Petinju Hero Tito Meninggal Dunia
Kritik Untuk Tinju Indonesia Setelah Hero Tito Meninggal Dunia, Manajer Menyesal dan Trauma
Kritik untuk tinju Indonesia setelah Hero Tito meninggal dunia, manajer menyesal dan trauma
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Kritik untuk tinju Indonesia setelah Hero Tito meninggal dunia disampaikan Armin Tan.
Armin Tan sebagai Promotor Tinju Indonesia sekaligus manajer Hero Tito mengurai beberapa masalah di balik kematian Hero Tito.
Armin Tan juga menyampaikan penyesalannya telah mengizinkan Hero Tito bertanding di Holywings Sport Show Minggu (27/2/2022).
Hero Tito jatuh tak sadarkan diri setelah kena uppercut dari lawan mainnya James Mokoginta, petinju asal Manado.
Di ronde ke-7, Hero Tito KO di atas ring tinju dan koma selama 5 hari di rumah sakit akibat pendarahan otak.
Kendati sudah dioperasi, namun Hero Tito tak kunjung membaik hingga kemudian meninggal pada Kamis, (3/3/2022).

Armin Tan, menduga petinju Hero Tito koma hingga meninggal akibat akumulasi cedera yang dialami pada masa lalu.
Dugaan Armin Tan ini didasarkan pada basil CT-Scan didapat ketika menjalani perawatan di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading.
Menurut Armin Tan rasanya tidak mungkin Hero Tito meninggal duna hanya karena uppercut di satu pertarungan.
"Menurut saya ada kemungkinan seperti itu. Karena dari CT-Scan itu tidak mungkin cidera separah itu untuk satu kali pertarungan terakhir (versus James Mokoginta)," kata Armin Tan seusai melayat ke rumah duka Hero Tito di Desa Banjararejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang Jumat (4/3/2022).
Menanggapi temuan tersebut, Armin mengritik regulasi keamanan tinju di Indonesia.
Ia mendesak adanya revisi regulasi pertinjuan agar keselamatan pemain dapat terjamin.
Armin menilai perizinan mengajukan pertandingan tinju tidak sulit dan kurang memperhatikan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh para petarung.
"Selepas kejadian ini saya harap diubah sedikit, jangan terlalu jorok dari komisi tinju Indonesia dalam memberikan izin pertandingan yang menurut saya pemeriksaan kesehatannya sedikit saja"
"Hanya stetoskop dan pengecekan darah menurut saya itu belum cukup"
"Kedua petinju yang bertanding kejuaraan nasional harus MRI, HIV Tes, Hepatitis tes, harus melalukaan itu, kalau tidak itu akan terulang kembali," sarannya.

Di sisi lain, Armin mengaku trauma atas meninggalnya Hero seusai jalani pertandingan.
"Saya sangat trauma. Saya merasa bersalah dengan Hero. Rasanya itu kenapa saya harus menandingkannya, tapi ya musibah saya nggak tahu Hero seperti ini," tutupnya.
Sebelumnya, kakak kandung Hero Tito, Siswanto cerita jika adik kandungnya tersebut sempat demam pada 2 pekan sebelum bertanding melawan James Mokoginta di Holywings Sport Show Boxing.
"Sebelum bertanding tepatnya sekitar 2 pekan sebelumnya, Hero ini sakit demam," papar kakak.
Hero juga terlihat tak banyak bicara seperti biasanya pada hari-hari sebelum bertanding melawan James Mokoginta.
"Nah dari situ sudah gak banyak bercerita. Sebelumnya kebiasaan juga habis latihan, Hero selalu minta pijat saya," papar Siswanto.

Kepergian Hero meninggalkan kedua anaknya dan seorang istri.
Hero memiliki 4 orang saudara, ibu kandungnya tinggal seorang diri di Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis.
Ayah kandung Hero sudah meninggal dunia beberapa waktu silam.
"Hubungan dengan keluarga dekat. Pribadinya sangat disipilin, sabar dan baik hati. Rasa sosialnya juga tinggi kepada para tetangga," tutup Siswanto.
Ikuti berita Hero Tito dan James Mokoginta lainnya.
(Suryamalang.com|Mohammad Erwin)