TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA
Nasib Rafi Bocah SMA yang Jadi Korban Arema Vs Persebaya, Kondisi Saat Tewas Bikin Ibu Miris
Ibu almarhum Ibnu Muhammad Rafi beberkan kondisi sang anak yang ditemukan di RSI Gondanglegi dengan kondisi sudah tak bernyawa.
Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, MALANG - Seorang ibu salah satu korban Arema Vs Persebaya beber kondisi sang anak yang miris.
Seperti diketahui tragedi Arema Vs Persebaya ini saat ini menjadi sorotan pecinta sepak bola tanah air.
Pasalnya laga yang berlangsung di stadion Kanjuruhan Malang itu berakhir dengan ricuh hingga menewaskan 125 korban jiwa.
Satu di antaranya ialah Ibnu Muhammad Rafi, pelajar SMA Negri 10 Kota Malang yang masih duduk dibangku kelas 11.
Belum lama ini ibu almarhum Ibnu Muhammad Rafi beberkan kondisi sang anak yang ditemukan di RSI Gondanglegi dengan kondisi sudah tak bernyawa.
Sang ibu membeberkan jika sang anak sebenarnya tidak menyukai bola, namun karena sering diajak teman-temannya akhirnya ia berangkat.
Sang anak yang akrab disapa Rafi itu berangkat bersama teman-temannya menonton pertandingan Arema Vs Persebaya.
Baca juga: Tangisan Juragan 99 Saat Beri Keterangan Soal Tragedi Arema Vs Persebaya
Baca juga: Komnas HAM Investigasi Tragedi Stadion Kanjuruhan, Soroti Tembakan Gas Air Mata Terhadap Aremania
Kekhawatiran sang ibu berna Cece ini bermula saat saang kakak mengabari jika kejadian di Kanjuruhan sangatlah mengkhawatirkan.
Mencoba hubungi sang anak, telepon Rafi itu diangkat oleh seorang wanita yang mengabarkan jika anaknya sudah berada di RSI Gondanglagi.
Ibu Cece ini pun lantas mengabari sang kakak agar segera mengecek kondisi sang adik.
Sayangnya sang adek sudah berada di kamar janazah dengan kondisi yang mengenaskan.
Memar dibagian leher hingga wajah penuh warna hitam seperti gosong.
"Lukanya terdapat memar dileher, tapi mukanya itu hitam seperti alergi kulit," katanya.
"Yang lebih miris itu telinganya kiri kanan keluar darah sampai sudah dimandikan juga masih keluar," tambahnya.
Meski begitu sang ibu sangat bersyukur lantaran sang anak ditemukan meski dalam kondisi sudah tak bernyawa.
Pasalnya sang anak yang bernama Rafi itu tidak membawa kartu identitas sama sekali.
"Syukurnya saya telepon sampai rumah sakit pun kakaknya langsung nyari satu per satu di kamar jenazah," tutupnya.
Anda dapat menonton video selengkapnya dibawah:
Kisah 3 Saudara Aremania yang Pelajar SMK Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan,
Tiga bersaudara yang sama-sama seumuran, bersekolah SMK jadi korban tewas tragedi Kanjuruhan, laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Sabtu , 1 Oktober 2022.
Tiga bersaudara Aremania yang meninggal bersamaan saat menonton pertandingan Arema FC itu diketahui merupakan pelajar di Tulungagung, Jombang dan Malang.
Mereka ialah Mohammad Haikal Maulana (18) siswa SMKN 2 Tulungagung, warga Desa Sumberdadi, Kecamatan Sumbergempol.
Lalu dua saudaranya yang meninggal bersamaan diketahui bernama Astrid, siswi kelas 2 SMA di Malang
Tulungagung namanya Haikal kelas 1 SMA dan di Malang Astrid kelas 2 SMA, dan Muhammad Irsyad Aljuned (18) , siswa kelas 3 SMKN Kudu, Jombang.
Ayah Irsyad, M.Arif Junaedi menceritakan, anaknya Irsyad ikut bergabung dalam fans Aremania Megaluh Jombang dan seringkali menonton laga Arema FC di Kanjuruhan.
