Berita Tulungagung Hari Ini
Kasus Narkoba di Tulungagung Meningkat di Masa Pandemi Covid-19
Jumlah pengungkapan kasus narkoba yang dilakukan Satreskoba Polres Tulungagung meningkat selama masa pandemi Covid-19.
Penulis: David Yohanes | Editor: isy
Berita Tulungagung Hari Ini
Reporter: David Yohanes
Editor: Irwan Sy (ISY)
SURYAMALANG.COM | TULUNGAGUNG - Jumlah pengungkapan kasus narkoba yang dilakukan Satreskoba Polres Tulungagung meningkat selama masa pandemi.
Tahun 2019 ada 102 kasus narkoba yang berhasil diungkap, lalu meningkat menjadi 113 kasus di tahun 2020.
Di awal Juli 2021 Satreskoba Polres Tulungagung telah mengungkap 90 kasus.
“Kalau sekarang sudah 90 kasus, kami perkirakan jumlahnya akan lebih banyak dibanding 2020,” terang KBO Satreskoba Polres Tulungagung, Iptu Maryudi.
Menurut Maryudi, para pengedar tetap memanfaatkan situasi sulit ini untuk memasarkan narkotika dan obat keras berbahaya.
Mereka bahkan sudah terpola untuk menciptakan pecandu-pecandu baru.
Seperti memberikan gratis beberapa kali di awal agar membuat calon korban kecanduan.
“Jika sudah kecanduan, korban akan jadi pecandu baru. Kalau tidak punya uang untuk beli, dia akan direkrut untuk menjadi kurir,” sambung Maryudi.
Pecandu baru ini dijanjikan mendapat upah besar untuk “meranjau” narkoba.
Tugasnya mengantar narkoba di tempat tersembunyi, sebelum nanti diambil oleh pembeli.
Selain upah uang, dia juga bisa mengonsumsi narkoba secara gratis dengan cara mencuri sedikit barang yang dikirim.
“Saat pandemi seperti ini, pengedar menyediakan paket hemat untuk para pecandu. Barangnya diecer kecil-kecil sehingga lebih murah,” ungkap Maryudi.
Sampai saat ini Kecamatan Ngunut menjadi wilayah paling rawan peredaran narkoba, terutama sabu-sabu.
Salah satunya karena lokasinya sangat strategis, karena bisa dijangkau dari darat maupun Sungai Brantas.
Letaknya yang di persimpangan dengan kabupaten lain membuatnya jadi persinggahan pengedar.
“Di sana juga banyak rumah kos yang memudahkan transaksi. Para pelakunya dari luar dan warga asli Ngunut,” tutur Maryudi.
Lebih jauh Maryudi mengingatkan, kasus narkoba adalah fenomena gunung es.
Kasus yang terungkap merupakan kasus yang kelihatan dan ada di puncak.
Sementara kasus yang belum terungkap jauh lebih besar dibanding yang sudah terungkap.
“Karena itu butuh sinergi dari semua pihak di Tulungagung untuk memerangi narkoba. Hingga ke pelosok desa, saya harap tahu apa itu narkoba,” pungkas Maryudi