Berita Surabaya
Dugaan Pelecehan Seksual Mahasiswi UINSA Surabaya, Lagi-Lagi Akun Instagram yang Memunculkan
Kasusnya yakni adanya dugaan pemerkosaan atau rudapaksa yang dilakukan oleh oknum Aktivis Gerakan Kampus dan Demisioner BEM salah satu Fakultas UINSA
MKA lalu meminta korban membersihkan darah haidnya dan terus memaksa persetubuhan, hingga korban akhirnya terpaksa meladeni keinginan bejat pelaku.
Dalam kejadian itu, MKA juga berbisik dengan kalimat "Kamu yang kuat ya kalau sama aku, aku soalnya hypersex," terang akun tersebut.
Terpisah, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Mirzal Maulana membenarkan temuan konten yang mengarah pada informasi dugaan pelecehan seksual di lingkungan kampus tersebut.
"Benar tim siber kami menemukan adanya konten di media sosial yang mengarah pada informasi dugaan tindak pelecehan seksual," sebut Mirzal, Selasa (18/1/2022).
Mirzal menyebut, sudah menerjunkan tim untuk jemput bola berkomunikasi dengan pihak kampus UINSA.
"Sudah komunikasi dan koordinasi dengan dosen di UINSA serta cek kontennya, namun menurut keterangan dari pihak kampus belum ada laporan terkait hal tersebut dan infonya kampus akan membentuk tim untuk menyelidiki kebenaran konten yang jadi trending di medsos itu," bebernya.
Mirzal juga memastikan belum ada laporan resmi baik dari pihak kampus atau korban ke Polrestabes Surabaya.
Meski begitu, polisi tetap akan melakukan upaya jemput bola dalam menggali informasi dugaan tindak pelecehan seksual tersebut.
"Belum ada laporan. Tapi begitu trending, kami dari tim siber kolaborasi dengan tim unit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya langsung cek konten dan datang ke UINSA," tandasnya.
Sebelumnya, dugaan pelcehan seksual di dunia kampus, yakni di kampus Universitas Negeri Surabaya juga diungkap sebuah akun instagram.
Kasus dugaan pelecehan mahasiswi oleh dosen di Unesa itu menjadi perhatian publik setelah muncul postingan dari akun anonim di Instagram @dear_unesacatcallers.
Akun tersebut memposting kronologi kasus kekerasan seksual yang menimpa mahasiswi di Unesa.
Terduga pelakunya adlah seorang dosen di kampus negeri itu.