Berita Batu Hari Ini
Menjaga Nyala Semangat Pelajar SMA SPI Kota Batu
Perkembangan informasi yang menyertai proses hukum JE, salah satu pencetus SMA SPI, menjadi salah satu penyebab sejumlah pelajar enggan datang
Penulis: Benni Indo | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM|BATU - Sekolah Menengah Atas Selamat Pagi Indonesia (SPI) menyongsong tahun belajar baru.
Sejak Senin (18/7/2022), para pelajar baru di SMA SPI mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), didampingi guru dan pengurus OSIS.
Pada hari pertama, mereka belajar mengenal lingkungan sekolah dan para guru. Termasuk teman-teman barunya dan tempat tinggal barunya.
Hari kedua, para pelajar baru mendapatkan salah satu materi tentang bahaya penggunaan obat-obatan terlarang. SMA SPI menggandeng Kepolisian dan BNN.
Kegiatan MPLS akan berakhir esok, Rabu (13/7/2022). Di hari ketiga akan ada penjaringan minat dan bakar para pelajar.
Ada sejumlah pilihan ekstrakurikuler di SMA SPI di antaranya adalah voli, basket, tenis meja, futsal, seni tari, teater, kelompok ilmu pengetahuan alam dan sosial, kelompok belajar bahasa Inggris serta Mandarin.
Setelah selesai, para pelajar akan mengikuti kegiatan belajar mengajar aktif per Kamis (14/7/2022).
Reproter suryamalang.com datang langsung melihat kegiatan MPLS para siswa pada Selasa (19/7/2022). Kegiatan berlangsung penuh dengan keakraban.
Anak-anak yang berasal dari sejumlah tempat di Indonesia itu saling mengenal satu sama lain. Mereka juga belajar tentang kepribadian bersama para guru.
Tawa ceria terlihat di wajah mereka. Sesekali mereka juga harus seribu ketika harus mendengarkan materi penting dari guru. Hiruk pikuk persoalan hukum JE di luar sekolah sungguh sangat kontras dengan kondisi di dalam sekolah.
Kegiatan MPLS berlangsung mulai pukul 7.30 hingga 15.00. Ada 26 pelajar baru yang masuk SMA SPI di Kota Batu tahun ini. Jumlah ini jauh lebih sedikit.
Sebelumnya, sudah ada 40 pelajar yang berencana datang ke SMA SPI untuk belajar.
Perkembangan informasi yang menyertai proses hukum JE, salah satu pencetus SMA SPI, menjadi salah satu penyebab sejumlah pelajar enggan datang ke Kota Batu.
Beberapa di antara mereka justru kembali ke rumah setelah berada di SMA SPI.
Kepala SMA SPI, Risna Amalia Ulfa menyebut, jumlah anak yang pergi dari SMP SPI jauh lebih banyak jika dibanding mereka yang batal datang.