Berita Malang Hari Ini

8 Fakta Pria Obesitas 275 kg di Malang Jatuh Usai Kabel Sling Lift Putus, Ternyata Mau Lakukan Ini

Simak rangkuman delapan fakta pria obesitas di Malang jatuh setelah kabel sling lift yang dinaikinya putus.

Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Instagram Damkar Kota Malang/Kompas/Nugraha Perdana
Evakuasi Dwi Ariesta Wardhana (kanan) dan TKP kejadian (kiri) 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Simak rangkuman delapan fakta pria obesitas di Malang jatuh setelah kabel sling lift yang dinaikinya putus.

Kejadian itu terjadi di Perumahan Puri Kartika Asri, Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang Kota Malang pada Sabtu (7/5/2022) pagi.

Seorang pria bernama Dwi Ariesta Wardhana ini terjatuh setelah lift yang ditumpanginya ambrol sekitar pukul 09.00 pagi. 

Lift barang yang ada di rumah korban tak kuat menahan pria berbobot 275 kg itu sehingga sling baja putus. 

Sebelum dibawa ke rumah sakit, butuh waktu 3 jam untuk mengevakuasi korban dan 12 orang untuk mengangkutnya ke mobil. 

Selengkapnya simak rangkuman fakta-fakta pria obesitas di Malang yang jatuh dari ketinggian 3 meter yang berhasil tim SURYAMALANG.COM rangkum dari berbagai sumber:

1. Kronologi 

Kejadian itu terjadi di Perumahan Puri Kartika Asri Blok Q, Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang pada Sabtu (7/5/2022) pagi.

Korban pria bernama Dwi Ariesta Wardhana berusia 38 tahun sehari-harinya bekerja sebagai wiraswasta.

Menurut Koordinator Evakuasi PMI Kota Malang, Naufal Zhorifah, korban terjatuh pada pukul 09.00 WIB.

Korban kala itu hendak turun dari lantai dua rumahnya dengan menggunakan lift barang yang dimodifikasi.

Lift barang itu sehari-hari dipakai korban untuk naik turun antar lantai rumah mengingat badannya yang begitu besar dan berat. 

"Di saat korban menekan tombol untuk turun. Tiba-tiba, tali sling atau kawat penghubung mesin dan lift yang dinaiki korban terputus dan jatuh dari ketinggian sekitar tiga meter," jelas Naufal Zhorifah kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (7/5/2022).

2. Pihak keluarga menghubungi PMI

Proses evakuasi pria obesitas yang mengalami patah tulang usai terjatuh saat tali sling lift rumahnya putus, Sabtu (7/5/2022).
Proses evakuasi pria obesitas yang mengalami patah tulang usai terjatuh saat tali sling lift rumahnya putus, Sabtu (7/5/2022). (PMI Kota Malang)

Setelah Dwi Ariesta Wardhana terjatuh, pihak PMI baru mendapat informasi dari keluarga korban sekitar pukul 10.20 WIB.

"Sebenarnya korban terjatuh pada pukul 09.00 WIB. Namun, pihak keluarga baru memberitahu kami sekitar pukul 10.20 WIB"

"Usai mendapat informasi tersebut, kami meluncur dan tiba di lokasi sekitar pukul 10.47 WIB," ujar Koordinator Evakuasi PMI Kota Malang, Naufal Zhorifah. 

3. Evakuasi 

Komandan Regu I UPT Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Malang, Edy Susianto mengungkapkan secara detail proses evakuasi korban.

"Saat kami ke lokasi, sudah ada anggota PMI Kota Malang dan lima orang anggota keluarga korban, kebetulan memiliki badan besar semuanya."

"Proses evakuasi terbilang sulit dan dibutuhkan waktu selama tiga jam, mulai dari lokasi kejadian hingga dibawa menuju Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Dan dalam proses evakuasi, dibutuhkan 12 orang untuk mengevakuasi dan mengangkat korban," bebernya.

Edy Susianto menuturkan, petugas memerlukan tali webbing dan papan tripleks dengan tebal 18 milimeter serta terpal untuk mengangkat korban.

"Sesampainya di RSSA Malang, korban  disiapkan dua bed. Antisipasi, dikhawatirkan bisa terguling kalau hanya satu bed saja," pungkasnya.

4. Video Evakuasi 

Melansir dari akun Instagram @damkar_kotamlg1920, terlihat detik-detik proses evakuasi pria obesitas yang terjatuh dari lift tersebut. 

Dari video yang terlihat, ada beberapa personel Damkar Malang yang berkolaborasi dengan PMI Malang untuk melakukan evakuasi. 

Berikut video selengkapnya:

5. Patah Tulang 

Setelah dievakuasi, Dwi Ariesta Wardhana langsung dibawa ke RS Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang

Di sana, korban menjalani perawatan medis termasuk operasi akibat patah tulang. 

"Saat pertama kali datang ke RSSA, ada patah tulang terbuka di bagian engkel kaki kiri pasien. Setelah itu, kami operasi emergency selama 2,5 jam pada bagian tersebut."

"Jadi, kami lakukan tindakan eksternal fiksasi pada bagian tersebut," ujar dr Agung Riyanto Budi Santoso, SpOT (K), dokter RSSA kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (11/5/2022).

6. Kondisi berangsur membaik 

Video Detik-detik Pria Obesitas Berbobot 275 Kg di Malang Dibawa ke RS, Jatuh di Dalam Lift Rumahnya
Video Detik-detik Pria Obesitas Berbobot 275 Kg di Malang Dibawa ke RS, Jatuh di Dalam Lift Rumahnya (Instagram Damkar Kota Malang)

Setelah operasi emergency, pasien menjalani observasi di ruang Intensive Care Unit (ICU).

Saat ini kondisi pasien berangsur membaik.

"Kami pindahkan pasien ke Ruang Galunggung untuk menjalani rawat inap pada Senin (9/5/2022). Saat ini kondisi pasien stabil dan tekanan darahnya juga normal," ungkap staf medis di Bagian Orthopedi dan Traumatologi RSSA tersebut.

7. Indikasi diabetes dan fungsi ginjal menurun

Menurut staf medis tersebut, Dwi mengalami patah tulang cukup banyak.

"Patah tulang terbuka ada di engkel kaki kiri. Sedangkan patah tulang tertutup ada di engkel kaki kanan, lutut kanan, dan sendi telapak kaki kanan."

"Saat observasi, pasien terindikasi memiliki diabetes dan fungsi ginjalnya menurun," bebernya. 

Pihaknya belum dapat operasi pada patah tulang tertutup dan masih konsultasi dengan bagian penyakit dalam dan instalasi gizi.

"Bila mereka menyetujui tindakan operasi, maka kami melakukan tindakan operatif definitif kepada pasien pada pekan depan," tandasnya.

8. Hendak dipanggil sang ibu yang sakit

Selama tinggal di rumah, Dwi kerap beraktivitas di lantai dua.

Dengan bobot 275 kilogram, Dwi sering menggunakan lift untuk turun dari lantai dua ke bawah.

Tak hanya Dwi, lift tersebut juga digunakan oleh sang ibu, Ninik Endah Widayani yang memiliki berat badan 130 kilogram.

Lift tersebut sebetulnya diperuntukkan bagi barang tersebut.

Manggil Anak Saya Waktu Itu Menurut Ninik, anaknya masih bisa berdiri dan kuat berjalan walau tak bisa jauh karena berat badannya.

Sementara dia sehari-hari menggunakan kursi roda untuk beraktivitas karena kakinya patah.

Dwi adalah anak satu-satunya yang tingggal bersama Ninik.

Ia juga kerap mengantar Ninik ke RS untuk kontrol berobat.

Sementara anak sulung Ninik tak tinggal bersamanya.

"Memang keluarga saya ini memiliki berat badan yang lumayan, Dwi saja mulai TK beratnya sudah 60 kilogram, terus saya ini 130 kilogram.

Saya biasanya pakai lift juga ke atas untuk nyuci-nyuci, terus Dwi kalau makan juga turun pakai lift," katanya seperti dilansir dari Kompas.

Hari itu Ninik memanggil Dwi yang ada di lantai dua untuk mengambilkan tisu.

"Saya itu kan sakit, kaki saya juga patah nggak bisa jalan, waktu sebelum kejadian itu ada infeksi dan melembung terus membengkak berdarah.

Saya kehabisan tisu di tempat tidur, terus manggil anak saya itu, saya teriak 'mama takut'.

Dwi terus naik lift, pas waktu tombol dipencet jatuh kedengaran duarrr," paparnya.

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com

Ikuti berita pria obesitas di Malang jatuh dan Pria Obesitas lainnya. 

(Suryamalang|Kukuh Kurniawan/Kompas I Nugraha Perdana)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved