Berita Jawa Timur Hari Ini

Khawatir Sungai Tercemar Mikroplasik, Pegiat Lingkungan Cilik Asal Gresik Surati Presiden Jokowi

Menurut Aeshnina,selama ini telah terlibat penenelitian air sungai Brantas, Kali Porong, Kali Surabaya dan Kali Marmoyo, telah mengandung mikroplastik

Penulis: Sugiyono | Editor: rahadian bagus priambodo
Aeshnina Azzahra Aqulani mengirimkan surat ke Presiden RI Joko Widodo, Jumat (11/2/2022). 

SURYAMALANG.COM|GRESIK - Pegiat lingkungan cilik asal Gresik Aeshnina Azzahra Aqulani (14), warga Desa Krajan, Kecamatan Wringinanom - Gresik
kirim Surat ke Presiden Joko Widodo, Jumat (11/2/2022). 

Surat tersebut memohon ke Presiden Joko Widodo agar lebih tegas dalam membuat peraturan pencegahan masuknya sampah impor, peraturan membakar sampah dan pengawasan pembuangan limbah pabrik di sungai. 

Menurut Aeshnina, selama ini telah terlibat penenelitian air sungai Brantas, Kali Porong, Kali Surabaya dan Kali Marmoyo, telah mengandung mikroplastik.

Selain itu, saat pengawasan, Aeshnina juga melihat industri membuang limbah yang berwarna putih, hitam pekat dan mempengaruhi warna air sungai.

Padahal air sungai digunakan untuk bahan baku perusahaan daerah air minum (PDAM),  tambak dan untuk masyarakat. 

“Ini jelas berpengaruh ke manusia dan lingkungan, sebab ikan -ikan di sungai telah mengandung mikroplastik, bahkan di dalam tubuh manusia sekalipun,” kata Aeshnina Azzahra Aqulani, yang akrab disapa Nina. 

Nina yang masih duduk di bangku SMP Negeri Gresik ini tidak mau menanggung beban pencemaran yang disebabkan limbah.

“Kami punya hak hidup di lingkungan yang bersih dan sehat. Maka, kami mengirim surat ke Presiden untuk tegas terhadap pelanggar lingkungan,” imbuhnya.  

Lebih lanjut Nina berharap, agar pemerintah Indonesia jangan hanya mementingkan infrastruktur dan investasi, tetapi juga lebih memperhatikan lingkungan untuk generasi penerus. 

“Namun, sayangnya negara eksportir seperti Amerika, Kanada, Australia dan negara-negara Eropa, mereka diduga menyelundupkan sampah plastik kotor kedalam sampah kertas yang akan dikirim ke Indonesia,” katanya. 

Setelah pabrik kertas mengambil sampah kertas, sampah plastik impor dibuang ke desa-desa sekitar pabrik kertas.

Di antaranya, Desa Bangun Mojokerto menjadi tempat pembuangan sampah plastik impor terbesar di Jawa Timur.  Penduduk desa memilah sampah plastik impor yang laku dijual. 

“Proses daur ulang plastik sangatlah kotor, sampah plastik impor dicuci dengan air sungai atau air sumur, kemudian limbahnya dibuang kesungai tanpa ada pengolahan limbah cair, sehingga limbah pabrik daur ulang mencemari sungai dan membunuh ikan-ikan di sungai,” katanya. (ugy/Sugiyono).

Sumber: surya.co.id
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved