Temulawak
Cara Mengolah Temulawak untuk Obat Demam dan Batuk Pada Anak, Resep Sederhana dan Mudah Dibuat
Simak cara mengolah temulawak untuk obat demam dan batuk pada anak, resep sederhana dan mudah dibuat
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Simak cara mengolah temulawak untuk obat demam dan batuk pada anak yang cukup mudah dan sederhana.
Salah satu cara mengolah temulawak adalah menambahkan tanaman herbal lain yang biasa dipakai sebagai bumbu dapur seperti cengkeh dan meniran.
Selain untuk obat demam dan batuk pada anak, manfaat temulawak juga ampuh mengobati sejumlah penyakit lain.
Melansir dari buku berjudul Tanaman Obat untuk Mengatasi Rematik & Asam Urat karya Prapti Utami, temulawak mengandung minyak asiri, turmerol, felandren, dan kurkuminoid.
Selain itu, temulawak memiliki efek farmakologis antiradangm antisembelit, dan diuretik.
Selengkapnya, simak cara mengolah temulawak untuk obat demam dan batuk pada anak di bawah ini:
Dikutip dari Kontan.co, 'Manfaat temulawak sebagai obat herbal untuk maag sampai demam pada anak'.
1. Batuk pada anak
Temulawak yang memiliki efek farmakologis antibatuk bisa jadi solusi untuk anak yang enggan minum obat kimia.
Membuat obat herbal untuk batuk dari bahan temulawak cukup mudah.
Bahan:
- Siapkan 1 jari temulawak
- Madu 1 sendok makan
- Jeruk nipis 1 potong dan
- Air 1 gelas
Cara membuat:
- Rebus temulawak dengan air sekitar 15 menit.
- Setelah itu, saring dan dinginkan.
- Tambahkan perasan jeruk nipis dan madu dan minum sampai habis.
2. Demam pada anak
Selain batu, temulawak juga efektif meredakan demam pada anak.
Bahan:
- Siapkan 1 jari temulawak
- 3 biji bunga cengkeh
- 5 batang meniran
- 1 1/2 gelas air
Cara membuat:
- Rebus semua bahan selama 15 menit.
- Setelah itu, saring dan dinginkan.
- Minum obat herbal tersebut 1/2 gelas 3 kali sehari atau sampai demam reda.
- Gejala Demam pada Anak yang Perlu Ditangani Dokter
Panas tinggi atau demam adalah suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi daripada biasanya atau di atas suhu normal. Suhu badan normal manusia pada umumnya berkisar antara 36-37 derajat Celsius.
Jadi, seseorang dapat dikatakan mengalami demam ketika suhu badannya berada di atas angka tersebut.
Namun, suhu badan yang mencapai 37,5 derajat Celsius masih bisa disebut berada di ambang suhu normal sepanjang tidak memiliki kecenderungan untuk meningkat.
Demam pada umumnya akan terjadi ketika seseorang sedang mengalami gangguan kesehatan.
Melansir Buku Mini Handbook Kesehatan Anak (2019) oleh dr. Rendi Aji Prihaningtyas, dkk, demam adalah bentuk perlawanan tubuh dalam memerangi penyakit.
Setelah berkenalan dengan demam, para orangtua sebenarnya tidak perlu terlalu panik ketika mendapati anak mengalami demam.
Pada kondisi demam tertentu saja anak-anak perlu mendapatkan penanganan dokter.
Melansir Buku Mencegah & Mengatasi Demam pada Balita (2001) oleh dr. M. C. Widjaja, mengetahui atau tidaknya penanganan dokter jika anak mengalami demam dapat dilihat dari tanda-tanda yang muncul, antara lain sebagai berikut:
Kompas.com artikel '8 Gejala Demam pada Anak yang Perlu Ditangani Dokter':
1. Usia anak di bawah 6 bulan
Jika anak yang mengalami demam berusia di bawah 6 bulan, dengan alasan apa pun harus ditangani oleh dokter.
