Berita Malang Hari Ini

Pulih 90 Persen, Hasil Diagnosa Diduga Korban Buta Akibat Vaksin AstraZeneca Mengidap Neuritis Optik

RSSA Malang membeberkan hasil diagnosis gangguan penglihatan yang dialami warga Kota Malang, Joko Santoso (38) seusai mengikuti vaksinasi AstraZeneca

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: isy
Kukuh Kurniawan/TribunJatim.com
Dokter perawat Joko Santoso dr Wino Vrieda Vierlia (kiri) didampingi ahli saraf dr Rodhiyan Rakhmatiar (dua kiri), manajemen RSSA Malang dr Widodo Mardi Santoso (tengah), dan Kadinkes Kota Malang dr Husnul Muarif (dua kanan), serta Pokja KIPI Kota Malang dr Ariani (kanan) saat membeberkan hasil diagnosis kejadian kebutaan yang dialami Joko di depan Aula Majapahit RSSA Malang, Selasa (7/12/2021) pagi. 

Berita Malang Hari Ini
Reporter: Kukuh Kurniawan

SURYAMALANG.COM, MALANG - Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang membeberkan hasil diagnosis kejadian gangguan penglihatan yang dialami salah satu warga Kota Malang, Joko Santoso (38) seusai mengikuti vaksinasi AstraZeneca.

Dari hasil diagnosis dan evaluasi selama perawatan, diketahui warga Jalan Burung Gereja, Kelurahan Arjowinangun, Kedungkandang, itu mengidap Neuritis Optik.

Selain itu, pihak dokter juga sudah mendiagnosis terkait dampak Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) vaksin AstraZeneca (AZ).

"Dari hasil pemeriksaan kondisi pasien berinisial JS, kami tidak menemukan adanya pembekuan pembuluh darah. Karena dari yang kita ketahui bersama, KIPI dari vaksin AZ ini yang paling parah adanya pembekuan di pembuluh darah," ujar dr Rodhiyan Rakhmatiar, dokter spesialis saraf RSSA Malang.

Dirinya juga mengungkapkan, bahwa dalam diagnosis menggunakan MRI (Magnetic Resonance Imaging), juga tidak ditemukan adanya bukti atas pembekuan pembuluh darah.

"Dalam diagnosis itu, memang kami fokus untuk mengarah ke bukti-bukti adanya dampak dari vaksinasi. Dan hingga saat ini dari hasil diagnosis, tidak cukup bukti untuk menyampaikan adanya keterkaitan kondisi pasien dengan KIPI AZ," jelasnya.

Sementara itu, dokter spesialis mata yang menangani pasien Joko, dr Wino Vrieda Vierlia mengungkapkan, saat ini kondisi penglihatan sudah jauh lebih baik dari saat kali pertama melaporkan kejadian yang dialaminya itu.

"Beliau ini mengidap Neuritis Optik, sehingga kami memberikan terapi dan obat-obatan untuk mengurangi dampak dari kejadian tersebut," jelasnya.

Dirinya mengungkapkan, adanya dampak KIPI yang menyebabkan kebutaan belum bisa dibuktikan secara medis. Termasuk kejadian yang dialami pasien Joko, apalagi kondisinya terbukti bahwa saraf yang ada di organ penglihatannya mengalami inflamasi (peradangan).

"Dari hasil diagnosis itu, kami memberikan penanganan medis sesuai kondisi yang dialami beliau. Dan hingga saat ini, kondisi penglihatannya sudah membaik hingga lebih dari 90 persen, dan akan terus menjalani perawatan hingga tiga bulan ke depan," terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif menerangkan, pihaknya siap mengawal kesembuhan Joko.

Bekerjasama dengan Kelompok Kerja (Pokja) KIPI Kota Malang, Komisi Daerah KIPI Provinsi Jatim dan Komisi Nasional KIPI, terus mengevaluasi perkembangan kondisi Joko.

Terkait apakah Joko bisa mendapatkan vaksinasi dosis kedua, pihak Dinkes Kota Malang masih melakukan pembahasan.

Mengingat, kondisi penerima vaksin harus benar-benar prima.

"Kami terus berkoordinasi dengan Poli Mata RSSA Malang dan Pokja KIPI Kota Malang, terkait kondisi beliau. Saat ini, kami jadwalkan beliau untuk menjalani kontrol di poli mata RSSA Malang pada tanggal 10 Desember 2021," tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved