Ajudan Jenderal Polisi Ditembak Mati

6 Kejanggalan Tewasnya Brigadir Yosua atau Brigadir J dan Jawaban yang Diberikan Kepolisian

Sorotan pada kasus tewasnya ajudan jenderal polisi, Brigadir J atau Brigadir Yosua itu tak lepas dari banyaknya kejanggalan yang ditemui.

Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Dyan Rekohadi
KOLASE - SURYAMALANG.COM/TribunJambi/Istimewa
Brigpol Nopryansah Yosua atau Brigadir Yosua atau Brigadir J yang tewas dalam baku tembak sesama polisi di rumah dinas atasannya Kadiv Propam di Jakarta. Peristiwa kematiannya jadi sorotan karena dinilai banyak kejanggalan 

Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional Inspektur Jenderal Benny Mamoto menyebut tak ada luka sayatan.

"Tidak ada luka sayatan, yang ada luka bekas serempetan bekas peluru atau pecahan peluru. Kalau sayatan itu tipis seperti kena pisau, tetapi ini tidak," ujar Benny.

Benny juga menyanggah adanya jari yang putus pada tubuh korban.

Menurut Benny, jari Brigadir J terluka karena ketika memegang pistol ia terkena tembakan dari Bharada E. Ia memastikan tidak ada jari putus.

"Kemudian menyangkut masalah luka lain, itu dari keterangan para saksi tidak ada aksi pemukulan dan sebagainya. Karena ini semata melepas tembakan dan pelurunya itu mengenai benda lain baru mengenai tubuh," ujar Benny.

Karena peluru mengenai benda lain sebelum bersarang di tubuh Brigadir J, kata Benny, maka proyektilnya pecah.

Menurut dia, belum tentu luka yang diterima Brigadir J selebar setelah terkenan peluru utuh.

Anggota DPR RI Mayjen TNI (purn) Tubagus Hasanuddin yang turut mengamati peristiwa penembakan Brigadir J, ikut menyoroti pernyataan soal luka sayatan di tubuh korban.

Tubagus mengatakan jika ada yang mengatakan luka sayatan itu terserempet peluru, maka bukanlah luka sayatan yang seharusnya didapat. Tetapi luka bakar.

"Peluru itu kan panas. Kalau menyerempet, ya lukanya luka bakar," kata purnawirawan jenderal TNI AD itu. 

Baca juga: Seorang Brimob Ajudan Jenderal Tewas Ditembak Sesama Polisi di Rumah Dinas, Keluarga Korban Kecewa

3. Tak Ada Rekaman CCTV

Kejanggalan lain dari peristiwa tewasnya Brigadir Yosua adalah tidak adanya bukti rekaman cctv dari lokasi kejadian atau dari TKP rumah dinas perwira Tinggi Polri itu.

Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto mempertanyakan soal longgarnya sistem keamanan closed-circuit television (CCTV) di rumah Kadiv Propam Polri.

Ia bahkan, mendapatkan informasi bahwa CCTV di rumah tersebut rusak.

“Apakah begitu longgarnya sistem pengamanan di rumah dinas seorang Kadivpropam sehingga CCTV pun kabarnya rusak semua?,” tuturnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved