Berita Blitar Hari Ini
Sambal Pecel Hj Suyati Blitar, Bertahan Sejak Tahun 1990
Sambal Pecel Hj Suyati Blitar bertahan sejak tahun 1990. Pusat Oleh-oleh Sambal Pecel Hj Suyati ada di Jalan Cemara nomor 114.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, BLITAR - Sambal Pecel Hj Suyati Blitar bertahan sejak tahun 1990.
Pusat Oleh-oleh Sambal Pecel Hj Suyati ada di Jalan Cemara nomor 114, Kelurahan Karangsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.
Hj Suyati merupakan pendiri pusat oleh-oleh di jalur alternatif Kota Blitar-Tulungagung itu.
Hj Suyati meninggal dunia pada 2013.
Kini, usaha bumbu makanan berbahan dasar kacang dan cabai tersebut dikelola anaknya, Hj Siti Mukayanah (60).
"Ibu mendirikan usaha sambal pecel ini pada 1990. Saya adalah generasi kedua yang meneruskan usaha ini," kata Hj Siti Mukayanah kepada SURYAMALANG.COM.
Sebelum pandemi Covid-19, Pusat Oleh-oleh Sambal Pecel Hj Suyati rata-rata bisa menghabiskan dua ton sambal pecel di momen Lebaran.
Pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2020 sempat berdampak pada penjualan Sambal Pecel Hj Suyati di momen Lebaran.
Dua kali Lebaran di masa pandemi Covid-19, penjual sambal pecel turun drastis.
Ketika itu pemerintah memang melakukan pengetatan aktivitas masyarakat dan dilarang mudik untuk mencegah penyebaran Covid-19 di momen Lebaran.
"Dua kali Lebaran lalu saya tetap produksi sambal pecel. Tapi, kondisinya sepi, tidak ada orang pulang kampung," ujarnya.
Kondisi itu berbeda dengan Lebaran tahun ini. Menurut Siti, pada Lebaran tahun ini, permintaan sambal pecel mulai kembali normal.
Selama Ramadan sampai menjelang Lebaran tahun ini, Siti sudah menjual sekitar delapan kuintal sambal pecel.
Ia memperkirakan, sampai Lebaran ini, penjualan sambal pecel di tempatnya bisa mencapai satu ton.
"Alhamdulillah, Lebaran tahun ini kondisinya mulai normal. Permintaan sembal pecel mulai banyak, karena sudah boleh mudik," katanya.
Dikatakan Siti, sambal pecel merupakan salah satu oleh-oleh khas Blitar yang banyak dicari pemudik di momen Lebaran.
Ketika kondisi normal, sebelum pandemi, ia bisa menjual dua ton sambel pecel selama momen Lebaran.
Sedang pada hari-hari biasa, ia hanya mampu menjual sekitar 20 kilogram sambal pecel per hari.
"Di momen Lebaran, para pembeli datang langsung ke toko. Biasanya beli sambal pecel dalam jumlah banyak untuk oleh-oleh ketika kembali ke kota," ujarnya.
Pembeli datang dari sejumlah kota seperi Jakarta, Surabaya, Tulungagung, dan Kediri.
Pusat Oleh-oleh Sambal Pecel Hj Suyati menyediakan beberapa kemasan untuk produk sambal pecelnya.
Sambal pecel dengan kemasan satu kilogram dijual dengan harga Rp 60.000, kemasan 500 gram dijual Rp 35.000, dan kemasan 200 gram dijual Rp 13.000.
Untuk rasa juga ada beberapa macam mulai super pedas, pedas, sedang, dan tidak pedas.
"Kami juga menjual bumbu gado-gado," ujarnya.
Proses pembuatan dan bumbu sambel pecel juga sederhana. Untuk bumbu, yaitu, kacang, cabai, gula jawa, kencur, daun jeruk, bawang, dan asam.
Proses pembuatannya, bumbu digiling lebih dulu terpisah dengan kacang. Sedang kacang disangrai lalu dikupas kulit arinya.
Setelah itu, bumbu yang sudah digiling dan kacang yang sudah disangrai serta dikupas kulit arinya dicampur jadi satu dan digiling ulang.
"Selesai digiling, baru dipacking sesuai dengan ukurannya," ujarnya.