Berita Surabaya Hari Ini
Kisah Dosen Hukum Unair Lanny Ramli Tertipu Rp 1,5 Miliar, Modus Investasi Proyek Revitalisasi Pasar
Dosen bersusia 55 tahun yang hidup sendiri itu mengaku tertipu oleh beberapa orang yang diduga berkomplot. Ia menyetorkan dana secara bertahap
Penulis : Firman Rachmanudin
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Kisah seorang dosen hukum Universitas Airlangga (Unair), Lanny Ramli yang jadi korban penipuan dengan kerugian hingga Rp 1,5 miliar mulai menarik perhatian.
Dosen bersusia 55 tahun yang hidup sendiri itu mengaku tertipu oleh beberapa orang yang diduga berkomplot.
Ia menyetorkan dana secara bertahap pada terlapor setelah ditawari investasi pengelolaan lahan parkir revitalisasi Pasar Sepanjang Sidoarjo.
Tapi apa yang dijanjikan tak ada kabarnya hingga kini.
Kepada SURYAMALANG.COM, Lanny mengaku dikibuli oleh dua pria bernama Hanif dan I Ketut Budha.
Keduanya menawarkan sebuah proyek revitalisasi pasar Sepanjang yang rencananya bakal digarap di awal tahun ini.
Kepada Lanny, Hanif mengaku sebagai direktur PT Enggar Jaya Teknik yang merupakan sub kontraktor dari proyek revitalisasi pasar Sepanjang yang dimenangkan oleh PT Bangun Persada Nasifinta dengan I Ketut Budha sebagai direkturnya.
Lantaran Hanif dan Ketut kerap membawa beberapa dokumen serta menyebut nama-nama bupati Sidoarjo, membuat Lanny begitu percaya jika proyek revitalisasi pasar Taman Sepanjang ini benar-benar ada.
Saat itu, Lanny diminta menyetorkan uang investasi sebesar Rp 1,5 Milyar untuk pengelolaan lahan parkir.
Gelagat tak baik mulai muncul saat jatuh tempo pembangunan tak kunjung dilakukan.
Lanny pun beberapa kali menanyakan perihal proyek tersebut kepada Hanif dan Ketut, namun keduanya hanya berjanji serta menghindar.
Guna memastikan, Lanny kemudian berkirim surat ke Disperindag Kabupaten Sidoarjo untuk mengonfirmasi kebenaran proyek tersebut.
Lanny bersurat dua kali pada tanggal 15 Mei 2021 dan 17 Juni 2021 ke Disperindag Kabupaten Sidoarjo.
Hingga akhirnya surat tersebut dibalas oleh instansi tersebut pada tanggal 24 Juni 2021.
Dalam balasan surat itu, tertera bahwa proyek revitalisasi pasar Taman Sepanjang memang ada.
Pemenang lelang proyek tersebut adalah PT Bangun Persada Nasifinta.
Namun, perusahaan tersebut belum dapat melakukan proses pengerjaan karena persyaratan administratif yang diperlukan belum mencukupi.
Di antaranya adalah Penyempurnaan gambar desain dan dilengkapi dengan DED dan RAB, Kemampuan Finansial dan Sosialisasi ke Pedagang.
Poin ketiga dalam surat balasan Disperindag Kabupaten Sidoarjo juga memastikan bahwa, Direktur PT Bangun Persada Nasifinta adalah Nasuhan bukan I Ketut Budha.
Pihak Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui Disperindag Kabupaten Sidoarjo bersama PT Bangun Persada Nasifinta juga menyatakan tidak mengenal I Ketut Budha dan Hanif sebagai direktur Enggar Jaya Teknik.
Surat tersebut ditandatangani oleh kepala Disperindag Kabupaten Sidoarjo, Ec Tjarda.
Melihat surat balasan itu, Lanny gemetar.
Ia tak menyangka jika uang yang selama ini dikumpulkan diduga dibawa kabur oleh Hanif dan I Ketut Budha.
"Uang sebanyak itu saya kumpulkan selama 30 tahun mengajar. Termasuk saya jual aset saya di Surabaya. Karena saya percaya. Tapi ternyata saya ditipu," kata Lanny.
Hal itu yang membuat Lanny akhirnya melaporkan kejadian yang menimpanya itu ke Polrestabes Surabaya.
Meski sempat merasa ditolak dan dipersulit saat melaporkan kejahatan penipuan yang dialaminya, Lanny sang dosen akhirnya memberikan argumentasi hukum hingga membuat laporannya diterima petugas.
Sampai saat ini, Lanny masih terus mencari keadilan ke aparat penegak hukum atas kasus yang menimpanya.
"Cuma hukum satu-satunya harapan saya. Cuma keadilan yang saat ini jadi tujuan saya," kata Lanny sambil menahan tangisnya.
Kronologi Penipuan
Mulanya Lanny dikenalkan seorang pria bernama Ali Bahrowi, kepada Akhmad Hanif pada Januari 2021.
Di sana, Hanif mengaku sebagai seorang direktur di perusahaan PT Enggar Jaya Teknik menawarkan sebuah proyek revitalisasi pasar Sepanjang Sidoarjo kepada Lanny.
Mulanya, proyek tersebut ditawarkan oleh Hanif kepada Ali, sahabat karib Lanny.
"Awalnya Ali yang ambil proyek itu. Tapi di tengah jalan, waktu saya dikenalkan, Ali mendadak mundur dari tawaran tersebut. Meminta saya menggantikan. Dengan iming-iming keuntungan setelah proyek revitalisasi itu berjalan," imbuhnya.
Hanif mematok tarif investasi senilai Rp 1,5 Miiyar rupiah, untuk dapat mengelola lahan parkir di pasar Sepanjang, Sidoarjo.
Sementara, Hanif mengenalkan I Ketut Budha kepada Lanny sebagai Direktur PT Bangun Persada Nasifinta yang memegang proyek revitalisasi tersebut.
"Hanif ini sub kontraktor. Yang dikenalkan ke saya,kontraktornya itu pak Ketut," terangnya.
Setelah uang masuk berkala, diangsur ke rekening Hanif pada Februari 2021, Lanny dijanjikan proyek bakal dikerjakan pada Maret, selepas pelantikan Bupati Sidoarjo yang baru.
Tapi gelagat tak baik mulai muncul dari Hanif.
Ia selalu menghindar saat Lanny meminta pertemuan dengan I Ketut Budha yang disebut-sebut sebagai perusahaan yang bertangunggjawab dalam proyek revitalisasi.
Lanny yang tinggal seorang diri, dengan rasa gelisah mencoba mencari tahu lokasi pasar Sepanjang yang katahya bakal direvitalisasi.
Dan benar, proyek tersebut tidak pernah ada sampai saat ini.
"Waktu saya kesana, tidak ada proyeknya. Kebetulan saya dianter teman saya. Karena dia tahu saya janda seorang diri. Langsung lemas saya," keluh Lanny sambil air matanya membuncah.
Lanny kemudian menghubungi Hanif, ia bahkan nekat mendatangi hotel tempat Hanif tinggal sementara di Surabaya.
"Dia asli Jawa Tengah. Tinggalnya berpindah-pindah dari hotel ke hotel. Di Surabaya tinggal di Hotel," imbuhnya.
Di sana Lanny menagih janji investasi kepada Hanif.
Bukannya uang yang dikembalikan, Lanny malah mendapat harapan palsu dan meminta Lanny bersabar menunggu uang talangan milik Hanif yang kini ada di salah satu temannya.