Berita Batu

12 Ekor Sapi di Desa Junrejo Kota Batu Mati Akibat Terserang Penyakit Mulut dan Kuku

12 ekor sapi di Desa Junrejo Kota Batu dilaporkan mati akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) per 22 Mei 2022.

Penulis: Benni Indo | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Sapi potong di Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Batu. 

SURYAMALANG.COM|BATU - 12 ekor sapi di Desa Junrejo dilaporkan mati akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) per 22 Mei 2022. Hal itu disampaikan Kapolsek Junrejo, Iptu Anton saat ditemui di tempat kerjanya, Senin (23/5/2022).

Data lain yang ia paparan adalah jumlah populasi sapi di Desa Junrejo. Per 17 Mei, jumlah populasi sapi ada sebanyak 217. Jumlah yang sakit sebanyak 173 ekor.

Sebagai upaya untuk mencegah PMK meluas di kawasan Junrejo, Polsek Junrejo menerjunkan anggotanya, terutama para Bhabinkamtibmas untuk meninjau langsung kondisi di lapangan. Para Bhabinkamtibmas bersama Babinsa aktif berkomunikasi dengan para peternak agar mengetahui kondisi kesehatan sapi.

"Kami berikan pemahaman kepada masyarakat agar jangan terlalu panik. Wajar saja kalau panik, tapi jangan berlebihan. Kami akan terus berikan dukungan moril juga," ujar Anton.

Persoalan saat ini tidak hanya dihadapi oleh para peternak semata, melainkan juga Pemerintah Kota Batu dan instansi jajaran, seperti TNI/Polri. Oleh sebab itu, Anton mengatakan para peternak tidak sendirian menghadapi PMK.

"Apa yang dialami peternak tidak serta merta dihadapi sendiri. Ada dinas, ada dokter hewan, ada TNI/Polri. Hewan yang sakit bisa diobati," tegasnya.

Polisi juga aktif memantau jalanan untuk mengetahui lalu-lintas kendaraan yang mengangkut hewan. Polisi di Pos Pendem misalnya, mewaspadai jika ada kendaraan yang mengangkut hewan, utamanya sapi. Polisi tidak akan memberikan izin jika tidak ada keterangan kesehatan terhadap hewan-hewan yang diangkut.

Anton menjelaskan, ada ancaman pidana jika seseorang menjual daging sapi yang tidak sehat atau sakit. UU No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan telah mengatur kondisi tersebut. Selain itu juga ada PP No 14 Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan.  

 Ada 130 lebih ekor sapi di RW 08, Desa Junrejo. Suwadi, peternak sapi warga RW 08  mengatakan sudah ada sudah lebih dari 10 ekor sapi mati di lingkungannya. Setiap hari dalam sepekan ini warga selalu kehilangan sapi akibat diduga terserang PMK.

"Tiap hari ada warga yang kehilangan sapi, untuk menghindari hal tersebut warga pilih 'jual paksa' apakah itu dalam kondisi sakit atau bukan, yang penting sapi dapat dijual, meski harga di bawah standar" tutur Suwadi.

Suwadi sempat memiliki tujuh ekor sapi. Tiga ekor mati, dua lainnya terjual sisa satu ekor di kandang. Akibat merebaknya PMK, harga sapi miliknya turun.

"Sapi yang biasa laku Rp 15 juta dijual laku Rp 10 juta," paparnya.

Akibat terserang PMK, kata Suwadi, petani peternak di Junrejo rugi puluhan juta rupiah, selain kehilangan sapi, produksi susu juga tak maksimal. Satu ekor sapi bisa menghasilkan susu 15 liter hingga 18 liter per hari, adanya PMK membuat produksi susu turun dratis hingga 8 liter, bahkan sapi yang terjangkit PMK sama sekali tak memproduksi susu.     
 

Menurut Suwadi upaya yang dilakukan Pemkot Batu dalam hal mencegah merebaknya virus PMK  belum ada titik terang,  Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Batu yang  turun ke peternak-peternak  dan bekerja cepat untuk mengatasi  tak membuahkan hasil yang positif. 

"Untuk itu, untuk meringankan beban mereka, hendaknya pemerintah membantu warga yang terdampak PMK, berupa sembako atau bentuk lainnya karena mereka sekarang ini kondisinya memprihatinkan, sapinya sakit dan mati, juga tidak mendapatkan uang dari produksi susu, karena mayoritas sapi milik warga adalah sapi perahan" ungkapnya. (Benni Indo)

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved