Berita Malang Hari Ini
Pegawai dan Tamu yang Hendak Masuk Rektorat UB Malang Jalani Screening Pakai UBreath
Pegawai Universitas Brawijaya (UB) dan tamu yang akan rektorat menjalani screening lewat UBreath.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: isy
Berita Malang Hari Ini
SURYAMALANG.COM | MALANG - Pegawai Universitas Brawijaya (UB) dan tamu yang akan rektorat menjalani screening lewat UBreath.
Di halaman rektorat diberi kursi-kursi dan petugas keamanan memberikan alat UBreath berupa kantong plastik untuk ditiup dari mulut.
Hasil hembusan nafas setelah terisi, plastik itu dikunci dengan alat.
Isinya berupa gas, partikulat, dan parameter lain yang berjumlah 25 unsur.
Tamu/karyawan sebelumnya menulis nama dan nomer HP di plastik yang mengemas alat itu.
Hasilnya akan diumumkan oleh petugas keamanan dengan menyebutkan nama dan kondisinya apakah sehat atau terdeteksi.
Lama menunggunya kurang dari tiga menit.
Inventor UBreath adalah Prof Drs Arinto Yudi Ponco Wardoyo MSc PhD.
"Dari 100 an yang screening tadi, ada dua yang terdeteksi. Maka kami sarankan untuk swab tes antigen," jelas Arinto pada suryamalang.com, Senin (14/2/2022).
UBreath perlu alat lain untuk mendeteksi Covid-19, sebab alat ini bukan alat diagnosis Covid-19.
Tapi sebagai screening awal dengan mendeteksi hasil metabolisme dari sistem pernafasan dan pencernaan.
Hasil pengukuran dari parameter tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi kondisi dari sistem pernapasan dan sistem pencernaan.
Menurut Arinto, kegiatan di rektorat sebagai bagian dari ujicoba lanjutan yang pernah dilakukqn di dua rumah sakit di Kota Malang.
"Pak Rektor UB (Prof Dr Ir Nuhfil Hanani MS) menginstruksikan melakukan ini sebelum masuk rektorat. Sebab Omicron tidak terdeteksi. Sehingga sebelum masuk rektorat harus screening dulu," jelasnya.
Maka karyawan UB yang bertugas di rektorat dilatih untuk mengoperasikan alatnya dan akan dilepas pelan-pelan.
Wakil Rektor IV UB Prof Dr Ir Moch Sasmito Djati MS sebelum masuk rektorat juga menjalani proses ini sebagaimana lainnya.
Untuk pengembangan alat ini, Arinto bekerja tim UBreath bekerja sama dengan tim Fakultas Kedokteran UB, yaitu Dr dr Susanthy Djajalaksan SpP(K) dan Prof Dr dr Teguh Wahju Sardjono DTM&H MSc SPParK.
Saat ini diuji klinik untuk screening penyakit pernapasan, seperti kanker paru-paru, Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bersama tim dari Fakultas Kedokteran.
Wakil Rektor 2 Prof Drs Gugus Irianto MSA PhD Ak menambahlan bahwa kegiatan screening COVID-19 pada Senin sebagai upaya merespons lonjakan kasus-kasus COVID-19 di Malang Raya dan seluruh Indonesia dan terutama di UB.
"Karena di UB ada tendensi kenaikan kasus COVID-19 dari tendik dosen atau mahasiswa. Maka kami berkoodinasi dengan tim satgas yang dipimpin Prof Andarini untuk memutus rantai penyebaran COVID-19," jelas Gugus.
Dengan memanfaatkan UBreath, maka banyak sasarannya, termasuk mendeteksi virus.
"Hal ini sebagai upaya kita untuk yang masuk gedung kantor pusat lebih tenang dan aman. Intinya kita melakukan pencegahan sejak dini," katanya.
Pencegahan dini terhadap merebaknya kasus COVID-19 di UB termasuk menggelar kuliah daring, memproduksi handsanitezer, serta menyiapkan tempat isolasi terpadu untuk civitas akademik UB di rusunawa Dieng.
"Saya harap, penerapan UBreath tidak hanya di kantor pusat tapi juga di seluruh fakultas yang ada di UB," katanya.