Berita Arema Hari Ini
Blak-blakan Bareng Diego Michiels : Mulai dari Belajar Bahasa Jawa, Bakso Malang Hingga Kapten Arema
Blak-blakan Bareng Diego Michiels : Mulai dari Belajar Bahasa Jawa, Bakso Malang Hingga Kapten Arema
"Akhirnya saya senang sekali di Indonesia, awalnya memang agak sulit, kita harus adaptasi semuanya, tapi akhirnya saya senang sekali disini," ungkapnya.
Diego menceritakan sebelum menjadi pemain sepak bola dia diarahkan oleh orang tuanya untuk berlatih Muay Thai.
Merasa kurang cocok, dia akhirnya memilih bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB).
"Dulu saya masih kecil dibawa sama ibu, tapi ke tempat Muay Thai, Ibu pengen saya Muay Thai."
"Terus saya pernah beberapa kali ikut latihan tapi sering di perumahan kita di Belanda, kita sering main bola di pinggir jalan gitu segala macem," jelasnya.
"Akhirnya saya ke salah satu SSB di kota saya, saya daftarkan sendiri. Saya masih muda sekali umur 4 atau berapa," tambahnya.
Pindah ke Indonesia pada umur 20, Diego Michiels menjelaskan pengalamannya bermain di sepak bola nasional.
"Awalnya saya masuk di Pelita Jaya, setelah itu saya pindah ke Persija, tapi Persija IPL. Waktu itu ada dualisme."
"Setelah itu saya ke Sriwijaya, abis Sriwijaya ke Mitra Kukar, Mitra Kukar ke Borneo FC. Akhirnya sekarang di Arema," ujarnya.
Diego juga mengungkapkan jika dia datang ke Indonesia untuk fokus menjadi pemain sepak bola.
Dia menegaskan jika umurnya saat itu sudah ideal masuk ke tim senior.
Sehingga dia ingin memulai karir sebagai pemain profesional.
"Soalnya sebelum saya ke Indonesia, saya memang dari SSB profesional umur 12, saya dari U-12 sampai masuk ke senior."
"Sudah umur 18 atau 19 sudah pemain inti di senior sana," terangnya.
3. Kapten Arema FC