Berita Malang Hari Ini

Cerita Korban Banjir di Malang, 3 Jam Menunggu di Atas Kanopi Rumah Bersama Istri yang Hamil 8 Bulan

Anggi Suro Prayogo, warga Jalan Simpang Teluk Bayur Kota Malang telah menjadi korban, dalam peristiwa banjir yang menggenangi rumahnya.

rifky edgar/suryamalang.com
Anggi Suro Prayogo, warga Jalan Simpang Teluk Bayur, Kota Malang telah menjadi korban banjir yang menggenangi rumahnya pada Senin (14/3/2022) kemarin. 

Berita Malang Hari Ini

SURYAMALANG.COM | MALANG - Anggi Suro Prayogo, warga Jalan Simpang Teluk Bayur Kota Malang telah menjadi korban, dalam peristiwa banjir yang menggenangi rumahnya pada Senin (14/3/2022) kemarin.

Pria muda itu, tak sempat menyelematkan diri, setelah banjir setinggi hampir tiga meter merendam rumahnya dalam waktu yang singkat.

Dia menceritakan, bahwa hujan deras sudah turun sejak sore kemarin dan menyebabkan genangan air di teras rumahnya.

Selang beberapa menit kemudian, volume ketinggian air terus meningkat. 

Derasnya air itu mampu untuk membuka pagar rumah Anggi dengan sendirinya

Ternyata genangan air datang dengan ketinggian sekitar 1 meter.

Suasana itu sempat mengacaukan suasana makan bersama keluarganya.

"Waktu itu memang saya lagi makan bersama. Kemudian pagar membuka sendiri, tak kira ada tamu, ternyata volume air naik, sudah sampai ke paha saya," ucapnya.

Melihat volume ketinggian air yang terus meningkat, Anggi pun memutuskan untuk menyelamatkan barang berharganya.

Dia kemudian meminta istrinya yang sedang hamil delapan bulan, beserta satu anaknya itu untuk naik ke atas atap mobil.

Derasnya aliran air itu membuat Anggi was-was jika dia bersama keluarganya hanya berdiam diri di atap mobil.

Pasalnya, pada saat itu, Anggi melihat, mobil milik tetangganya hanyut terbawa arus.

Anggi kemudian memutuskan untuk mengunci pagar rumahnya agar mobilnya tidak hanyut, dan mencari tempat ketinggian.

"Saat itu, saya nekat merusak kanopi rumah saya, agar saya bisa menyelamatkan diri ke atas. Karena saya tidak bisa memanjat, istri dan anakku saya dulukan agar segera berada di atas (kanopi)," terangnya.

Setelah sampai di atas, Anggi kemudian berkomunikasi dengan Ridho, tetangganya yang juga menjadi korban dalam peristiwa banjir itu.

Kedua kepala keluarga itu sama-sama terjebak banjir, yang menerjang wilayah perkampungannya.

Pada saat itu, warga hanya bisa melihat, kedua kepala keluarga tersebut yang hanya bisa menunggu bantuan dari Tim Sar untuk proses evakuasi.

"Tiga jam saya bersama keluarga berlindung di pojok kanopi. Sesekali kami bercanda, untuk menenangkan suasana. Saya juga berkomunikasi dengan Pak Ridho, untuk saling berkabar, sembari menunggu bantuan," ucapnya.

Hingga akhirnya, tim sar bersama relawan datang untuk menolong kedua kepala keluarga tersebut yang berlindung di atap rumahnya.

Proses evakuasi pun berjalan lancar. Kini istri Anggi yang hamil delapan bulan itu, sedang berada di rumah ibu Anggi yang berada di Dinoyo.

Sedangkan Anggi, kini masih membersihkan rumahnya, pasca diterjang banjir kemarin.

Atas peristiwa banjir tersebut, Anggi pun trauma. Dia tidak akan tinggal di lokasi itu lagi. 

Sebab, menurutnya kejadian banjir ini bakal terjadi di daerah rumahnya yang masih ditinggalinya selama dua tahun terakhir.

"Mungkin saya jual rumah ini atau apa. Yang jelas saya tidak tinggal di sini. Apalagi setelah evakuasi saya diberitahu kalau banjir ini diakibatkan tembok yang jebol itu ya banjir lagi ini tinggal nunggu waktu saja," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved