Berita Malang Hari Ini

2 Guru Besar Baru Universitas Brawijaya Malang, Profesor UB Baru Capai 8,5 Persen Dari Jumlah Dosen

Berdasarkan hitungan jumlah ideal 20-25 persen dari jumlah 2300an dosen yang ada, harusnya ada 400 sampai 500 profesor di UB. Sekarang baru 8,5 persen

SURYAMALANG.COM/UB
Rektor Universitas Brawijaya (UB)Prof Dr Ir Nuhfil Hanani MS saat pengukuhan dua profesor baru, Sabtu (19/3/2022). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Dua Guru Besar (Gubes) baru Universitas Brawijaya (UB) yaitu Prof Ir Didik Suprayogo MSc PhD dari Fakultas Pertanian (Fakultas Pertanian) dan Prof Anwar Sanusi PhD dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dikukuhkan, Sabtu (19/3/2022).

Pengukuhan digelar lewat Rapat Terbuka Senat Akademik UB di gedung Samantha Krida.

Dalam sambutannya, Rektor UB Prof Dr Ir Nuhfil Hanani MS mengatakan jika jumlah profesor di UB belum ideal.

"Sekarang jumlahnya baru 8,5 persen. Masih jauh dari harapan. Saya berharap dekan-dekan untuk memproses Gubes. Idealnya bisa mencapai 20-25 persen dari jumlah dosen yang ada yaitu 2300 an," kata Nuhfil. 

Berdasarkan hitungan jumlah ideal, harusnya ada 400 sampai 500 profesor di UB.

Meski kurang ideal, namun di peringkat nasional, UB berada di peringkat 5/6 untuk perguruan tinggi terbanyak guru besarnya.

Ia menjelaskan bahwa Prof Anwar adalah profesor tidak tetap di UB dan sudah menjadi warga UB.

Di sambutannya ia juga berpesan agar UB menjadi kelas dunia. 

"UB tidak lagi miliki Malang, Jawa Timur, Indonesia. Tapi milik dunia," katanya.

Prof Didik Suprayogo dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang Ilmu Konservasi Tanah dan Air dan menjadi profesor ke 291.

Sedang Prof Anwar Sanusi PhD dikukuhkan sebagai profesor tidak tetap dalam bidang Ilmu Kebijakan Publik (Pengembangan Perdesaan).

Ia merupakan profesor kedua dari FISIP dan menjadi profesor ke-292 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB.

Dalam pidato pengukuhannya, Prof Didik mengangkat " Inovasi BioGT-BOT+ untuk Pertanian Konservasi dalam Budidaya Tanaman Semusim Di Lahan Kering".

Menurutnya, degradasi tanah sangat terkait dengan penurunan kualitas tanah dalam mendukung produksi tanaman. Serta kualitas sumber daya alam, serta penurunan produktivitas ekosistem.

"Penurunan fungsi tanah dapat mengakibatkan hilangnya unsur hara tanah, penurunan bahan organik tanah, pemadatan, erosi tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati," katanya.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved