Berita Lumajang Hari Ini
Penjualan Hewan Ternak Jelang Idul Adha 2021 di Pasar Hewan Jogotrunan Lumajang Sepi
para peternak sapi dan kambing, khususnya di Lumajang, tak bisa sesumringah seperti sebelum virus corona mewabah.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: isy
Berita Lumajang Hari Ini
Reporter: Tony Hermawan
Editor: Irwan Sy (ISY)
SURYAMALANG.COM | LUMAJANG - Hari Raya Idul Adha sudah tinggal menghitung hari.
Namun sepertinya, para peternak sapi dan kambing, khususnya di Lumajang, tak bisa sesumringah seperti sebelum virus corona mewabah.
Diakui, menjelang Idul Adha adalah waktu yang tepat bagi peternak untuk menjual sapi atau kambing.
Sebab pada momen ini konsumen hewan ternak cenderung meningkat pesat.
Walhasil, kondisi ini sering digunakan peternak untuk meraup untung berlipat-lipat.
Namun, imbas corona yang memukul lemah ekonomi tampaknya bayangan peternak meraup untung gede seketika runtuh.
Di Pasar Hewan Jogotrunan Lumajang, misalnya, kenaikan sapi atau kambing tidak terlalu signifikan.
Rata-rata hanya selisih Rp 200 ribu jika dibandingkan pada hari-hari biasanya.
"Naik tapi dikit sekali. Kambing normalnya Rp 2,5 juta sekarang 2,7 juta. Kalau sapi sebelumnya Rp 17 juta sekarang paling Rp 18 juta," kata Agus Hari Subagyo Staf Pasar Hewan Jogotrunan.
Selain itu, imbas corona rupanya juga membuat konsumen pembeli hewan kurban menurun drastis.
Pada dua tahun sebelum corona mewabah Indonesia, biasanya dua pekan sebelum Idul Adha kondisi Pasar Hewan Jogotrunan sangat ramai.
Banyak peternak beraktivitas transaksi di pasar agar dapat menjual kembali sapi atau kambing dijual di kota-kota besar.
"Kalau sekarang pembelinya paling ya lokalan saja. Mangkannya harga gak bisa naik tinggi," ujarnya.
Sementara Tison peternak kambing asal Yosowilangun, Lumajang mengakui corona membuat tren penjualan hewan ternak terimbas.
Pembatasan aktivitas masyarakat dipastikan berpengaruh pada aktivitas semua bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian.
"Kalau saya lihat sekarang yang kurban gak seramai dulu sebelum ada corona. Ya mungkin karena banyak aturan pembatasan gak bisa kerja, jadi banyak masyarakat yang lebih hemat menggunakan uang," pungkasnya.