Tindak Penipuan dan Kekerasan Terhadap Anak-anak di Kota Batu Meresahkan
Ada tiga korban lagi yang ditemukan di Kota Batu. Mereka adalah anak-anak yang masih duduk di bangku tingkat menengah pertama.
Penulis: Benni Indo | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM|BATU - Kasus penipuan yang menyasar anak di Kota Batu cukup memprihatinkan. Jika sebelumnya diberitakan hanya terjadi perampasan ponsel milik anak, kali ini perampasan dilakukan dengan tindak kekerasan fisik.
Ada tiga korban lagi yang ditemukan di Kota Batu. Mereka adalah anak-anak yang masih duduk di bangku tingkat menengah pertama.
Tiga ponsel pintar milik tiga pelajat SMPN 2 Batu dibawa lari pelaku. Pelaku bermodus menuduh korban telah melukai adiknya. Lalu diajak ke sebuah tempat dan ditinggal setelah dirampas ponselnya.
Ketiga anak Anugrah Akbar Sanjaya, Muhammad Salman dan Muhammad Maulana Malik Ibrahim, sepupunya Sanjaya. Semuanya berasal dari Dusun Beru, Desa Bumiaji, Kota Batu.
Sanjaya menceritakan, kejadian perampasan ponsel itu terjadi saat mereka pulang sekolah. Saat itu Salman dan Maulana sedang bermain ponsel di pinggir jalan.
"Lalu saat sampai di Jalan Metro ada dua orang tak dikenal tiba-tiba memangil," beber Sanjaya, Senin (13/12/2021).
Setelah memanggil-manggil, lanjut Sanjaya, kedua orang tak dikenal itu langsung meminjam ponsel milik Maulana dan Salman. Tanpa pikir panjang, keduanya langsung saja meminjamkan ponsel kepada kedua orang tak dikenal itu.
"Adik dan teman saya masih polos, tanpa pikir panjang keduanya langsung meminjamkan ponselnya," ungkap Sanjaya.
Pada saat itu, ponselnya Sanjaya ada di dalam tas. Ia sengaja tidak mengeluarkan ponsel karena curiga kepada mereka.
"Apalagi tidak kenal orangnya juga," jelas dia.
Setelah meminjam ponsel, salah seorang pelaku menunjukkan sebuah foto di ponselnya sendiri. Saat menunjukkan foto, pelaku beralibi jika anak yang ada di foto tersebut baru saja dikeroyok seseorang dan ibunya sedang mencari orang tersebut.
"Untuk memastikan bahwa bukan kami yang mengeroyok, adik saya diajak ke daerah Selecta. Katanya diajak untuk menemui ibu dari anak yang katanya dikeroyok tadi. Yang diajak pertama adik keponakan saya. Namun saya menghalau karena dia masih terlalu kecil. Sebagai gantinya saya ikut mereka," ujar remaja 13 tahun itu.
Saat mengajak Sanjaya pergi, ponsel adiknya dan temannya masih dibawa oleh pelaku. Mereka beralasan ingin menunjukkan ponsel tersebut ke ibu yang anaknya baru saja dikeroyok, untuk diperiksa dan memastikan jika bukan mereka yang mengeroyok.
Ternyata setelah Sanjaya ikut mereka, malah diajak ke tempat sepi di kawasan Claket, Dusun Brau. Di sana Sanjaya dihajar oleh dua pelaku tersebut.
"Seragam saya dilepas. Buku-buku yang ada di dalam tas saya semuanya dikeluarkan. Setelah mereka menemukan ponsel di dalam tas, keduanya langsung kabur meninggalkan saya," jelasnya.
Setelah di hajar dan masih dalam keadaan lemas, Sanjaya berjalan terkuyuh-kuyuh menuju permukiman warga untuk meminta pertolongan. Saat itu dia bertemu seorang tukang ojek. Karena hanya memiliki uang Rp 10 ribu dia hanya di antara hingga Sidomulyo.
"Setelah diantar sampai Sidomulyo saya berjalan lagi ke Jalan Metro untuk mencari teman dan adik saya. Namun setelah tiba di sana keduanya sudah tidak ada. Setelah itu saya pulang ke rumah dan di rumah saya ada banyak orang karena adik dan teman saya bilang ke keluarga jika saya dibawa orang," bebernya.
Sanjaya menyebutkan, kedua orang yang membawanya ke tempat tersebut memiliki ciri-ciri berbadan besar bongsor. Sedangkan orang kedua memiliki badan kecil. Saat itu keduanya membawa sepeda motor vario.
"Sayangnya saat itu saya tidak sempat melihat plat nomornya karena saat itu perut saya sangat sakit akibat bekas tonjokan pelaku," katanya.
Setelah kejadian itu, Sanjaya dan keluarganya melaporkan kepada pihak sekolah. Namun oleh pihak sekolah hanya disarankan untuk lebih berhati-hati.
Sebelumnya juga terjadi peristiwa penipuan yang menyasar anak-anak. Pelaku menipu korban dengan modus menakut-nakuti. Korban dituduh melakukan tindak kekerasan terhadap adik pelaku.
Pelaku menyasar ponsel yang dibawa oleh korban. Informasi yang diperoleh Surya, salah seorang korban bernama M Rengga Pratama (13) dirampas ponsel pintarnya bermerk Oppo. Peristiwa terjadi di depan lapangam sepakbola, Desa Punten.
Diceritakan Rengga, peristiwa terjadi pada 27 November 2021. Saat itu, ia bersama teman-temannya sedang sepakbola pada pagi hari sekitar pukul 7.00 wib.
Di tengah permainan, ada seorang berjaket hijau mengenakan sarung datang ke pinggir lapangan lalu memanggil anak-anak yang bermain.
"Katanya, adiknya dipukuli. Saya waktu itu penasaran, lalu ikut," ujarnya.
Beberapa teman lainnya menolak ajakan orang tersebut. Tidak jauh dari lapangan, sudah ada seorang rekan pelaku yang menunggu di atas sepeda motor. Pelaku kedua ini juga mengenakan sarung kuning, kaos merah dan kopyah hitam.
Rengga pun diajak. Ia dibonceng di tengah, lalu bersama dua orang pelaku meninggalkan lokasi. Rengga membawa ponsel saat diajak dua pelaku.
"Saya diajak ke daerah Gemulo. Di sana, ponsel saya diminta," kata Rengga.
Orang yang meminta ponselnya Rengga adalah yang mengenakan sarung hijau. Pelaku pertama turun dari sepeda motor setelah membawa ponselnya Rengga. Setelah itu Rengga diantar ke tempat lain oleh pelaku lainnya. Kemudian ditinggal dan ia pun pulang jalan kaki. (Benni Indo)