Sebaiknya hingga anak balita berusia 2 tahun, selalu dikonsultasikan atau ditangani oleh dokter bila mengalami demam.
Pasalnya, kondisi fisik anak di bawah 2 tahun apalagi 6 bulan masih tergolong sangat lemah, sehingga bila tidak segera ditangani oleh dokter dikhawatirkan akan membahayakan keselamatannya.
2. Mengalami gangguan pernapasan
Jika mengalami gangguan pernapasan, misalnya terlihat memburu dan tersengal-sengal, anak balita harus segera ditangani oleh dokter.
Anak balita yang napasnya terlihat memburu dan tersengal-sengal mungkin mengalami infeksi pada bagian dadanya, apalagi bagi anak balita yang baru saja terkena flu atau pilek.
Sementara itu, sebelum ditangani oleh dokter, usahakan pemberian minuman air putih hangat lebih banyak dari pada biasanya dan usahakan pula membuat ruang kamarnya menjadi lebih lembab.
Misalnya, dengan cara meletakkan panci yang berisi air panas, sehingga uapnya memenuhi ruangan dan dihirup oleh sang buah hati.
3. Sering BAB
JIka kerap buang air besar (BAB) atau terkena diare saat demam, anak perlu dilarikan ke dokter. Apalagi, anak mengalami diare yang disertai dengan muntah-muntah.
4. Menolak makanan padat
Balita usia 6-12 bulan yang menolak makanan padat, besar kemungkinan mengalami radang tenggorokan.
Jangan paksakan anak menelan makanan padat (keras) apalagi bila diiringi demam.
Berikan saja anak susu sebagai pengganti makanan padat.
Selanjutnya, berikan obat penurun panas sesuai dengan aturan pakai yang ada pada kemasan. JIka dalam waktu dua hari tindakan tersebut tidak menyembuhkan, anak perlu mendapat penanganan dokter.
5. Sering bersin-bersin
Jika anak balita sering bersin-bersin dan keluar cairan ingus dari hidungnya, besar kemungkinan mengalami radang tenggorokan karena infeksi virus influenza.
Pada umumnya, kepada penderita dianjurkan untuk minum air hangat guna meringankan efek radang tenggirokan yang dialami.
Bila dalam waktu 2 hari tindakan tersebut tidak membawa hasil, anak perlu dibawa ke dokter.
6. Mengeluh telinga sakit
Jika anak mengeluh telinganya sakit atau anak balita yang belum mampu berbicara terlihat menangis sambil menarik-narik daun telinganya, besar kemungkinan terkena radang pada bagian tengah telinganya.
Gejala ini memerlukan penanganan dokter, terlebih jika sudah terjadi infeksi yang ditandai oleh keluarnya cairan berwarna keruh dan kental dari telinga.
7. Bintik merah
Jika muncul bintik merah muda pada tubuh anak balita setelah mengalami demam beberapa hari, besar kemungkinan dia terserang virus roseola infentum.
Virus menular ini biasa menyerang anak balita yang berusia 6 bulan hingga 3 tahun.
Segeralah dibawa ke dokter ahli jika anak ditemukan mengembangkan bintik merah muda di kulit.
8. Muncul bercak
Jika mengalami demam yang dibarengi munculnya bercak-bercak, besar kemungkinan anak terkena rubella atau campak jerman.
Namun, ada kemungkinan juga dia terkena cacar air jika bercak-bercak yang timbul di badan tampak melepuh.
Pada umumnya, suhu badan anak akan segera kembali normal dalam waktu beberapa hari.
Bila demamnya tetap muncul, jalan terbaik adalah segera menghubungi dokter untuk diperiksa lebih lanjut.
Nah, itu tadi cara mengolah temulawak untuk obat demam dan batuk pada anak dan beberapa gejala lanjutan yang butuh penanganan dokter.
Semoga bermanfaat!
Ikuti artikel terkait Temulawak dan manfaat Temulawak lainnya.
Penulis: Sarah Elnyora/ SURYAMALANG.COM