Berita Batu Hari Ini
Ratusan Sapi di Kota Batu Mati karena PMK, Warga Kesal Pos Penyekatan Sering Kosong
Ketua DPRD Batu mendapat aduan dari peternak terkait sering tidak terlihatnya petugas di posko penyekatan
Penulis: Benni Indo | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM|BATU – Ketua DPRD Batu, Asmadi mendapat aduan dari peternak terkait sering tidak terlihatnya petugas di posko penyekatan.
Aduan tersebut diterima Asmadi saat melihat langsung penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di sejumlah tempat di Kota Batu.
“Warga berharap ada petugas yang betul-betul ada di posko. Mereka ingin ada petugas yang bisa memantau dan menjaga selama 24 jam. Tentunya nanti jam kerja petugas bergantian,” ungkap Asmadi.
Keresahan warga ini bukan tanpa alasan. Penyebaran PMK di Kota Batu semakin parah sejak dilaporkan pertama kali pada Mei lalu.
Masyarakat, terutama peternak sapi perah mulai resah.
Asmadi mendorong agar para petugas yang mendapat tanggungjawab di posko bisa ditambah jumlahnya.
Pun diharapkan tidak meninggalkan posko sehingga bisa memantau mobilitas kendaraan yang mengangkut hewan ternak.
Hingga saat ini, sudah ada 2000 lebih sapi yang terserang PMK di Kota Batu. 100 ekor lebih dilaporkan mati akibat PMK. Ratusan lainnya dilaporkan dipotong paksa.
“Sementara angka kesembuhannya mencapai 1100 lebih. Angka itu berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian Kota Batu,” ungkap Asmadi.
Asmadi meyakini, data-data yang dilaporkan tersebut tidak akurat. Pasalnya, ada banyak kejadian di lapangan yang tidak terdata oleh Pemkot Batu. Dengan kata lain, kondisi kenyataannya bisa saja lebih buruk.
“Kondisi PMK di Kota Batu sangat memprihatinkan. Dinas terkait harus jemput bola untuk menangani ini semua,” tegas Asmadi.
Efektifitas kerjasama antar sektor di Kota Batu harus ditingkatkan. Jika tidak, kerugian akan terus dialami oleh peternak, utamanya yang memiliki sapi perah.
DPRD Batu akan mengusulkan ke Pemkot Batu agar ada instrumen bantuan kepada para peternak. Pasalnya, sejumlah peternak hanya mengandalkan hewannya untuk kebutuhan ekonomi keluarga.
“Itu asetnya peternak, jika kehilangan ya susah. Makannya memang perlu dibantu agar mereka bisa bangkit,” papar Asmadi.
Belum ada keterangan resmi dari Pemkot Batu mengenai penanganan PMK kepada publik. Informasi mengenai data jumlah hewan yang terjangkit juga tidak dikeluarkan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu. Plt Kepala Dinas dan Sekretarisnya tidak dapat dihubungi hingga Kamis sore, pukul 16.20 WIB.