Emosi Ferdy Sambo saat Rekonstruksi Jadi Sorotan, Beda Jauh dengan Sikap Putri Candrawathi
Emosi Ferdy Sambo saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J jadi sorotan, beda jauh dengan sikap Putri Candrawathi
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Emosi Ferdy Sambo saat rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J jadi sorotan tersendiri.
Terlebih perbedaan sikap Ferdy Sambo selaku otak tersangka dengan istrinya, Putri Candrawathi sangat mencolok.
Ferdy Sambo sebagai dalang pembunuhan tampak sangat tenang, sementara Putri Candrawathi sebagai satu dari empat tersangka justru terlihat lebih tertekan.
Usut punya usut, ada beberapa penyebab yang diduga jadi pemicu Ferdy Sambo tak tampak emosi sama sekali saat rekonstruksi.
Padahal emosi Ferdy Sambo sangat dibutuhkan untuk menunjukkan rekonstruksi kejadian sebenarnya.
- Sudah Siap Sejak Awal
Melihat ini, ahli forensik emosi, Handoko Gani, berpendapat, Ferdy Sambo sejak awal terlihat sudah siap mengikuti proses rekonstruksi.
Menurut dia, ini wajar lantaran perwira tinggi Polri itu pernah bertugas di Reserse Kriminal sehingga terbiasa dengan proses olah TKP.
Handoko menilai, Ferdy Sambo memang terlihat lebih tenang.
Namun, dia tak dapat memastikan apakah dalam reka ulang adegan tersebut Sambo hanya mengikuti perintah demi perintah polisi, atau juga memberikan klarifikasi kejadian versi dirinya.
"Kalau sekadar hanya mengikuti saja, khawatirnya emosinya ini bukan emosi bawaan langsung yang dirasakan oleh Sambo," kata Handoko dalam tayangan Kompas TV, Selasa (30/8/2022).
"Tapi kalau memang beliau mengikuti emosi demi emosi, maka emosi yang dirasakan itu bisa jadi sama dengan emosi yang dulu dirasakan saat momen tersebut (penembakan Brigadir J) berlangsung," tuturnya.
- Emosi Ferdy Sambo Dipertanyakan
Menurut Handoko, proses reka ulang adegan seharusnya membangkitkan memori peristiwa yang direkonstruksi.
Jika seseorang mengingat peristiwa-peristiwa berkesan, termasuk yang meninggalkan rasa sedih dan takut, maka emosi tersebut seharusnya tampak di wajah.
Oleh karenanya, Handoko mempertanyakan emosi Ferdy Sambo.
"Makanya kita perlu tahu dulu apakah waktu instruksi itu diberikan, beliau (Sambo) memberikan koreksi atau tidak," ujarnya mengutip Kompas.com (31/08/2022).
Sementara, dari raut wajah Putri, Handoko menilai bahwa istri Ferdy Sambo itu terlihat lebih tertekan.
Sebabnya, Putri kebanyakan menundukkan kepalanya selama proses rekonstruksi.
"Kemungkinan tekanan itu ada. Kemudian, kemungkinan takut salah juga ada. Kemungkinan takut salah dalam artian kemungkinan malah memberatkan juga ada," ujar Handoko.
Berangkat dari ekspresi yang ditunjukkan Sambo dan Putri selama 7,5 jam proses reka ulang adegan, Handoko duga, rekonstruksi masih belum optimal.
"Dugaan saya adalah belum optimal. Mungkin masih ada yang belum diungkapkan dari keduanya," kata dia.
Artikel Kompas.com 'Membaca Ketenangan Ferdy Sambo dan Kegelisahan Putri Candrawathi'.
- Sikap Ferdy Sambo dan Putri Selama Rekonstruksi
Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, hadir dalam proses rekonstruksi yang digelar di kediaman pribadi Sambo, Jalan Saguling dan rumah dinasnya di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2022).
Ferdy Sambo hadir di lokasi rekonstruksi mengenakan pakaian tahanan berwarna oranye dengan kedua tangan diikat.
Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri itu hadir sekitar pukul 09.30 WIB didampingi kuasa hukumnya, Arman Hanis.
Sebelum mengikuti reka ulang adegan, Ferdy Sambo dan pengacaranya menunggu di sebuah ruangan.
Keduanya duduk sambil berbincang dan air muka Ferdy Sambo tampak tenang, bahkan senyum tipis sempat tersungging di wajahnya.
Dalam proses rekonstruksi itu, Ferdy Sambo memperagakan sejumlah adegan, salah satunya detik-detik penembakan terhadap Brigadir J.
Penembakan itu terjadi di lantai satu rumah Ferdy Sambo di Duren Tiga.
Mulanya, tampak pemeran pengganti Bharada E menodongkan pistol ke hadapan pemeran Brigadir J yang berdiri di depan tangga.
Kedua telapak tangan pemeran Brigadir J membuka di depan dada, seolah memohon supaya tidak ditembak. Sementara, Ferdy Sambo berdiri di samping pemeran Bharada E.
Ferdy Sambo memerintahkan anak buahnya itu menembakkan peluru ke arah Brigadir J.
Setelah ditembak, Brigadir J tewas dan tubuhnya tersungkur di depan kamar.
Ferdy Sambo lantas mengambil pistol jenis HS-19 milik Brigadir J yang diletakkan di pinggang Yosua.
Jenderal bintang dua tersebut lantas mengarahkan moncong pistol ke arah tembok dekat tangga dan melepaskan sejumlah tembakan.
Begitu juga dengan Putri Candrawathi yang memperagakan sejumlah adegan.
Salah satu adegan yang direka ulang yakni pembicaraan antara Putri dengan suaminya di ruangan Sambo di lantai 3 rumah pribadi keduanya di Jalan Saguling.
Dalam ruangan itu, Putri Candrawathi duduk di sofa berdampingan dengan Ferdy Sambo.
Putri Candrawathi yang berbaju putih tampak menundukkan kepalanya.
Tak lama, dia seperti menyekakan tangan ke wajah. Namun, tidak jelas apakah Putri Candrawathi meneteskan air mata atau tidak.
Ferdy Sambo, dengan tangan terikat, lantas memeluk dan mencium kepala istrinya dan Putri pun menyambut pelukan Sambo.
Selama beberapa detik, dia membenamkan wajah di pelukan suaminya. Tak terdengar apa yang dibicarakan pasangan suami istri itu.
Setelahnya, tampak Ferdy Sambo mengeluarkan alat komunikasi handy talkie (HT).
Diduga, Sambo memanggil tiga anak buahnya untuk membicarakan rencana pembunuhan, yakni Richard Eliezer atau Bharada E, Ricky Rizal atau Bripka RR, dan Kuat Ma'ruf.
Ikuti berita Ferdy Sambo dan Brigadir J lainnya.
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com
(Kompas| Fitria Chusna Farisa)