Berita Batu Hari Ini
Tukah Warga Lereng Gunung Arjuno Naik Haji, Upaya Menabung Selama 20 Tahun Berbuah Manis
Tukah Warga Lereng Gunung Arjuno Kota Batu Naik Haji, Upaya Menabung Selama 20 Tahun Berbuah Manis
Penulis: Benni Indo | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, BATU - Di suatu siang yang sejuk di Kota Batu pada 2001, Tukah sedang melihat TV. Ia melihat tayangan ribuan orang melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci. Hatinya terenyuh karena ingin sekali bisa ke sana, namun kondisi belum memungkinkan.
Setelah melihat tayangan tersebut, nuraninya tergugah. Perempuan yang kini berusia 62 tahu itu membayangkan bisa berangkat haji. Dambaannya akan ke Tanah Suci begitu kuat memengaruhi pikirannya, meskipun saat itu nampak tidak mungkin ia bisa berangkat, faktor ekonomi menjadi kendalanya.
Namun kemudian ia memantapkan niat dan membulatkan tekat berangkat haji. Berangkat dari niat yang kuat inilah, Tukah mulai berjuang mencari cara berangkat ke Tanah Suci.
Pada 2002, Tukah mendapatkan pekerjaan menjadi seorang pembantu rumah tangga di Sawojajar, Kota Malang. Inilah awal perjuangan Tukah mengumpulkan uang sisa upahnya untuk berangkat haji.
Sejak saat itu, sisa upahnya bekerja dikumpulkan untuk biaya naik haji. Bertahan-tahun ia bertahan bekerja sebagai asisten rumah tangga. 20 tahun kemudian, Tukah akhirnya bisa berangkat naik Haji.
Di temui di rumahnya, Tukah tampak begitu bahagia. Senyumnya terus terpancar setiap kali bercerita tentang pengalamannya. Sesekali ia mengucap syukur dan melafalkan kalimat labaikallah humma labaik, bacaan talbiyah yang biasa dibaca oleh jemaah haji dan umrah.
Ia tampak sangat puas dengan pencapaiannya ini. Bekerja menjadi asisten rumah tangga tidak bisa dianggap mudah begitu saja, tapi ia tetap menjalaninya karena punya niat berangkat haji.
"Kerja saya, memang saya niatkan untuk berangkat haji," kata Tukah saat ditemui SURYAMALANG.COM di rumahnya yang sejuk karena berada di lereng Gunung Arjuno, Sabtu (4/6/2022).
Upah pekerja rumah tangga tidaklah tinggi. Saat awal-awal bekerja, Tukah mendapatkan upah Rp 200 ribu. Dengan penuh ketekunan dan kesabaran, ia lakukan pekerjaan itu penuh tanggungjawab. Keinginannya untuk berangkat haji tidak pernah sirna dari hatinya.
Meski upah tak seberapa, Tukah tetap bertahan dengan pekerjaannya. Di tahun-tahun berikutnya, upahnya naik. Ia tekun menyisihkan beberapa Rupiah untuk ditabung sebagai sangu berangkat haji.
"Uang yang saya tabung tidak pasti karena itu sisa upah. Saya simpan sisa upah itu ke majikan," ungkapnya.
Kini, Tukah mendapat upah Rp 1 juta per bulan. Ia pun masih bisa menyisihkan sisa upah untuk berangkat haji. Upahnya memang tidak banyak, bahkan tetangga rumahnya menyarankan agar Tukah kembali mengolah lahan pertanian karena yang didapat bisa lebih dari Rp 1 juta.
"Tapi bagi saya, barokahnya. Meski upah Rp 1 juta, saya bisa menabung untuk berangkat haji," ujar Tukah penuh syukur.
Beruntung bagi Tukah, majikannya turut mendukung niatnya berangkat ke Tanah Suci. Sedikit atau banyak, majikannya juga membantu proses pendaftaran berangkat haji pada 2011 lalu. Majikannya juga mendukung secara moril sehingga semangat Tukah untuk berangkat haji tetap terjaga.
"Awalnya saya daftar di Kota Malang tapi tidak bisa karena saya penduduk Kota Batu. Maka, saya berangkat ke Kemenag Kota Batu untuk mendaftar," ungkap Tukah.
Tukah berangkat seorang diri ke Kemenag Kota Batu. Putrinya yang semata wayang berada di Jakarta. Melalui sambungan telefon, Tukah memberitahu putrinya ia akan berangkat daftar haji di Kemenag Kota Batu.
Selepas pendaftaran itu, ia lebih giat bekerja. Ia sadar diri harus melunasi biaya berangkat haji, maka dari itu pilihannya tetap bekerja.
Ia pun bisa melunasi biaya haji sebanyak Rp 37 juta. Sejatinya, Tukah berangkat haji pada 2020, namun karena ada pandemi, keberangkatannya tertunda. Ia baru bisa berangkat pada 2022, dua tahun setelahnya.
"Saya senang sekali setelah mendapat kabar berangkat tahun ini. Betapa senangnya saya, penantian itu akhirnya tiba. Saya sujud syukur," ungkapnya.
Tukah mengatakan, sesuatu yang sebelumnya tak pernah ia pikirkan ternyata bisa terwujud. Semua itu karena niat yang kuat dan kerja keras. Baginya, pekerjaan apapun mulia, pekerjaan apapun bisa mengantarkan orang ke Tanah Suci.
Tas besar berwarna biru gelap, dengan logo bendera merah-putih telah ia siapkan dari rumahnya. Isinya, sejumlah pakaian yang akan digunakan saat berada di Tanah Suci. Beratnya kurang lebih 15 Kg.
Tukah adalah calon jamaah haji kloter 20. Ia dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci pada 16 Juni 2022. Sebelum berangkat, ia rajin berolahraga dan mempelajari buku panduan yang ia terima. Kini, dengan hati yang berdebar-debar, Tukah tinggal menanti jadwal keberangkatan.
Update Google News SURYAMALANG.COM