjang Evakuasi, Pemulasaran & Pemakaman Jenazah Covid-19, Tim Polresta Malang Kota Membantu
Terjadi di wilayah Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen, Jumat (9/7/2021). pasien Covid 19 yang telah meninggal dunia di rumah tak segera bisa ditangani
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Tenaga pemulasaran dan pemakaman jenazah Covid-19 di kota Malang harus bekerja keras untuk membantu warga yang telah berduka.
Banyaknya pasien Covid-19 yang meninggal dunia membuat proses pemulasaran jenazah hingga pemakaman menjadi sangat panjang.
Tak jarang, jenazah pasien Covid 19 harus menunggu lama untuk ditangani.
Mengingat, keterbatasan petugas pemulasaran jenazah dan kendaraan pembawa jenazah pasien Covid 19.
Dalam beberapa kasus, keluarga duka harus bersabar menanti antrian panjang proses pemulasaran hingga pemakaman jenazah yang bisa memakan waktu hingga 24 jam.
Penanganan evakuasi jenazah di rumah warga juga memerlukan waktu panjang karena terbatasnya tenaga dan fasilitas, seperti ambulans.
Seperti yang terjadi di wilayah RT 02 RW 02, Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen yang terjadi hari ini, Jumat (9/7/2021).
Di mana seorang pasien Covid 19 yang telah meninggal dunia di rumah , tak kunjung ditangani.
"Paman saya yang berinisal S (60), meninggal dunia sejak Jumat (9/7/2021) pukul 01.00 WIB. Namun, hingga Jumat (9/7/2021) pukul 14.00 WIB, jenazah paman saya itu tak segera ditangani dan dibiarkan begitu saja di rumahnya," ujar keponakan pasien bernama Ardi kepada TribunJatim.com (Grup SURYAMALANG.COM), Jumat (9/7/2021).
Ardi menjelaskan, pihak keluarga sudah mencoba mencari bantuan ke beberapa rumah sakit terdekat.
"Ternyata, beberapa rumah sakit terdekat itu tidak kunjung ada yang datang untuk memulasarakan jenazah paman saya yang terpapar Covid 19 itu," tambahnya.
Akhirnya, pihak keluarga menghubungi Polresta Malang Kota untuk meminta tolong terkait hal itu.
"Setelah mendapatkan laporan dari keluarga pasien, kami menindaklanjuti dan segera datang ke lokasi. Kami langsung terjunkan tim pemulasaran jenazah Covid 19 Polresta Malang Kota," ungkap Kasat Intel Polresta Malang Kota, AKP Muhammad Syuhada .
Sesampainya di lokasi, tim pemulasaran jenazah Polresta Malang Kota langsung menangani jenazah pasien Covid 19 tersebut.
Jenazah lalu dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), untuk dilakukan pemulasaran sesuai protokol Covid 19
Sementara itu, salah satu anggota tim pemulasaran jenazah Polresta Malang Kota, Aiptu Abdillah mengungkapkan, situasi selama satu minggu terakhir di Kota Malang jumlah kematian tinggi.
Ia menyebut dalam sehari ada 54 jenazah yang harus dimakamkan.
Kondisi itu turut membuat tim pemulasaran jenazah Polresta Malang Kota bekerja hingga larut malam, untuk menangani sekaligus memakamkan jenazah Covid 19.
"Kami bekerja hingga ralut malam, kemarin baru selesai memakamkan pukul 24.00 WIB. Keesokan paginya, kami bertugas di kantor seperti biasa untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat," pungkasnya.
Sebelumnya, Walikota Malang Sutiaji mengungkap jumlah tenaga pemulasaran yang terbatas dan mulai kewalahan.
Meski sistem kerja sudah dibagi dua tim, namun tenaga pemulasaran masih kurang.
"Hari ini yang dimakamkan belum tentu yang meninggal hari ini. Ada yang sisa hari sebelumnya," kata Sutiaji saat meninjau makam Sukorejo Polehan, Kamis (8/7/2021) sore.
sutiaji menyebut dari data hari Kamis (8/7/2021), ada pemakaman 54 jenazah.
Biasanya pemakaman Covid-19 dilakukan mulai 11.30 WIB dan berakhir keesokan harinya.
Proses pemakaman dilakukan siang hari karena ritme kerja petugas yang baru selesai menuntaskan pemakaman sekitar jam 03.00 atau 04.00 WIB keesokan harinya.
"Ada rencana menambah menjadi empat tim," jelas Walikota.
Dengan dua tim, maka petugas pemakaman juga bekerja keras.
Sedang untuk pemulasaran, rencana akan memanfaatkan RSUD Kota Malang.
Selama ini jika ada yang meninggal dikirim ke RS yang ada tenaga pemulasarannya.
Nanti akan dibuat tenda-tenda. Sebab untuk pembuangan airnya sudah ada. Tujuannya agar terjadi percepatan penanganan pada korban yang meninggal.