Berita Jawa Timur Hari Ini
Sukses Bisnis Camilan, Pempuan Asal Kediri Serap Banyak Tenaga Kerja Anak Yatim
Perempuan 25 tahun ini mengawali bisnis camilannya sejak 2016 lalu. Diah mengawali usahanya karena terinspirasi oleh sang paman
Penulis: Luthfi Husnika | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM|KEDIRI - Usaha makanan ringan atau camilan menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan. Camilan yang menjadi kesukaan hampir semua orang seolah tak ada habisnya.
Bisnis ini juga yang dilakoni oleh Diah Ratna Sari, perempuan muda asal Kediri yang kini sukses menjadi pengusaha camilan.
Perempuan 25 tahun ini mengawali bisnis camilannya sejak 2016 lalu. Ia membuka usaha camilan rumahan di tempat tinggalnya Kelurahan Blabak, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.
Diah mengawali usahanya karena terinspirasi oleh sang paman yang merupakan petani jamur. Diah kemudian tertarik untuk membuat olahan makanan berbahan dasar jamur tersebut.
"Awalnya saya sering ikut memetik jamur tiram di tempat paman. Saat musim panen tiba, jamur akan dibawa ke pasar untuk dijual. Namun ada saja jamur yang tersisa dan tidak laku dan tersisa banyak," kata Diah, Rabu (31/8/2022).
Diah yang kebetulan pernah mengikuti seminar kewirausahaan tentang cara membuat usaha camilan. Dari sana kemudian muncul ide Diah untuk mengolah jamur tiram menjadi camilan yang bernilai jual lebih.
"Kebetulan pada waktu itu ikut seminar tentang cara membuat camilan. Disitu saya punya ide tentang bagaimana mencoba jamur ini diolah untuk dijadikan camilan. Kemudian coba-coba membuat jamur krispi," ujarnya.
Diah bersama saudaranya, Bagas, kemudian memulai riset dan coba-coba produk camilan yang akan dibuatnya. Mereka menggoreng jamur yang sudah dibumbui sedemikian rupa untuk dijadikan jamur krispi.
Diah kemudian mengemas jamur krispi olahannya menggunakan plastik dan ditempel menggunakan stiker.
Penjualannya pun tak begitu sulit, Diah memasarkan jamur krispi olahannya melalui berbagai cara online dan offline. Ia juga kerap menjajakan jamur krispi tersebut di acara Car Free Day (CFD).
Hasilnya ternyata jamur krispi olahan Diah dan Bagas banyak diminati.
"Dari sana usaha camilan ini terus berkembang. Pernah juga dapat banyak orderan yang membludak, sampai 5 ribu kemasan waktu itu," ceritanya.
Karena makin jamur krispi buatan Diah makin dikenal dan ia kewalahan, Diah kemudian merekrut karyawan.
Saat itu, dia juga melihat tetangga di sekitarnya merupakan orang tidak mampu hingga penggangguran.
Ia bertemu dengan dua tetangganya itu untuk menawarkan pekerjaan. Kemudian, juga menambah belasan karyawan dari warga setempat.
Karyawan tersebut didominasi pemuda yang tidak mempunyai orang tua atau yatim/piatu hingga janda.
"Total ada 20 karyawan kami disini, 10 di antaranya anak yatim piatu. Mereka pun diberikan pembelajaran tentang proses cara membuat camilan ini," tambah Diah.
Saat ini, Diah berhasil memasarkan olahan jamur krispi miliknya ke seluruh Indonesia, bahkan sampai mancanegara. Jamur krispi olahannya sudah di jual di negara-negara tetangga seperti Tiongkok, Hongkong, Dubai, Singapura, dan Malaysia.
"Awalnya tidak menyangka bisa memasarkan jamur krispi ke luar negeri. Karena hanya fokus di lokalan saja. Mereka yang membeli camilannya itu merupakan temannya yang bekerja menjadi pekerja migran. Alasannya adalah camilan tersebut memiliki rasa unik dan di negara tersebut tidak ada. Disana banyak juga yang dijual lagi oleh mereka seperti di kampus-kampus. Dan banyak peminatnya," paparnya.
Saat ini, Diah mampu memproduksi rata-rata 20 ribu kemasan setiap bulannya. Sedangkan untuk pengiriman ke luar negeri atau setiap negara mencapai 3000 kemasan.
Untuk harga, bagi distributor dikenakan Rp 10 ribu-Rp 13 ribu, sementara end user Rp 16 ribu-Rp 18 ribu.
"Alhamdulillah kami sangat senang sekali bisa punya usaha dan karyawan sendiri. Itu pun ada banyak rintangi dan proses panjang yang sudah saya hadapi," pungkasnya.