Korban sebelumnya berangkat bersama adik kandungnya bernama M. Yaziid Novel Al Bastommy (15).
Mereka mengendarai motor Vario dari Jombang menuju Malang, pada Sabtu pagi sekitar pukul 07.30 WIB.
Setibanya di Malang, Irsyad bersama dua saudaranya sebaya yakni satu pria dan satu wanita menuju ke Stadion Kanjuruhan.
Sementara sang adik tak jadi masuk stadion karena tak mendapatkan tiket.
Nahas ketiga korban yang merupakan satu kerabat ini meninggal akibat kekurangan oksigen sesak napas karena gas airmata, desakkan-desakan hingga terinjak-injak saat hendak keluar stadion.
"Ya masih satu keluarga yang meninggal, kakaknya dari Tulungagung namanya Haikal kelas 1 SMA dan di Malang Astrid kelas 2 SMA, kalau Irsyad kelas 3 SMA," ucap Arif.
Kondisi korban mengalami luka lebam di bagian kaki, dada bahkan wajahnya membiru seperti gosong.
"Kondisinya luka di kaki, memar di dada dan wajahnya seperti gosong,membiru karena terkena gas airmata, ya ketiganya meninggal yang satu cewek lebam di dada dan pipi kiri," bebernya.
Arif sempat mendapat firasat buruk sebelumnya sebelum anaknya pamit untuk menonton pertandingan bola di Stadion Kanjuruhan.
Pihak keluarga sempat melarang Irsyad berangkat Magrib untuk menonton laga Derby Arema FC vs Persebaya Surabaya.
"Firasat ada daun hijau menempel di baju malam itu saya posisinya kerja di Ngunut Kabupaten Tulungagung tidak lama saya dapat kabar ini," pungkasnya.
Aremania pelajar, korban tragedi Kanjuruhan asal Jombang, Muhammad Irsyad Aljuned (18) dimakamkan di tempat pemakaman umum Dusun Mernung Lor, Desa Sumbernongko, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, Minggu (2/10/2022).
Irsyad, pelajar SMKN Kudu ini adalah salah satu korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan usai laga pertandingan Arema FC VS Persebaya Surabaya yang merenggut ratusan korban jiwa.
Kesedihan mendalam dirasakan keluarga saat pemakaman korban tragedi Kanjuruhan.
M.Arif Junaedi, ayah korban tak kuasa membendung kesediahannya saat melihat jenazah anak pertamanya itu secara berlahan diturunkan ke liang lahat.
Tak hanya dia, Kesi Ernawati ibu korban tampak meneteskan air mata meratapi kepergian anaknya secara tragis tersebut.
Ia terlihat menangis tersedu-sedu di atas pusara anaknya dalam kondisi guyuran hujan sore itu.
Arif mengaku masih tak percaya anaknya meninggal dalam musibah di Kanjuruhan.
Baca juga: 3 Pelanggaran Berat di Tragedi Arema Vs Persebaya: Kesalahan Panpel, PSSI dan Aparat Jadi Sorotan
Baca juga: 12 Tragedi Sepak Bola Paling Mematikan di Dunia, Tragedi Arema Nomor 2, Terbanyak 328 Orang Tewas
Saat kejadian itu, dia sedang bekerja di Tulungagung mendapat kabar Irsyad belum pulang dari menonton pertandingan bola di Kanjuruhan.
"Saya posisinya kerja di Tulungagung ditelepon ada musibah di Kanjuruhan saat itu (Korban, Red) belum ketemu itu sekitar pukul 03.00 WIB," ujarnya saat ditemui di rumah duka, Minggu (2/10/2022).
Menurut dia, pihak keluarga dibantu relawan mahasiswa berupaya mencari hingga akhirnya mendapati
korban ditemukan di Rumah Sakit Wava Husada, Kabupaten Malang.
"Kondisinya kritis dan meninggal di rumah sakit Wava Husada, Kepanjen karena meluber banyak korbannya sehingga tidak terkontrol," ungkapnya.
(Suryamalang.com/Mohammad Romadoni)
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com