Berita Kediri Hari Ini
Guru SD di Pare Kediri Sukses Bikin Usaha Manisan dan Sirup Jahe, Dipasarkan Hingga Luar Jawa
Seorang Guru Agama SD di Kabupaten Kediri sukses berinovasi olahan Jahe yang dijual di berbagai macam pulau di Indonesia.
Penulis: Farid Farid | Editor: isy
Berita Kediri Hari Ini
SURYAMALANG.COM | KEDIRI - Seorang Guru Agama SD di Kabupaten Kediri sukses berinovasi olahan Jahe yang dijual di berbagai macam pulau di Indonesia.
Apen (36) warga Kelurahan Pare Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur ini diketahui mengembangkan produk manisan Jahe dan sirup jahe.
Pria yang diketahui kelahiran Pekanbaru Riau itu membuat olahan jahe ini terpikir dari melimpahnya bahan baku rempah ini di Kabupaten Kediri Jawa Timur.
Hingga akhirnya Apen membuat olahan jahe yang dinamakan Ginger Jahe.
Untuk proses pembuatannya Apen dibantu oleh istrinya sendiri dengan memilih Jahe Gajah sebagai bahan baku utama.
Nantinya jahe ini akan dicampur dengan perasan lemon untuk menambah sensasi segar dalam olahan manisan jahe.
Apen mengatakan jika ia memulai usahanya sejak dua bulan lalu.
Awalnya Apen membuat olahan manisan jahe yang dipelajari dari pelatihan UMKM secara online.
Lanjut akhirnya Apen menjajakan produknya ke kerabat dan rekannya. Hasilnya produk dari Apen mendapat respon positif dari masyarakat.
Apen kemudian termotivasi dan akhirnya menjualkan produknya hingga ke luar Kabupaten Kediri.
"Bulan Desember kemarin kita uji coba. Hingga Februari ini kita bersyukur, pengiriman sampai ke luar kota Pulau Jawa. Surabaya, Jakarta Kalimantan Banjarmasin dan Pontianak," ujarnya.
Sementara itu untuk produk Ginger Jahe milik Apen diketahui mampu bertahan 3 bulan.
Sedangkan untuk sirup jahe bisa bertahan selama 6 bulan hingga 1 tahun.
"Manisan ini berbahan baku dari irisan jahe murni, dan dimasak tanpa adanya campuran bahan lainnya. Melalui proses pemasakan lama, gula dan lemon. Dan yang membuat menarik adalah lemonnya yang bikin segar ketika dikonsumsi," imbuh Apen.
Untuk harga yang dipatok oleh Apen seperti olahan manisan jahe adalah 15 ribu dengan berat 100 gram.
Sedangkan harga sirup botol dengan ukuran 350 Ml dibanderol dengan harga 30 ribu rupiah.
"Satu bulan saya bisa habiskan 50 kilogram Jahe Gajah, untuk 200 botol. Sedangkan kalau buat manisan jahe setiap satu kilogram jahe, menyusut menjadi 3 bungkus olahan jahe," tuturnya.
Kendala Terkait Produksi
Diakui Apen jika produksi pembuatan jahe hanya sedikit mengalami kendala, terutama dalam proses pembuatan manisan jahe.
"Kita buat manisan ini bisa sampai 2 hari. Karena kita perlu keringkan manisan di panas matahari," ungkapnya.
Sementara itu terkait kendala lain yang dihadapi adalah soal pemasaran, di mana justru menurut Apen, produknya lebih banyak diminati warga luar Kabupaten Kediri.
"Kalau orang kadang mikirnya ini seperti permen untuk manisan jahe. Padahal itu bukan, dan orang awalnya liatnya tidak percaya, apakah itu jahe asli atau tidak. Jika dirasakan pasti baru ketahuan jika memang itu adalah jahe asli," terangnya.
Apen juga berharap dengan usaha barunya ini bisa menjadi alternatif di tengah kesulitan saat masa pandemi Covid-19.
"Ini adalah salah satu peluang usaha saat masa sulit sekarang. Kalau bisa kami berharap bisa mendapatkan perhatian oleh Pemerintah Kabupaten Kediri, agar bisa mengembangkan bisnis UMKM kami," pungkasnya.