Berita Malang Hari Ini

Mahasiswa ITN Malang Bikin Alat Charger Total Station dari Panel Surya

mahasiswa Teknik Geodesi ITN Malang membuat alat pengisi daya baterai portable Total Station (TS) dengan menggunakan panel surya

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: isy
ITN Malang
Tim PKM KC mahasiswa ITN Malang yang membuat alat pengisi daya baterai portable Total Station dengan menggunakan panel surya. 

Berita Malang Hari Ini
Reporter: Sylvianita Widyawati
Editor: Irwan Sy (ISY)

SURYAMALANG.COM | MALANG - Sebanyak lima mahasiswa Teknik Geodesi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang membuat alat pengisi daya baterai portable Total Station (TS) dengan menggunakan panel surya.

Alat ini diberi nama PACASOP (Portable Battery Charger Using Solar Panels for Total Station).

TS adalah alat pengukur jarak dan sudut (horizontal dan vertikal) secara otomatis dalam survei topografi dan pekerjaan geodetik.

Para mahasiswa itu adalah Beti Miftahul Karimah, Mohammad Zulficar, Intan Dhaneswari, Wulan Kurniasih, dan Mohammad Dicky Prasetyo. Surveyor saat melakukan survei lapangan, khususnya survei topografi membutuhkan banyak alat.

Namun kendalanya jika dilaksanakan dalam jangka panjang, baterai TS cepat habis.

Apalagi jika lokasi survei jauh dari sumber listrik. Solusi sementara yaitu dengan memakai aki.

Tapi jika aki habis, maka harus kembali ke stasiun pengisian daya.

Maka mahasiswa ITN Malang ini membuat  alat pengisi daya baterai portable Total Station menggunakan panel surya. 

“Sebenarnya ini pengalaman kami sendiri. Saya pernah mengalami kehabisan baterai saat melakukan survei di kawasan hutan. Kehabisan baterai di hutan sangat merepotkan sehingga mengakibatkan tidak efisien dalam pengukuran. Maka kami harus kembali ke basecamp," jelas Beti Miftahul Karimah, Ketua Tim Program PKM-KC beberapa waktu lalu.

Beti bersama teman-temannya lolos dalam Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC) pendanaan tahun 2021 dari  Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Kemendikbud Tahun 2021.

Dikatakan mahasiswa asal Kabupaten Nganjuk ini, PACASOP merupakan sistem yang mengandalkan energi matahari sebagai satu-satunya sumber energi listrik yang biasa disebut sistem independen.

Dengan memakai energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya, maka dapat digunakan langsung ke beban untuk kebutuhan listrik yang ada.

Selebihnya akan disimpan di dalam baterai untuk dijadikan sebagai cadangan energi.

"PACASOP kami buat untuk memudahkan surveyor ketika survey di lapangan. Sifatnya portable dan dikemas di dalam koper, sehingga bisa dibawa kemana-mana," tambah mahasiswa semester V ini.

Ditambahkan, penggunaan tenaga surya juga bersifat ramah lingkungan dan bisa digunakan dalam jangka panjang.

Sedang Mohammad Zulficar menambahkan, PACASOP dibuat menggunakan panel surya dengan konstruksi yang bersifat portable di dalam koper ukuran 22 inch.

Pada sisi atas koper dipasang panel surya 20 wp. Kemudian, di dalam koper dipasang stop kontak, akumulator (aki), dan solar charge controller untuk mengatur arus.

Dikatakan, panel surya berfungsi mengubah cahaya matahari menjadi kerja listrik melalui photovoltaic effect.

Kemudian listrik yang dihasilkan oleh panel surya disimpan pada akumulator.

Sedang solar charge controller berfungsi mengendalikan pengisian muatan akumulator agar proses pengisian tersebut berlangsung pada kondisi yang aman bagi akumulator. 

Penggunaan alat ini mudah.

"Kita tinggal membuka koper di bawah sinar matahari, selanjutnya tekan tombol ‘ON’ maka alat akan bekerja,” kata Fikar, panggilan akrabnya.

Saat ini, pembuatan Pasacop saat ini sudah mencapai 85 persen.

Tim PKM-KC ITN Malang tinggal melakukan uji coba alat untuk mendapatkan waktu pengisian maksimal. 

“Kami berharap alat ini bisa membantu surveyor di lapangan ketika ada kendala kehabisan baterai. Dan ke depannya alat kami bisa dikembangkan dengan ukuran lebih kecil lagi serta mampu menampung lebih banyak daya. Dengan begitu, lebih mudah saat dibawa ke mana-mana,” papar mahasiswa asal Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah ini.

Dalam kegiatan ini, mereka dibimbing oleh dosen Alifah Noraini ST MT.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved