Berita Lumajang Hari Ini

Kisah The Real Sultan Lumajang, Mantan Bandit Jalanan Kini Jadi Juragan Kentang yang Dermawan

Mbah Kerto dijuluki the real sultan dari Lumajang. Dulunya ia adalah seorang begal, setelah tobat ia menjadi seorang petani kentang yang dermawan

Penulis: Tony Hermawan | Editor: rahadian bagus priambodo
Mbah Kerto petani kentang sukses asal Desa Ranupane, Kecamatan Senduro, Lumajang. Ia dijuluki the real sultan Lumajang karena kaya dan dermawan 

Punggungnya sama sekali tidak membungkuk. Badannya hampir tidak ada keriput. Hanya jenggotnya yang memutih.

Sehari-hari, Mbah Kerto juga masih kuat mengendarai mobil hingga puluhan kilometer.

Terkadang dia juga kerap berkeliling desa mengenakan motor trail.

Kata Mbah Kerto, resep sehat dan panjang umurnya karena setiap hari bertani.

"Aku ini masih sehat kok. Wong aku wa-wa'an (WhatsAppan.red) masih bisa," ujarnya sambil terkekeh.

15 Tahun di Dunia Hitam

Tapi, sebelum di posisi sekarang, orang sepuh yang lahir di tahun 1919 ini, ternyata
semasa muda pernah tiga kali gagal soal urusan cinta, sampai akhirnya terjerumus menjadi bandit jalanan.

Dirinya pernah mengandrungi judi hingga akhirnya utangnya mencapai puluhan juta.

Kalut mencari jalan keluar, dia terjun menjadi seorang begal.

Dunia hitam ini dijalani Mbah Kerto kurang lebih selama 15 tahun.

Bukannya menemukan solusi, dia malah menjadi seorang buron. Bayang-bayang hidup di penjara setiap hari menghantui pikirannya.

Pria asal Desa Argosari, Kecamatan Senduro ini akhirnya memutuskan untuk tobat.

Pada tahun 1976, Mbah Kerto pindah ke Ranupane untuk niatan mengubah nasib.

Saat itu, dia mendengar kontur tanah di Ranupane cocok ditanami bibit kentang. Bibit kentang yang ditanam di Ranupane bisa tumbuh kentang yang memiliki kualitas super.

Tapi di awal-awal pertobatannya, Mbah Kerto mengalami masa-masa tirakat.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved