Pelajar SMP 16 Tahun Mati Misterius di Sleman, Ditemukan Ibunya Sudah Berdarah-darah di Rumah

Meski pelajar SMP itu ditemukan dalam kondisi berdarah-darah dengan luka diduga karena benda tajam tapi polisi tidak menemukan senjata tajam di TKP

Editor: Dyan Rekohadi
kompas.com
ILUSTRASI 

SURYAMALANG.COM - Sebuah peristiwa berdarah kematian seorang pelajar berusia 16 tahun di Sleman Yogyakarta pada Rabu, 28 Juli 2021 hingga kini masih misterius.

Remaja berusia 16 tahun itu ditemukan meninggal dunia (MD) dirumahnya di Kedulan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman dalam kondisi berdarah-darah.

Di bagian tubuh korban SYP (16) ditemukan luka sayat .

Korban SYP ditemukan oleh ibunya sendiri sekitar Pukul 20.00 WIB.

Diketahui saat sebelum ditemukan korban ini berada di rumah sendirian, sedangkan ibunya pergi ke luar rumah.

Meski korban ditemukan dalam kondisi berdarah-darah dengan luka diduga karena benda tajam tapi polisi tidak menemukan senjata tajam (sajam) di lokasi kejadian (TKP).

Kapolres Sleman, AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono menjelaskan korban ditemukan sudah dalam kondisi terluka pada bagian tangan di rumahnya yang berada di daerah Tirtomartani, Kalasan, Sleman sekitar pukul 20.00 WIB.

Disampaikan Wachyu, korban yang sudah terluka tersebut ditemukan oleh ibunya sendiri.

Hingga saat ini ibu korban yang menjadi saksi utama dalam kejadian ini belum bisa dimintai keterangan.

"Dalam hal ini saksi utama adalah ibu korban sendiri dan saat ini ibunya masih belum bisa dimintai keterangan," ungkapnya.

Ditanya mengenai saksi lain di lokasi, Wachyu masih belum bisa berkomentar banyak.

Pasalnya hingga saat ini saksi utama hanya ibu dari korban saja.

Wahcyu tidak menutup kemungkinan bahwa kejadian penganiayaan tersebut dilakukan di rumah korban sendiri.

"Kemungkinan besar (penganiayaan) di rumah korban," ujarnya.

Pihak kepolisian hingga saat ini masih melakukan olah tempat kejadian perkara. Sembari menunggu ibu korban untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

KBO Sat Reskrim Polres Sleman Iptu Sri Pujo menambahkan, informasi sementara usai olah TKP yang dilakukan pihak kepolisian didapati bahwa Ibu korban saat itu sedang pergi bersama seseorang.

Saat itu korban yang berinisial SYP sedang sendirian di rumah.

Sebelum ditemukan tewas dan bersimbah darah, korban yang masih duduk di kelas IX SMP itu sempat menghubungi ibunya supaya segera pulang ke rumah.

"Ibunya pergi sama orang keluar. Korban, whatsApp ibunya dan sempat meminta ibunya pulang," jelasnya.

Namun nahas, begitu sang ibu sampai di rumah, ia mendapati SYP sudah dalam keadaan tak bernyawa dan bersimbah darah.

"Sampai di rumah sekitar jam 20.00. Korban sudah berlumuran darah dan ibu ini langsung minta tolong" tegasnya.

Keterangan Saksi

Ibu korban, Maryati lari ketakutan saat menyaksikan buah hatinya SYP dalam keadaan tak bernyawa dan bersimbah darah di ruang tengah rumahnya.

Ia panik dan menangis sejadinya, sembari meminta pertolongan tetangganya dan menuju ke rumah ketua rukun tetangga (Rt) Kedulan, Desa Tirtomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman

"Bu Mar lari nangis, tolong, tolong seperti itu. Dia menuju ke rumah saya. Saya sedang duduk di rumah langsung saya pastikan ke rumah," kata ketua Rt 08, Rw 29 Dusun Kedulan, Sriyono saat diwawancara Kamis (29/7/2021).

Ia bersama warganya langsung mendatangi rumah Maryati, saat itu salah satu warganya memastikan keselamatan SYP yang diketahui sudah terkapar di ruang tengah.

Saat dipastikan nadi dari bocah malang itu sudah tidak berdenyut lagi, Sriyono langsung menghubungi Polsek Kalasan.

"Saya melihat kondisinya gak tega. Korban tergeletak di ruang tengah. Ditemukan itu sekitar jam 20.00," jelasnya.

Menurut pengakuan Sriyono, sesaat SYP ditemukan dalam keadaan meninggal, ia sendirian di rumah, karena ibunya sedang pergi bersama seseorang.

Anehnya, baik Sriyono maupun tetangga Maryati tidak mendengar adanya keributan atau kegaduhan lain terkait penyebab kematian bocah malang tersebut.

"Semua kaget, karena gak ada keributan apa-apa. Bahkan rumah sebelah juga gak mendengar apa-apa," terang dia.

Ia melanjutkan, berselang 30 menit kemudian pihak kepolisian dari Polsek Kalasan tiba di lokasi kejadian.

Mereka langsung mekakukan pemeriksaan terhadap tubuh korban dan beberapa barang di sekitarnya.

Dari pengamatan Sriyono, tidak ditemukan benda berbahaya misalnya pisau atau benda tajam lainnya didekat korban.

"Enggak ada pisau. Saya hanya lihat dia sudah bersimbah darah. Lukanya di tangan kiri sama kepala. Sekarang sudah dibawa ke RS Bhayangkara dan dimakamkan hari ini," jelasnya.

Tak Ditemukan Senjata Tajam

Direktorat Reserse Kriminal Ukum (Ditreskrimum) Polda DIY sudah membawa sejumlah barang bukti untuk diteliti pasca meninggalnya SYP seorang pelajar asal Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman.

Sebagaimana diketahui, SYP dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (28/7/2021) dengan beberapa luka sayatan di bagian tangan dan kepala.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda DIY Kombes Pol Burkan Rudy Satriya mengatakan, pihak kepolisian sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) atas meninggalnya bocah nahas tersebut.

Tim inafis dari kepolisian juga sudah mengambil sampel darah, selimut dan sprai korban untuk diteliti.

"Olah TKP sudah, tadi sudah membawa sampel darah sama sprei juga. Itu akan kami teliti. Sebenarnya kami kan hanya back up saja," katanya, saat dihubungi Kamis (29/7/2021).

Pihak kepolisian belum dapat menyimpulkan apakah SYP merupakan korban penganiayaan.

Dari barang bukti yang dikumpulkan, tim inafis juga tidak menemukan pisau atau benda tajam lainnya di dekat korban.

"Belum dapat kami simpulkan. Saat olah TKP hanya darah, selimut dan macam-macam yang kami ambil. Tapi kalau pisau enggak ada," terang dia.

Saat ini tim dari kepolisian masih terus mendalami penyebab kematian bocah berusia 16 tahun tersebut.

Belum dapat diketahui apakah peristiwa berdarah itu mengarah pada indikasi dugaan perampokan atau bukan.

*Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Teka-teki Remaja Asal Sleman Ditemukan MD dengan Luka Sayat, Pengakuan Saksi

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved