Berita Blitar Hari Ini
Harga Telur Mahal, Biaya Produksi Pengusaha Roti di Kota Blitar Membengkak 30 Persen
Mahalnya harga telur ayam berdampak pada biaya produksi pengusaha roti di Kota Blitar.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, BLITAR - Mahalnya harga telur ayam berdampak pada biaya produksi pengusaha roti di Kota Blitar.
Biaya produksi pengusaha roti membengkak sekitar 30-40 persen akibat harga telur terus naik belakangan ini.
Seperti yang dialami, Susilorini (53), pengusaha roti asal Kelurahan Pakunden, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.
Susilorini mengaku sekarang biaya produksi untuk membuat roti membengkak 30-40 persen setelah terjadi kenaikan harga telur.
"Harga bahan-bahan untuk membuat roti naik, harga tepung naik, harga mentega naik, sekarang harga telur naik. Biaya produksi ikut naik 30-40 persen," kata Susilorini kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (2/9/2022).
Ia mengatakan telur menjadi salah satu bahan pokok untuk memproduksi roti.
Tiap hari, ia membutuhkan 40-50 kilogram telur untuk memproduksi bermacam-macam roti.
Padahal, ia membeli telur langsung ke supplier yang harganya lebih murah dari pada harga telur di pasaran.
Tetapi, harga telur di supplier tetap saja mengikuti harga di pasaran.
Jika harga di pasaran naik, otomatis harga di supplier juga ikut naik.
"Sebelumnya, saya beli telur di supplier dengan harga Rp 19.000-Rp 20.000 per kilogram. Sekarang harga di supplier sudah Rp 26.000 per kilogram," ujar perempuan yang sudah buka usaha roti sejak 1988 itu.
Menurutnya, harga telur Rp 26.000 per kilogram itu untuk kualitas sedang.
Sedang telur kualitas super di supplier harganya sudah sekitar Rp 30.000 per kilogram.
"Kualitas telurnya sebenarnya bagus, hanya saja warna kulitnya tidak terlalu cokelat. Kalau yang kulitnya cokelat gelap, harganya lebih Rp 30.000 per kilogram," katanya.
Untuk menyiasati mahalnya harga telur, sekarang Susilorini tidak berani menyetok produksi roti.