Berita Malang Hari Ini

Tim FIK UM Teliti Sebaran Penjualan Rokok di Malang, Sebut Anak-Anak Rentan Terpapar

Tim peneliti dari Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Malang (UM) melakukan studi tentang penjualan rokok

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: isy
UM
Tim peneliti dari Fakultas Ilmu Keolahragaan (UM) dari Universitas Negeri Malang (UM) melakukan studi tentang kepadatan dan persebaran tempat penjualan rokok serta iklan rokok di tempat-tempat penjualan di Kota dan Kabupaten Malang. 

Berita Malang Hari Ini
Reporter: Sylvianita Widyawati
Editor: Irwan Sy (ISY)

SURYAMALANG.COM | MALANG - Tim peneliti dari Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Malang (UM) melakukan studi tentang kepadatan dan persebaran tempat penjualan rokok serta iklan rokok di tempat-tempat penjualan di Kota dan Kabupaten Malang.

Dari hasil observasi dan pemetaan, ditemukan lebih dari 1.921 tempat penjualan rokok yang tersebar di lima kecamatan padat penduduk di Kota dan Kabupaten Malang.

Jenis tempat penjualan rokok yang paling banyak ditemukan adalah toko kelontong (42,9 persen) dan warung kecil (41,5 persen), disusul dengan convenience store (7,5 persen), toko besar/grosiran (4,9 persen), dan pedagang asongan (0,7 persen).

"Penelitian kami di lima kecamatan dengan melakukan observasi, yaitu Kecamatan Sukun dan Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Sedang di Kabupaten Malang di Kecamatan Singosari, Pakis dan Kepanjen," jelas Ketua tim peneliti, Suci Puspita Ratih SKM MKM MPH dalam rilisnya, Senin (29/11/2021). 

Untuk itu, dilakukan penyusuran di jalan-jalan hingga gang-gang kecil untuk memetakan titik tempat penjualan, serta melakukan observasi dan wawancara dengan penjaga toko.

Mereka mengembangkan instrumen berbasis website bernama TRAQ (Tobacco Retailer Assessment and Questionnaire).

Instrumen ini memungkinkan bisa memindai lokasi, mengambil gambar, mengisi formulir, dan mengunggah ke basis data secara real time.

Dari hasil pemetaan, ditemukan penjual rokok paling padat berada di Kecamatan Pakis.

Tempat penjualan rokok juga tersebar merata di tiap kecamatan yang diobservasi.

Baik di jalan-jalan besar, gang-gang kecil, bahkan dekat dengan sekolah-sekolah dan pondok pesantren.

Sebesar 70 persen dari total tempat penjualan yang diobservasi menjual rokok secara batangan.

Rokok batangan dapat dengan mudah dibeli dengan harga Rp 2.000 per batang.

Bahkan sekitar 233 tempat penjualan menjual rokok batangan kurang dari harga tersebut.

Karena banyak tempat berjualan rokok, maka anak-anak mudah mengakses rokok baik yang lokasinya dekat rumah atau sekolah mereka.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved