Berita Malang Hari Ini
Komunitas-Komunitas Pamer Karya di Kayutangan, Kota Malang
Berbagai komunitas memamerkan karya mereka di ajang Rise and Shine 108 di koridor Kayutangan Kota Malang.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, MALANG - Berbagai komunitas memamerkan karya mereka di ajang Rise and Shine 108 di koridor Kayutangan Kota Malang. Salah satunya Komunitas Pelanusa (Pelangi Nusantara).
Saat ini jumlahnya anggotanya ada 25 kelompok. Hasil produknya dipajang di pagar sebuah instansi.
"Komunitas kita memanfaatkan kain batik, tenun yang asli nusantara," kata Nur Suryanti atau Yanti Pelanusa pada SURYAMALANG.COM, Minggu (5/6/2022).
Komunitasnya melakukan pertemuan di Kota Malang di Indigo Space di eks gedung Telkom Kayutangan setiap Selasa. Disana ada ruang kreatif khusus bagi penggiat kriya tekstil.
Ada yang belajar dan gurunya. Ada yang belajar di tingkat pemula dan lanjut. Sedang Pelanusa Center ada di Singosari, Kabupaten Malang yang dilengkapi workskop dan kunjungan-kunjungan tamu.
"Jadi kami ini komunitas berbasis UMKM. Kita berdiri sebenarnya unuk membantu mendirikan bisnis di bidang tekstil. Tapi kita bergeraknya sama-sama dalam komunitas," jelas Yanti.
Dalam event ini untuk show off atau pamer hasil karya sekaligus menuju 10 tahun Pelanusa. Karya komunitas Pelanusa bahkan sudah ada diekspor Jepang dan Malaysia dan Australia.
Untuk harga produknya mulai Rp 500.000 sampai Rp 10 juta. Sedang untuk pemasarannya dilakukan offline dan online.
"Kami kepingin khususnya Kayutangan diwarnai dengan kriya tangan masyarakat seperti komunitas kita," katanya.
Agar produknya ada menjangkau masyarakat, ada yang dititipkan di toko oleh-oleh. Tujuannya agar bisa menunjukkan bahwa Malang punya bidang kriya yang digemari.
Hasil produk yang dibuat komunitas ini seperti selimut, aksesoris fashion dll. Sedang komunitas pelukis ada seniman kaki lima yang dulu ada di depan Toko Buku Siswa.
Mereka memajang hasil karyanya di depan deretan toko yang ada di Kayutangan. Kandar, pelukis sketsa menerima pesanan sketsa dari pengunjung yang datang di acara itu.
"Biayanya Rp 50.000," kata Kandar.
Menurutnya, ada acara ini disambut baik seniman. Sebab warha jaid tahu karya seniman.
Sedang pelukis realis, Yusak atau Ateng menghadirkan karya lukis tentang kucing.
"Saya sebenarnya melukis bebas. Tapi lagi senang lukis kucing. Ada event ini ya senang," katanya.
Ada juga lukisan media goni dan tas goni dari Hafidz Ilmi. Ia menghadirkan empat karya lukis bermedia goni dan empat tas.