Kece
UPDATE Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Imogiri, Terungkap Bisikan Ketakutan Sopir dan Kernet Bus
Danarto, seorang penumpang yang selamat dari kecelakaan bus pariwisata di Bukit Bego Imogiri Bantul menceritakan bagaimana sopir bus terlihat panik
SURYAMALANG.COM - Kecelakaan maut bus pariwisata di kawasan Imogiri, Bantul Yogyakarta pada Minggu (6/2/2022) siang menelan 13 korban jiwa.
Penyebab kecelakaan bus maut itu mulai terungkap dari pengakuan para saksi.
Bahkan saksi yang merupakan penumpang bus yang selamat mengungkap adanya bisik-bisik antara sopir dan kernet bus sebelum kecelakaan.
Saksi mendengar bisik-bisik ketakutan sopir bus akan kondisi bus yang ia kemudikan sesat sebelum kecelakaan maut terjadi.
Danarto, seorang penumpang yang selamat dari kecelakaan bus pariwisata di Bukit Bego Imogiri Bantul menceritakan bagaimana sopir bus terlihat panik saat sebelum kecelakaan.
Pria 38 tahun itu sempat mendengar percakapan antara sopir dan kenek bus bahwa kendaraan tersebut ada masalah.
Danarto bisa mendengan percakapan antara sopir bus dengan kernetnya karena ia duduk di samping sopir bus.
"Saat mendengar itu, perasaan saya udah mulai ndak enak, tapi saya tetap diam saja takutnya nanti malah keluarga saya itu malah histeris semua," ujarnya.
Ia juga bisa melihat langsung sikap dan tatapan sopir bus yang panik ketika bus tak bisa ia kendalikan lagi jelang menghantam tebing.
Danarto lantas mengisahkan detik-detik peristiwa kecelakaan maut yang dialaminya.
Danarto menceritakan, ia sudah merasakan firasat tidak enak saat bus mulai tidak kuat menanjak di kawasan Bukit Bego Imogiri.
"Saat mulai nanjak setelah keluar dari Becici, bus itu sudah tidak kuat, mesin sempat mati, dan penumpang udah mulai histeris," tuturnya.
Danarto yang duduk di samping sopir menambahkan, saat itu bus bahkan sempat mundur sedikit lantaran tidak kuat menanjak.
Sopir pun kemudian menyuruh kenek untuk mencari balok guna mengganjal roda bus agar tidak mundur.
Menurut Danarto, para penumpang pun kian histeris dan mulai panik serta ketakutan dalam situasi tersebut.
"Saya langsung buka pintu juga dan menyuruh penumpang turun, alhamdulillah setelah itu bus udah bisa nyala lagi dan bisa naik, penumpang terus dimasukin lagi," lanjut dia.
Bus pun terus melaju dan mulai kembali menanjak.
Namun, ia menuturkan, saat bus mulai melewati jalan turunan, sopir bus sudah tidak bisa mengendalikan laju kendaraan.
Sopir pun, kata Danarto, terlihat sudah tidak bisa memainkan porseneling maupun rem bus.
Sementara dari arah berlawanan, ada kendaraan lain yang sedang naik.
"Saya sempat bertanya ke sopir 'Pir, ini gimana masih bisa ndak?', tapi sopir itu udah ndak ada yang bicara, diam semuanya, kelihatan panik. Saya sudah berpikir mungkin ini blong lah, dan bus turun dalam kecepatan tinggi," paparnya.
"Pas rem blong itu penumpang udah pada teriak histeris semua, ada yang bersholawat, ada yang bertakbir," imbuh dia.
Lebih lanjut Danarto mengatakan, saat itu sepertinya sopir bingung hendak menabrakkan bus, namun posisinya tidak memungkinkan.
Karena di satu sisi adalah jurang, sementara di sisi lain ada kendaraan dari arah yang berlawanan.
"Bolak-balik bus itu mau dihantemin kemana ndak tahu, lalu ada Elf dari bawah, itu mau dihantemin situ, takut semuanya habis, kalau ke kiri jurang, akhirnya langsung ambil ke kanan, tebing itu," jelasnya.
Ia pun merasa bersyukur dirinya bersama keempat anggota keluarganya masih diberikan keselamatan dalam peristiwa nahas tersebut.
Danarto mengalami sejumlah luka di beberapa bagian tubuhnya.
Danarto tergolong masih beruntung Karena saat kecelakaan itu terjadi, dirinya terpelanting keluar dari bus dan masuk ke selokan.
"Sekarang yang saya rasakan di bagian dada agak masih sakit," katanya.
Polisi Sebut Kecepatan Bus 40 KM/jam
Polisi masih melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan saksi untuk memastikan penyebab kecelakaan bus.
Sejauh ini dugaan utama penyebab kecelakaan maut itu karena rem blong.
Polisi belum memastikan berapa kecepatan bus saat itu.
Namun ada petunjuk dari spidometer bus.
Hal itu sebagaimana yang diungkapkan Kanit Penegakan Hukum (Gakkum) Satlantas Polres Bantul, Iptu Maryanta.
Menurut dia polisi telah mengamankan spidometer bus yang menunjukkan kecepatan di angka 40 kilometer per jam.
Kapolres Bantul AKBP Ihsan mengatakan, saat tiba di lokasi kejadian, petugas menemukan empat penumpang yang tewas di tempat. Sedangkan 9 sisanya termasuk sang supir meninggal saat menuju rumah sakit.
"Saat ini ada 14 orang yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati, 12 orang di RS PKU Muhammadiyah, dan 8 orang di RS Nur Hidayah," terangnya.
Hingga Minggu malam pihak kepolisian masih melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab utama kecelakaan. Dari hasil penyelidikan awal, Ihsan menyebut adanya indikasi rem blong.
Dia menjelaskan, penumpang bus wisata dari Sukoharjo itu sebenarnya tengah mengikuti family gathering. Dalam perjalanan, mereka menggunakan dua bus pariwisata.
Untuk bus pertama telah jauh mendahului bus kedua yang mengalami kecelakaan.
Menurutnya, kondisi bus kedua ini memang lebih buruk.
Sebab bus tersebut kesulitan menanjak saat melintasi bukit Bego.
"Ini rombongan family gathering perusahaan di Sukoharjo dengan tujuan Breksi, Hutan Pinus, dan Parangtritis. Kendaeraan pertama sudah mendahului. Ini sedang kita selidiki kenapa ketinggalan, ada indikasi rem tidak berfungsi," terangnya.
Seorang keluarga korban yang juga saksi mata peristiwa nahas itu, Reza mengatakan, kecelakaan maut ini sekitar pukul 13.30 WIB.
Bus pariwisata itu membawa rombongan karyawan pabrik konveksi rumahan dari Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Dia menumpang sebuah mobil yang berada persis di belakang bus.
Rombongan karyawan ini berwisata dengan menumpangi 2 unit bus dan 3 mobil.
Bus yang mengalami kecelakaan adalah bus pariwisata yang berada di urutan rombongan nomor 2
"Posisinya kami dari Puncak Becici mau turun, dan piknik ke Pantai Parangtritis," ucapnya.
Menurutnya, bus tersebut sempat tidak kuat menanjak sehingga para penumpang bus diminta turun terlebih dahulu. Setelah bus berhasil menanjak, penumpang lalu naik lagi ke dalam bus.
“Setelah itu kan turunan. Saat menurun itu tiba-tiba rem bus ngeblong," jelasnya.
Saat bus hendak sampai turunan jalanan dan menabrak tebing Bukit Bego itu, Reza sempat melihat lampu rem bus menyala. Tapi ternyata bus berwarna hijau putih itu terus melaju tak berhenti.
“Belum hujan itu. Setelah kecelakaan baru (turun) hujan,” tuturnya, saat ditemui di RSUD Panembahan Senopati.
Sementara itu, Wadir Lantas Polda DIY AKBP Hendra Gunawan mengungkapkan, menindaklanjuti kejadian tersebut polisi akan menghimpun keterangan dari saksi-saksi juga menerjunkan tim analisis ke lapangan.
"Ini untuk menyelidiki penyebab kecalakan. Besok baru kita terjunkan karena tadi sudah gelap dan hujan sehingga sulit untuk menurunkan alat," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Korban Selamat Ceritakan Detik-detik Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Bukit Bego Imogiri Bantul