Berita Madiun Hari Ini

Dampak Kenaikan Harga Cabai Rawit ke Warung Prama Ayu Madiun

Kenaikan harga cabai rawit berdampak pada pendapatan Warung Prama Ayu di Desa Sirapan, Kabupaten Madiun.

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Samsul Hadi
Cabai rawit. 

SURYAMALANG.COM, MADIUN - Kenaikan harga cabai rawit berdampak pada pendapatan Warung Prama Ayu di Desa Sirapan, Kabupaten Madiun.

Warung makan yang populer dengan sambel kluwak dan nasi buntel daun jati tersebut sangat terdampak dengan kenaikan harga cabai rawit yang melambung.

Pemilik warung makan, Sri Martini mengatakan usaha kulinernya bisa berjalan lancar saat harga cabai antara Rp 25.000 sampai Rp 40.000 per kilogram (Kg).

Saat ini harga cabai rawt mencapai Rp 90.000 per Kg.

"Kami tidak bisa mengurangi cabainya karena sudah ada patokan resepnya. Kalau cabai 5-10 biji itu pedas. Jadi ukurannya segitu," ucap Martini kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (14/6/2022).

Jika mengurangi jumlah cabai di tiap porsi, kualitas masakannya akan berkurang dan mengecewakan konsumen.

Makanya Martini tidak mengurangi resep yang sudah menjadi patokannya.

Martini juga enggan untuk menaikkan harga di warung makannya.

Menurutnya banyak tetangga terdekat yang berlangganan di warungnya karena harga yang terjangkau.

"Kalau menu komplit, ada telur, tempe belut seharga antaar Rp 20.000 sampai Rp 25.000. Kalau telur dan tempe, antara Rp 10.000 sampai Rp 15.000," lanjutnya.

Dengan pertimbangan tersebut, Martini memangkas margin keuntungan dari penjualan warung makannya.

Martini bisa menjual sampai 90 porsi nasi sambel kluwak per hari.

Omzet penjualannya bisa naik hampir dua kali lipat dengan penjualan hingga lebih dari 150 porsi dalam sehari pada akhir pekan.

Martini berharap harga cabai rawit segera turun, sehingga perputaran usaha warung makannya bisa kembali sehat.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved