Jendela Dunia
Kisah Faheem Younus Rajin Ngetwit Pakai Bahasa Indonesia, Dokter Ternama Amerika Berdarah Pakistan
Kisah Faheem Younus Rajin Ngetwit Pakai Bahasa Indonesia, Dokter Ternama Amerika Berdarah Pakistan
SURYAMALANG.COM - Ilmuwan dan dokter dari University of Maryland School of Medicine Health, Amerika Serikat, Dr Faheem Younus, belakangan ini sering menyita perhatian netizen di Indonesia.
Pasalnya, Dr Faheem Younus rajin menulis twit dalam bahasa Indonesia di akun Twitter-nya.
Twit berbahasa Indonesia yang ditulis Dr Faheem Younus berisi saran kesehatan.
Saran-saran kesehatannya pun mendapatkan banyak respons dari warganet.
Banyak pula yang penasaran dengan alasan kenapa seorang Faheem Younus ngetweet menggunakan Bahasa Indonesia.
Ternyata, dokter yang mengantongi Certified Physician Executive (CPE) dan penghargaan Top Doc pada 2017 dan 2018 itu punya satu alasan mulia.
Sejak pandemi Covid-19 merebak, ia terus mengikuti perkembangannya, tak hanya pandemi di AS tetapi juga di negara-negara lain.
Ternyata, ini bukan pertama kalinya Younus mengunggah tweet menggunakan bahasa asing.
Sebelumnya, ia juga pernah mengunggah saran-saran kesehatan menggunakan bahasa seperti Bahasa India, Bahasa Spanyol, hingga Bahasa Urdu.
"Saat itu Twitter saya gunakan untuk membantu masyarakat India ketika sedang krisis (pandemi), saya juga mengunggah tweet dalam Bahasa Spanyol untuk orang-orang Amerika Selatan seperti Peru, Brasil, Ekuador, Argentina, karena banyak dari mereka belum sadar seberapa parah pandemi di sana."
"Saya juga mengunggah tweet dalam Bahasa Urdu, bahasa ibu saya karena saya lahir dan besar di Pakistan," ungkap Younus dalam Simposium Covid-19 bersama Humanity First Indonesia, dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas.com, Sabtu (17/7/2021).
Selama enam hingga tujuh minggu terakhir, ia melihat Indonesia sepertinya akan menjadi negara berikutnya yang menghadapi krisis pandemi.
Pada awalnya, Younus masih memberi saran kesehatan menggunakan Bahasa Inggris, baru kemudian mulai beralih ke Bahasa Indonesia.
Baginya, ini adalah kesempatan untuk melayani masyarakat sebagai seorang dokter.
"Saya memang tidak mengetahui segalanya dan tidak akan menyelesaikan masalah yang ada, tapi saya ingin jadi "tentara kecil" dalam perjuangan ini dan mengingatnya di tahun-tahun yang akan datang bahwa saya sudah berusaha memainkan peran saya dalam pandemi ini. Itu saja motivasi saya," tuturnya.