Breaking News

Travelling

Fenomena Embun Es di Dedaunan Ranupane Lumajang, Jadi Magnet Wisata Saat Desa Terkurung Suhu Dingin 

Fenomena embun es di dedaunan di desa Ranupane, yang berada di kaki gunung Semeru Lumajang ini jadi daya tarik wisata atau magnet wisata tersendiri

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Tony Hermawan
Embun es menempel di dedaunan di Ranupane Lumajang jadi daya tarik wisata tersendiri bagi desa yang berada di kaki gung Semeru itu 

SURYAMALANG.COM , LUMAJANG  - Fenomena embun es di dedaunan saat ini bisa ditemui di desa Ranupane, yang berada di kaki gunung Semeru.

Fenomena embun es di dedaunan di masa perubahan iklim ini jadi daya tarik wisata atau magnet wisata tersendiri.

Dalam seminggu terakhir Desa Ranupane, Kecamatan Senduro, Lumajang, terkurung suhu dingin.

Suhu udara saat malam bisa mencapai 7 derajat celcius.

Akibatnya, ketika pagi embun es muncul di dedaunan.

Kemunculan embun es ini menandai bahwa iklim cuaca sekarang sudah mulai memasuki musim kemarau.

 

Orang lokal di Ranupane biasa menyebut kemunculan embun es dengan bun upas. 

Hermanto salah seorang warga Ranupane mengatakan, embun es umumnya selalu terjadi setiap kali usai musim pancaroba.

Musim kemarau kerap kali membuat suhu udara malam hari cukup ekstrem. Angkanya bisa sampai nol derajat  bahkan minus.

Jika pagi tidak ada kabut, embun es pasti akan muncul di atas dedaunan.

"Itu kalau sudah terjadi dinginnya rasanya sampai menusuk tulang. Pakai jaket rangkap tiga dinginnya masih tembus di badan," kata Hermanto.

Hermanto menjelaskan, embun es setiap tahun akan muncul antara bulan Juli, Agustus, hingga September.

Embun es akan lebih sering muncul pada Agustus.

Suhu udara saat siang akan lebih panas. Sedangkan ketika malam suhu udara akan lebih rendah ketimbang musim penghujan.

Meski dingin, fenomena embun es ini rupanya menjadi salah satu daya tarik alamiah bagi wisatawan.

Banyak orang dari luar kota ingin menyaksikan fenomena ini secara langsung. Ini karena bentuk embus es sekilas mirip salju. 

Wisatawan yang ingin menyaksikan embun es biasanya datang ke Ranupane sejak sore atau malam.

Umumnya wisatawan akan menginap karena embun es hanya muncul antara pukul 5 sampai 6 pagi.

Lewat dari jam itu, embun es hilang karena meleleh terkena hawa panas.

"Memang butuh usaha biar bisa melihat langsung embun es. Kalau siang sedikit embun es sudah hilang meleleh terkena cuaca panas," pungkas Hermanto.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved